Rania Anastasya, adalah anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak perempuan keluarga konglomerat sejak remaja.
Farhan Ananta Putra, adalah anak laki-laki satu-satunya keluarga angkat Rania. Hubungan mereka cukup dekat semenjak Rania bergabung menjadi keluarga Ananta Putra.
Namun siapa sangka, ternyata saat dewasa, Rania malah dijodohkan dengan Farhan, kakak angkatnya sendiri.
Sejak saat itu, Farhan berubah menjadi laki-laki kejam yang tak lagi dikenal oleh Rania. Bahkan di malam pertama mereka, Rania harus menerima rasa sakit akibat kekejaman Farhan.
Mampukah Rania melepaskan diri dari Farhan?
Baca kisah lengkap nya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Rania membuka matanya dengan perlahan. Terlihat mama Laura dan papa Rangga yang sangat khawatir terhadapnya. Mama Laura memegangi tangan Rania sambil mengusap-usap kepala wanita itu.
"Kau sudah sadar sayang?" tanya mama Laura dengan raut wajah khawatir.
Rania hanya mengangguk. Wajahnya masih begitu pucat dan lemah. Rania melihat ke arah Sofa, seseorang yang sangat dibencinya sedang duduk di tempat itu.
"Farhan," batinnya. Laki-laki itu sedang duduk dan memperhatikan dirinya.
"Ma," panggil Rania.
"Iya sayang?" tanya mama Laura.
"Bisakah tidak ada orang lain selain mama dan papa di kamar ini?" tanya Rania dengan matanya yang mengarah pada Farhan.
Mama Laura menoleh ke arah pandang Rania dan melihat putranya yang sedang duduk memperhatikan mereka.
Farhan yang mendengar itu menatap Rania dalam diam lalu kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.
"Bagaimana kondisi dirimu nak?" tanya mama Laura ketika Farhan sudah tidak ada lagi.
"Aku tidak baik ma, aku takut," jawab Rania.
Mama Laura pun memeluk Rania. "Tidak perlu takut sayang, mama dan papa ada untuk melindungi mu."
"Iya tapi tadi Farhan mau membawaku pergi ma, aku takut. Aku tidak mau ikut dengannya," jawab Rania kembali menangis.
"Papa akan melindungi mu nak. Papa tidak akan mengizinkan Farhan membawamu pergi," sahut papa meyakinkan.
Rania masih terlihat takut dan kembali trauma. Ia harus kembali bertemu bahkan bersentuhan dengan laki-laki itu hari ini. Itu sangat membuatnya takut.
"Ya sudah, sekarang kamu istirahat saja ya, nanti mama minta bi Imah bawakan makanan," ucap mama Laura sambil membetulkan selimut Rania.
"Papa sama mama keluar dulu ya," pamit papa Rangga.
Rania hanya menganggukkan kepalanya, kemudian sesaat ia seperti tersadar sesuatu.
"Ma, pa," panggil Rania, membuat langkah orangtuanya terhenti dan menoleh ke arahnya.
"Jangan biarkan dia masuk ke kamar ini ya ma, pa," pinta Rania yang masih terlihat lemah.
"Iya sayang, kamu tenang saja," sahut mama tersenyum.
Kemudian mama Laura dan papa Rangga pun keluar dari kamar Rania.
Farhan yang menunggu di depan pintu pun melihat orangtuanya telah keluar dari kamar Rania. Ia beranjak bermaksud ingin masuk, namun ditahan oleh mama Laura.
"Kau masih belum puas melihatnya seperti itu Farhan?" tanya mama Laura merasa gemas.
"Aku hanya ingin melihat kondisi nya," sahut Farhan.
"Tidak perlu, dia tidak ingin kau melihatnya," jawab papa Rangga.
"Kau tidak lihat bagaimana takutnya dia menghadapi mu? Kau ingin membunuhnya atau bagaimana?" tanya mama Laura lagi.
"Sudahlah, lebih baik kamu pergi dari sini. Mama mu khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada Rania jika kau terus berada di sini," ucap papa Rangga.
Farhan hanya terdiam dan terlihat seperti memikirkan sesuatu tanpa menjawab ayah dan juga ibunya.
"Mama juga minta tolong sama kamu, jangan lagi mengganggu Rania Farhan, karena kalian akan bercerai. Lebih baik tidak usah bertemu lagi, biarkan dia sembuh akan traumanya," pinta mama Laura.
Mama Laura berharap agar Farhan tak lagi keras kepala mengganggu Rania. Ia khawatir jika keadaan seperti ini terus, kondisi kejiwaan Rania akan terganggu.
"Kau mendengar kami tidak sih?" tanya mama Laura karena Farhan dari tadi hanya diam tanpa merespon.
"Aku akan kembali," ucap Farhan sambil berlalu pergi.
Mama Laura tak habis pikir, sebenarnya apa maunya Farhan? Kemarin ia bilang ingin menikahi Dewi, tapi mengapa seolah perceraiannya tak diurus?
Apa Farhan ingin menjadikan Dewi istri tanpa menceraikan Rania?
"Farhan," panggil mama Laura ketika Farhan telah mendekati pintu.
Farhan berhenti melangkah dan menoleh ke arah ibu nya dalam diam. Ia hanya menatap sang ibu dengan pandangan mata yang seolah bertanya ada apa?
"Apa kau tidak berniat menceraikan Rania?" tanya mama Laura.
Farhan diam tak menjawab.
"Kau berencana menjadikan Dewi istri keduamu dan tetap menjadikan Rania istrimu?" tanya mama Laura lagi.
Farhan tetap hanya diam menatap ibunya sejenak. Kemudian melanjutkan langkahnya pergi tanpa sepatah kata pun.
kirain ..
malam harinya Rania menemani Farhan tidur..
😀😀😀❤❤❤
jagn sampai mimpimu jadi nyata..
maafkan farhan..
dia juga terluka dan menderita...
ayo bantu satukan ortu kalian..❤❤❤❤❤❤
akankah Rania mau kembali pada farhan?