Bayangan Di Kota: Kisah Gadis Indigo

Bayangan Di Kota: Kisah Gadis Indigo

Bab 1: Panggilan yang Tak Terduga

Pagi itu Lila duduk di tepi tempat tidur kosannya yang kecil di sudut kota. Matanya setengah terbuka, masih ngantuk. Jam di ponselnya menunjukkan pukul 06.30 pagi, tapi rasanya seperti jam 3 subuh.

"Kenapa, sih, bangun pagi itu berat banget?" gumamnya sambil meraih ponsel yang tergeletak di meja samping tempat tidurnya.

Dia menatap layar ponselnya, menggeser-geser notifikasi yang nggak penting. Dari grup alumni sekolah, notifikasi diskon online shop, dan, tentu saja, beberapa pesan tak dikenal yang sepertinya spam. Matanya tiba-tiba terpaku pada satu pesan misterius dari nomor yang nggak ada di kontaknya. Isi pesannya singkat tapi bikin penasaran.

"Kamu terpilih. Sudah waktunya mulai melihat lebih jelas."

Lila langsung duduk tegak, rasa kantuknya hilang seketika. Dia membacanya ulang, memastikan nggak salah baca.

"Hah? Terpilih? Maksudnya apa?" batinnya.

Hati Lila mulai nggak enak. Bukan soal pesannya yang aneh, tapi firasatnya... Sejak kecil, Lila tahu dia beda. Bukan cuma bisa "merasakan" hal-hal aneh di sekitarnya, tapi kadang-kadang dia juga bisa melihat sesuatu yang nggak bisa dilihat orang lain. Selama ini, dia berusaha mengabaikannya, berharap hidupnya bisa normal di kota besar ini. Tapi sepertinya, hari itu semuanya berubah.

"Ya ampun, Lila. Jangan terlalu dipikirin. Mungkin cuma prank orang iseng," katanya meyakinkan dirinya sendiri, meski hatinya bilang sebaliknya.

...****************...

Setelah mandi dan sarapan seadanya, Lila berangkat ke kantornya di daerah pusat kota. Dia bekerja sebagai jurnalis di sebuah media kecil. Bukan media yang terkenal, tapi cukup bikin sibuk.

Di dalam bus, pikiran Lila nggak berhenti mikirin pesan misterius tadi pagi. "Apa mungkin ada hubungannya sama... kemampuan gue?" pikirnya. Dia ingat beberapa kali melihat bayangan aneh di sudut-sudut kantor, tapi nggak pernah bilang ke siapa-siapa.

"Lila, lo terlalu banyak baca novel horor deh!" kata hatinya berusaha menghibur. Tapi percuma, rasa khawatirnya nggak juga hilang.

Setibanya di kantor, suasana seperti biasa. Meja-meja berantakan, orang-orang sibuk mengetik atau ngobrol soal gosip terbaru. Lila berjalan menuju mejanya dengan perasaan lega. Di tempat ini, dia bisa merasa 'normal'.

"Yo, Lil! Udah dapet bahan buat liputan belum?" suara Rina, rekan kerjanya, memecah lamunannya.

Lila tersenyum tipis. "Belum sih, tapi kayaknya bakal ada yang menarik hari ini," jawabnya sambil duduk.

Rina tertawa kecil. "Heh, feeling lo nggak pernah salah, ya! Mungkin ada misteri di balik pojokan warung kopi tuh," canda Rina.

Lila hanya tertawa kecil, tapi dalam hatinya dia bertanya-tanya, apakah ini hari di mana semuanya bakal berubah?

...****************...

Siang itu, Lila dapat tugas liputan dari bosnya. Bukan tugas besar, cuma liputan tentang renovasi gedung tua di pusat kota. Tapi entah kenapa, saat dia dapat informasi soal gedung itu, perasaannya jadi nggak enak lagi.

Gedung tua itu dikenal punya sejarah yang kelam. Beberapa tahun lalu, katanya ada kebakaran besar di sana dan banyak korban yang nggak sempat selamat. Sekarang gedung itu akan direnovasi jadi gedung perkantoran modern.

Waktu tiba di lokasi, suasana terasa... berbeda. Meski siang bolong, ada sesuatu yang bikin bulu kuduk Lila merinding.

"Kenapa auranya beda, ya?" pikir Lila.

Dia berjalan pelan, sambil melihat-lihat sekeliling. Bayangan gedung yang hitam dan suram terasa begitu kontras dengan sinar matahari yang cerah. Para pekerja konstruksi tampak sibuk di sana-sini, tapi Lila tahu ada sesuatu yang nggak beres di sini.

Ketika dia memotret bagian depan gedung, matanya menangkap sosok samar di jendela lantai dua. Bayangan hitam... berdiri diam, mengawasinya.

"Lila, lo liat apa?" tanya Rina yang ikut dalam liputan.

Lila nggak langsung menjawab. Dia menatap tajam ke arah jendela itu, tapi sosoknya sudah hilang.

