Walau hanya sebatas wanita simpanan bagi James, Silvia sangat mencintai pria itu. Namun, Silvia harus menelan pil pahit ketika James memutuskan mengakhiri hubungan mereka. Akhirnya, Silvia pergi meninggalkan James karena banyak tekanan yang memintanya menjauh dari pria yang amat dicintainya. Dia pergi dan menyembunyikan kehamilannya dari James.
Akankah Silvia dan James bertemu dan bersatu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Entah bagaimana caranya, James membawa Silvia dengan mudah di kamar hotel tempatnya menginap. Wanita itu terus menangis tanpa henti ketika James mengancam tentang sang putra. Dia berpikir bahwa hidupnya sudah berada di tangan James.
Pria itu menghela napas kemudian memeluk Silvia. Tentu saja, Silvia langsung meronta tidak ingin disentuh sedikit pun oleh James. Dia takut bila pria itu menyakiti dirinya karena telah meninggalkan James tanpa kata.
Perbedaan kekuatan antara pria dan wanita tentu terlihat jelas. James dengan kuat mendekap Silvia hingga perempuan itu jatuh dalam pelukannya. Pria itu membelai rambut panjang Silvia, dia menyesap wangi dari wanita yang sangat dia rindukan.
"Jangan menangis lagi, Sayang. Aku tidak ingin melihatmu bersedih seperti ini. Maafkan aku karena telah membuatmu pergi," ucap James dengan lembut.
Tubuh Silvia tidak lagi memberontak dari dekapan James. Dia mulai menghentikan tangisannya ketika James mengucapkan kata maaf. Dalam sejarah hubungan mereka tidak pernah pria itu mengucapkan kata maaf. Hingga membuat perempuan itu tercengang ketika James mengatakan hal tersebut.
"Tadi, Anda mengatakan apa?" tanya Silvia sambil masih terisak dalam dekapan James.
Pria itu menangkap wajah Silvia sambil menatap dalam wanita yang selama ini dia cari. "Maafkan aku, Sayang. Jangan pernah berpikir untuk pergi lagi dari hidupku. Aku sangat menyesal karena tidak mencari tahu terlebih dulu tentang foto-foto itu," jawab James menatap Silvia penuh dengan kerinduan.
Mata Silvia mengerjap membuat James begitu gemas dengan ekspresi yang ditampilkan oleh perempuan itu. Tanpa disangka oleh Silvia, James mengecup bibir Silvia. Awalnya, kecupan yang dilakukan James berlangsung sebentar, ternyata pria itu tidak dapat menahan kerinduan yang selama ini dia pendam.
Silvia yang terkejut tidak dapat menghindar dari ciuman yang diberikan oleh James. Ciuman yang awalnya penuh kerinduan berangsur menjadi panas. Hingga, tanpa sadar Silvia telah berbaring di bawah kunjungan James. Pria itu membawa Silvia menuju peraduan yang selama ini selalu terasa sepi.
Sadar dengan posisinya yang sangat membahayakan. Silvia mendorong James yang mulai melakukan hal yang selama ini dia tahan.
"Hentikan!" seru Silvia sambil mendorong tubuh James dengan sekuat tenaga.
Tersentak dengan kelakuannya sendiri, James segera menyingkir dari tubuh Silvia. Dia merutuki kebodohannya yang membuat Silvia semakin ketakutan berada di sisinya. James melihat Silvia merapikan blouse yang dia kenakan.
"Maafkan aku, Via. Aku tidak dapat mengendalikan diriku sendiri. Sekarang, aku ingin kita berbicara tentang hubungan kita, Via," ucap James sambil berusaha menenangkan gejolak dalam dirinya.
"Apa lagi yang harus kita bicarakan? Bukankah Anda bilang kontrak kita telah selesai? Aku hanyalah perempuan mur*Han yang tidak pantas berada di sampingmu. Bahkan, walau hanya menjadi simpananmu pun, aku tidak pantas sama sekali," balas Via.
"Aku tidak pernah mengatakan kamu tidak pantas menjadi wanitaku. Saat itu, aku sangat cemburu dengan foto-foto itu. Aku minta maaf, aku sudah mengetahui semua yang terjadi. Kamu tidak mengkhianatiku sama sekali. Maafkan aku yang bertindak gegabah dengan mengakhiri hubungan kita," ucap James dengan menggenggam tangan Silvia.
Kini mereka duduk berhadapan di ujung tempat tidur. James berusaha untuk menahan semua h*sratnya yang selama ini tidak dapat dituntaskan. Pria itu tahu kalau akan mendapatkan kesulitan bila dia menuruti insting lelakinya.
"Hubungan kita telah berakhir James. Aku mohon kamu dapat melepasku. Aku yakin kamu telah memiliki kehidupan yang bahagia bersama dengan Wilona. Jangan menggangguku lagi, apa lagi menyentuh putraku. Aku mohon, James." Silvia kembali menitikkan air mata.
"Aku tidak akan melepaskanmu, Silvia! Kamu adalah milikku. Di masa lalu dan sekarang kamu akan terus bersamaku. Kamu dan putra kita akan menjadi bagian dariku mulai saat ini," ucap James takjub mengetahui bahwa dia telah memiliki seorang putra.
Perasaannya tidak karuan ketika James mengatakan bila dia tidak akan dilepaskan sama sekali oleh James. Tidak ada dalam keinginannya untuk kembali dalam pelukan pria itu. Dia hanya ingin hidup tenang tanpa James di dalamnya. Walau pada kenyataannya sosok James tidak akan pernah dia lupakan.
"Aku sudah memaafkanmu, James. Namun, ketika dirimu mengatakan kalau hubungan kita telah berakhir. Tidak ada lagi yang bisa kita perbaiki. Aku hanya ingin menjalani hidupku dengan tenang tanpa menjadi simpananmu. Kamu telah memiliki keluarga sendiri. Jadi, tidak perlu lagi membawaku ke dalam kehidupanmu. Aku tidak pernah mau menjadi orang ketiga," balas Silvia.
James menggeleng mendengar ucapan Silvia. Rupanya wanita itu telah salah mencerna ucapan James. Dia menyangka bila James akan kembali menjadikan Silvia sebagai simpanan. Dalam mimpi pun, tidak akan pernah James memperlakukan Silvia seperti itu lagi. Dia adalah ibu dari putranya, yang seharusnya dia berikan kebahagiaan.
Bila status Silvia tidak jelas dan tetap menjadi simpanan tentu saja dia tidak dapat memberikan kebahagiaan yang diimpikannya. Dan apa tadi Silvia bilang? Dia telah memiliki keluarga dan Silvia menjadi orang ketiga? Silvia benar-benar telah hanyut dalam pikirannya sendiri hingga tidak menyadari ucapan James.
"Siapa yang mengatakan kalau aku telah memiliki keluarga sendiri? Siapa pula yang akan menjadikanmu sebagai orang ketiga? Ketika menjadi simpananku pun hanya kamu wanita dalam hidupku. Mengapa aku harus menjadikanmu orang ketiga ketika aku dapat memberikan posisi sebagai pasanganku?" cecar James bertubi-tubi.
Dahi Silvia berkerut mendengar ucapan James. Bukankah dulu pria itu dengan jelas mengatakan bila Wilona adalah calon istrinya? Otak cerdas Silvia masih tidak dapat berpikir dengan jernih karena berada di dekat James.
"Bukankah kamu sudah menikah dengan Wilona? Jadi...."
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca. 😍