Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Bunga untuk Shafia.
"Ngak ikut"?
Suara itu mengagetkan Shafia, Faizal datang menghampiri Shafia saat melihat gadis itu tidak ikutan bergabung bersama teman nya ke tengah aula. sama seperti dirinya yang juga tidak ikut.
" Enggak, Gus Faizal sendiri kenapa tidak ikutan juga" balas Shafia balik bertanya.
"Karena kamu gak ikut" balas Gus Faizal singkat
Walaupun di ucapkan dengan wajah tanpa expresi, namun Jawaban Faizal mampu membuat Shafia lupa bagaimana caranya bernafas.
"Apakah barusan pria itu menggombal" batin Shafia.
Itu adalah sebuah hal yang cukup membanggakan bagi Shafia.
Shafia kembali tersadar saat sorakan semakin heboh saat semuanya menghitung mundur dan Nindi bersama Zaki juga sudah bersiap untuk melemparkan bunga.
Satu
Dua
Ti,,,,,, Gaaaaaa
Bunga itu di lempar oleh kedua mempelai pengantin.
Semua orang yang ber kerumunan berusaha mengejar bunga itu.
Namun tanpa di duga bunga itu terlempar jauh terbang melewati para kerumunan itu.
Para santri yang berada di paling depan mulai menyerah. Dan sebagian santri lain masih berusaha mengejar untuk mendapat bunga itu.
Bunga itu justru mengarah ke arah Shafia, Shafia yang melihat bunga itu semakin mendekat ke arah nya dan juga Faizal.
Bukannya bersiap untuk menangkap bunga itu, Shafia justru malah menunduk takut kamu tangan nya terangkat ke atas seolah tengah menangkal agar bunga itu tidak jatuh mengenai Kepala nya.
HAP
Shafia melebarkan mata nya saat ia menyadari pergerakan dari Faizal, jantung Shafia berdeta kencang saat posisi Faizal sangat dekat dengan dirinya.
Faizal langsung menangkap bunga yang jatuh tepat di tangan dan atas kepala Shafia.
Tanpa di sengaja Faizal menggenggam erat bunga yang ada di tangan Shafia.
meski mereka sedikit berjarak, namun tangan keduanya bersentuhan.
Suasana aula pun mendadak hening.
Faizal berdehem, ia juga sama gugup nya dengan Shafia. Keadaan di antara mereka mendadak canggung.
Ia tidak bermaksud mendapatkan bunga itu, ia hanya ingin melindungi Shafia tidak lebih.
Faizal jadi canggung sendiri, ia mengarungi tekuk nya yang tidak gatal.
"Ma-maaf ini bunga nya untuk kamu saja" ucap Faizal sambil menyodorkan bunga itu pada Shafia.
Shafia menatap ragu pada Gus Faizal. namun akhirnya Shafia menerima bunga yabg di berikan oleh Faizal.
Prok prok prok.
Suara telur tangan langsung mengema di aula masjid di sertai sorakan dari orang orang disana.
Shafia menunduk malu.
Karena saat ini semua tatapan mata tertuju pada mereka berdua termasuk Ning Afifah yang juga menatap nya.
Afifah mengepalkan tangan nya kuat, hati nya terasa nyeri melihat semua itu.
Akhirnya acara pun selesai semua santri kembali ke asrama, begitu juga Shafia dan kedua teman nya karena sekarang Nindi sudah langsung di boyong ke rumah keluarga Ustadz Zaki.
Sementara itu di ruang tamu Syekh Achmad, Ning Afifah dan kedua orang tua nya masih duduk disana.
Mereka akan membicarakanmu waktu lamaran.
"Jadi bagaimana Afifah, apa kamu setuju jika lamaran akan dilakukan besok?
Afifah terdiam sejenak, ia mengingat kejadian tadi yang membuat hati nya terasa begitu nyeri.
" Jadi bagaimana naka, kamu setuju kan"? tanya Syekh Yusuf kemudian meminta jawaban dari putri nya itu.
Dengan malu malu Afifah menjawab.
"Iya Afifah bersedia.
\*\*\*\*\*\*
Shafia kembali ke asramanya dengan cemberut dan wajah yang merah karena malu.
Setelah menganti baju nya dengan gamis sehari hari, shafia berlalu pergi meninggal kedua sahabat nya yang tengah beristirahat.
Saat ini Shafia ingin menyendiri di tempat yang paling tepat untuk dirinya.
Ia langsung menuju ke gazebo paling belakang.
Namun tiba tiba langkah Shafia terhenti, dari jarak yang tidak begitu jauh Shafia bisa melihat dia orang tengah duduk disana.
Shafia sangat mengenal kedua orang berbeda gender itu, mereka adalah Gus Faizal dan Ning Afifah.
Hati Shafia terasa pedih, melihat keduanya yang sepertinya tengah mengobrol sesuatu yang serius.
Shafia dapat melihat betapa mesra nya kedua insan yang mungkin sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan itu.
Ia cukup tau diri, Shafia tidak ingin menjadi penganggu mereka.
Shafia mencoba menelan ludah nya dengan susah payah, hati nya seperti sedang di remas remas dengan kuat.
"Sepertinya memang sudah tidak ada lagi bisa aku perjuangkan saat ini" batin Shafia.
Gadis itu sepertinya memilih untuk menyerah saja.
Awal nya dirinya memakai bertekat untuk memperjuangkan Faizal, setelah mendengar ocehan Via kala itu.
Namun melihat Faizal dan Afifah yang terlihat sangat serasi, Shafia takut akan ada orang yang tersakiti oleh nya nanti.
Faizal pun juga terlihat sudah menerus Afifah, atau mungkin bahkan sudah mencintai nya.
Siapa yang tau kan?
Shafia hendak beranjak pergi, namun keberadaan nya terlanjur di lihat oleh dua orang itu.
"Eeemm... ma-maaf" ucap Shafia merasa gak enak.
Druut druut druut
Terdengar suara ponsel dari saku gamis Afifah, wanita itu langsung menrogoh ponsel nya dari dalam saku.
"Assalamu'alaikum Umi"
"Baik Umi, Afifah segera kembali" ucap Afifah.
Seperti nya wanita itu mendapat panggilan dari Umi nya yang meminta nya untuk segera kembali ke ndalem.
"Maaf Gus, Umi memanggilku. aku harus segera kesana" pamit Afifah yang langsung di angguki oleh Gus Faizal.
Afifah pergi meninggalkan tempat itu.
Shafia terdiam menatap kepergian Afifah yang mulia menjauh dari nya.
Gadis itu berdiri mematung, ia tidak tau harus berbuat apa.
"Gimana ini, apa aku langsung pergi saja kali ya"? batin Shafia.
Ia bingung dan terlalu gugup, bahkan detak jantung nya pun mulai susah di kendalikan bila sudah berhadapan dengan pria itu.
ditunggu session duanya, anaknya kembar buat kejutan abi n uminya.
end loh ini?
baik lah ...mksh ya kk ceritax
" mengejar cinta Allah, ga harus di pesantren bapak mu Gus " gitu sih