"Nggak... nggak apa-apa," jawab Lila, berusaha terdengar normal. Tapi dalam hatinya, dia tahu dia melihat sesuatu. Sesuatu yang orang lain nggak bisa lihat.

...****************...

Malamnya, Lila kembali ke kosannya. Rasa lelah setelah seharian kerja membuat tubuhnya terasa berat. Dia meletakkan tasnya di kursi dan merebahkan diri di kasur. Di kamar yang kecil dan sunyi itu, Lila akhirnya bisa sedikit merasa tenang. Namun, pikiran tentang gedung tua itu terus menghantui.

"Apa yang gue liat tadi siang beneran?" tanya Lila dalam hati. Dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa mungkin itu cuma imajinasinya yang lelah.

Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Notifikasi pesan masuk. Dengan malas, Lila meraihnya.

Nomor tak dikenal lagi. Isi pesannya:

"Sudah waktunya kamu melihat lebih dalam, Lila. Mereka menunggumu."

Lila terdiam. Jantungnya berdegup kencang. Siapa yang menunggunya? Dan apa maksudnya dengan 'melihat lebih dalam'?

"Hah, apa-apaan ini...?" bisiknya pelan, mencoba mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Telepon tiba-tiba berdering. Nomor tak dikenal. Tangan Lila bergetar saat meraih ponselnya. Dia menatap layar sebentar, ragu-ragu. Haruskah dia mengangkatnya?

Akhirnya, dengan napas tertahan, Lila menggeser layar untuk menerima panggilan.

"Halo...?"

Suara di ujung telepon terdengar pelan, hampir seperti bisikan. "Lila... kita sudah lama menunggumu. Saatnya kamu memahami siapa dirimu."

Lila terdiam, merasa dingin merambat di tulang punggungnya.

"Siapa... siapa lo?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar.

Tapi sebelum dia bisa mendapat jawaban, panggilan terputus. Ruangan yang tadinya tenang tiba-tiba terasa lebih mencekam. Lila memandang ponselnya dengan ngeri, perasaannya campur aduk.

Dia tahu, hidupnya nggak akan pernah sama lagi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

ini bab pertama nya semoga kalian suka yah guys

Terpopuler

Comments

Doristeri

Doristeri

I love the Story 😍❤️

2024-10-20

0

Tina Febbryanti

Tina Febbryanti

baru mampir....😊

2024-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Panggilan yang Tak Terduga
2 Bab 2: Suara-Suara yang Tak Terlihat
3 Bab 3: Antara Nyata dan Gaib
4 Bab 4: Langkah Menuju Kebenaran
5 Bab 5: Teror di Tempat Kerja
6 Bab 6: Jejak yang Tertinggal
7 Bab 7: Jejak yang Tertinggal (Bagian 2)
8 Bab 8: Jejak Arwah
9 Bab 9: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 1)
10 Bab 10: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 2)
11 Bab 11: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 3)
12 Bab 12: Teror Tanpa Henti
13 Bab 13: Hantu Sok Imut di Kamar Kosan
14 Bab 14: Hantu Bucin
15 Bab 15: Drama Kosan Makin Gila
16 Bab 16: Petualangan Gaib di Gedung Lama
17 Bab 17: Mewing Skibidi di Gedung Tua
18 Bab 18: Pintu Terakhir
19 Bab 19: Balik ke Kos, Tapi Nggak Tenang
20 Bab 20: Selalu Mengawasi
21 Bab 21: Kejar-Kejaran di Batas Nyata
22 Bab 22: Menyusuri Jejak Bayangan
23 Bab 23: Rina di Ujung Teror
24 Bab 24: Tabrakan di Tengah Teror
25 Bab 25: Teror di Kantor
26 Bab 26: Jejak yang Terlupakan
27 Bab 27: Perjanjian Terakhir
28 Bab 28: Bayangan yang Kembali
29 Bab 29: Teror yang Tak Pernah Usai
30 Bab 30: Akhir dari Teror
31 Bab 31: Teror Kembali
32 Bab 32: Ritual Terakhir
33 Bab 33: Ketukan di Tengah Malam
34 Bab 34: Keputusan Gila
35 Bab 35: Teror yang Tak Terbendung
36 Bab 36: Cindy yang Nggak Takut Apa-apa
37 Bab 37: Ketakutan yang Nyata
38 Bab 38: Teror di Kantor Pak Anton
39 Bab 39: Perjalanan ke Desa Misterius
40 Bab 40: Kembali ke Awal
41 Bab 41: Kebenaran yang Terungkap
42 Bab 42: Petunjuk dari Nenek Sumi
43 Bab 43: Kembali ke Kota
44 Bab 44: Pertemuan dengan Nenek Sumi
45 Bab 45: Ritual Terakhir
46 Bab 46: Pertemuan Lama
47 Bab 47: Kepergian Dewi
48 Bab 48: Jejak Kegelapan
49 Bab 49: Teror dari Kegelapan
50 Bab 50: Bayangan Kematian
51 Bab 51: Jejak Teror yang Tertinggal
52 Bab 52: Pertanda dari Kegelapan
53 Bab 53: Pintu Terakhir
54 Bab 54: Jalan Buntu
55 Bab 55: Kembali ke Kosan
56 Bab 56: Malam Terakhir
57 Bab 57: Sosok di Layar
58 Bab 58: Raja Siluman Ular
59 Bab 59: Kekuatan Api dan Es
60 Bab 60: Waktu Terbatas
61 Bab 61: Misi Terakhir
62 Bab 62: Panggilan Penyelamat
63 Bab 63: Pertarungan yang Mendekat
64 Bab 64: Tarian Pemanggil Arwah
65 Bab 65: Ketenangan yang Singkat
66 Bab 66: Bayangan Mengintai
67 Bab 67: Janji di Balik Kegelapan
68 Bab 68: Kepergian Sang Siluman Ular
69 Bab 69: “1.000 Aura Boss Kuuhhh”
70 Bab 70: Pertarungan Terakhir
71 Bab 71: Titik Balik
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1: Panggilan yang Tak Terduga
2
Bab 2: Suara-Suara yang Tak Terlihat
3
Bab 3: Antara Nyata dan Gaib
4
Bab 4: Langkah Menuju Kebenaran
5
Bab 5: Teror di Tempat Kerja
6
Bab 6: Jejak yang Tertinggal
7
Bab 7: Jejak yang Tertinggal (Bagian 2)
8
Bab 8: Jejak Arwah
9
Bab 9: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 1)
10
Bab 10: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 2)
11
Bab 11: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 3)
12
Bab 12: Teror Tanpa Henti
13
Bab 13: Hantu Sok Imut di Kamar Kosan
14
Bab 14: Hantu Bucin
15
Bab 15: Drama Kosan Makin Gila
16
Bab 16: Petualangan Gaib di Gedung Lama
17
Bab 17: Mewing Skibidi di Gedung Tua
18
Bab 18: Pintu Terakhir
19
Bab 19: Balik ke Kos, Tapi Nggak Tenang
20
Bab 20: Selalu Mengawasi
21
Bab 21: Kejar-Kejaran di Batas Nyata
22
Bab 22: Menyusuri Jejak Bayangan
23
Bab 23: Rina di Ujung Teror
24
Bab 24: Tabrakan di Tengah Teror
25
Bab 25: Teror di Kantor
26
Bab 26: Jejak yang Terlupakan
27
Bab 27: Perjanjian Terakhir
28
Bab 28: Bayangan yang Kembali
29
Bab 29: Teror yang Tak Pernah Usai
30
Bab 30: Akhir dari Teror
31
Bab 31: Teror Kembali
32
Bab 32: Ritual Terakhir
33
Bab 33: Ketukan di Tengah Malam
34
Bab 34: Keputusan Gila
35
Bab 35: Teror yang Tak Terbendung
36
Bab 36: Cindy yang Nggak Takut Apa-apa
37
Bab 37: Ketakutan yang Nyata
38
Bab 38: Teror di Kantor Pak Anton
39
Bab 39: Perjalanan ke Desa Misterius
40
Bab 40: Kembali ke Awal
41
Bab 41: Kebenaran yang Terungkap
42
Bab 42: Petunjuk dari Nenek Sumi
43
Bab 43: Kembali ke Kota
44
Bab 44: Pertemuan dengan Nenek Sumi
45
Bab 45: Ritual Terakhir
46
Bab 46: Pertemuan Lama
47
Bab 47: Kepergian Dewi
48
Bab 48: Jejak Kegelapan
49
Bab 49: Teror dari Kegelapan
50
Bab 50: Bayangan Kematian
51
Bab 51: Jejak Teror yang Tertinggal
52
Bab 52: Pertanda dari Kegelapan
53
Bab 53: Pintu Terakhir
54
Bab 54: Jalan Buntu
55
Bab 55: Kembali ke Kosan
56
Bab 56: Malam Terakhir
57
Bab 57: Sosok di Layar
58
Bab 58: Raja Siluman Ular
59
Bab 59: Kekuatan Api dan Es
60
Bab 60: Waktu Terbatas
61
Bab 61: Misi Terakhir
62
Bab 62: Panggilan Penyelamat
63
Bab 63: Pertarungan yang Mendekat
64
Bab 64: Tarian Pemanggil Arwah
65
Bab 65: Ketenangan yang Singkat
66
Bab 66: Bayangan Mengintai
67
Bab 67: Janji di Balik Kegelapan
68
Bab 68: Kepergian Sang Siluman Ular
69
Bab 69: “1.000 Aura Boss Kuuhhh”
70
Bab 70: Pertarungan Terakhir
71
Bab 71: Titik Balik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!