NovelToon NovelToon
Kembali Di Hari Sebelum Bencana AKHIR

Kembali Di Hari Sebelum Bencana AKHIR

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Hari Kiamat / Fantasi Wanita
Popularitas:52.1k
Nilai: 5
Nama Author: Roditya

Vivian, kelinci percobaan dari sebuah lembaga penelitian, kembali pada satu bulan sebelum terjadinya bencana akhir zaman.

selama 8 tahun berada di akhir zaman.

Vivian sudah puas melihat kebusukan sifat manusia yang terkadang lebih buas dari binatang buas itu sendiri.

setidaknya, binatang buas tidak akan memakan anak-anak mereka sendiri.
.
.

bagaimana kisah Vivian memulai perjalanan akhir zaman sambil membalaskan dendamnya?
.

jika suka yuk ikuti terus kisah ini.

terimakasih... 🙏🙏☺️😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roditya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33. kedatangan Leo

"Vivi, makanlah." Kris berkata dengan lembut.

"Aku belum lapar."

"Jika seperti ini terus, kamu juga akan sakit." Kris sedih melihat Vivian dengan lingkaran hitam yang sangat jelas di matannya karena menolak beristirahat selama tiga hari.

Tok Tok Tok

Pintu apartemen Kris di ketuk oleh Rose yang datang bersama dengan William.

Klek.

"Kenapa kamu ikut kemari." ucap Kris dingin ketika dia melihat Rose ada di depan apartemen nya.

"Aku ... aku ..." ketakutan. "A - Apakah Vivian baik-baik saja?" Rose bersembunyi di belakang William.

"Menurutmu?" Kris menyilangkan tangan di depan dadanya.

"Kris. Rose juga menderita disini. Tolong jangan menambah ketakutan dan rasa bersalahnya."

"Ceh. Menderita?. Apakah orang seperti dia masih tahu arti kata menderita?" Ejek Kris sambil menunjuk ke arah Rose.

"Kris!! Jangan keterlaluan."

"Apa! Jika kamu ingin melihat aku bersikap baik. Maka bawa wanita ini pergi dari depan pintu rumahku." Karena sangat marah, Kris bahkan lupa mengontrol nada suaranya.

"Ada apa ini?" Tanya Vivian yang entah kapan sudah berada di dekat Kris.

"Vivi, kenapa kamu turun?" Nada suara Kris berubah menjadi lembut.

mengabaikan Kris. "Ada apa," Vivian melirik ke arah Rose dan William di luar pintu.

"Aku... "

"Rose kesini ingin meminta maaf." Potong William.

Rose yang ada di belakang William hanya mengangguk dan menggenggam jaket William dengan kuat. Seolah-olah, Vivian dan Kris bisa menyiksanya kapan saja.

"Tidak perlu ada permintaan maaf. Aku tidak butuh." Vivian berkata dengan dingin.

"Vivi, aku tahu kamu sedang sedih saat ini. Tapi, aku juga sudah berusaha, dan Rose sudah mengakui kesalahannya."

"Apakah pengakuan penting? Aku tidak akan pernah membawa wanita itu lagi." Vivian memberikan keputusan finalnya.

"Tapi ... Vivi, tolong aku, sepupu dan adik serta iparku butuh makanan. Jika aku tidak keluar, darimana aku bisa mendapatkan sumber makanan itu." Rose berkata dengan sedih.

"Urusanmu."

"Jangan begitu kejam sebagai wanita! Kita ini sama-sama wanita!." Teriak Rose kepada Vivian.

"Heh," tersenyum mengejek. "Aku? Sama dengan ... wanita sepertimu? Bermimpi."

BLAM.

Vivian menutup pintu apartemen dengan keras.

"Vivi. Jangan bersikap seperti itu, berilah Rose satu kesempatan lagi." Bujuk William dari luar pintu.

"Pergilah. Datang lagi jika kalian sudah berpikiran jernih." Usir Kris.

Tok Tok Tok

"Sudah aku katakan! Kembalilah jika kalian sudah berpikir jernih!!" Bentak Kris tidak sabar.

"Vivian! Aku tahu kamu ada di dalam. Dasar pel*cur! Keluar kamu!"

Kris mengerutkan kening tidak senang mendengar perkataan orang di balik pintu.

'Siapa yang berani sekali menghina Vivi ku. Lihat saja, akan ku buat dia menerima akibatnya.' Ucap Kris dalam hati dengan geram.

Klek

"Siapa kamu! Berani-beraninya menghina Vivi dengan mulut bus*k mu itu?!"

"Kris," tersenyum bahagia. "Kris, jangan salah paham. Ini adalah saudaraku, Leo. Kekasih Vivian. Bukankah wajar jika kakakku marah karena Vivian tinggal di rumahmu?." Ucap Sellen dengan lembut.

"Kita sudah putus."

"Apa. Kapan aku menyetujuinya. Dasar ja*ang! Berani-beraninya kamu berselingkuh dariku." Leo bersiap untuk menampar Vivian.

Tendang, "Aku tidak butuh persetujuan dari pria sepertimu. Sekarang, pergi secepatnya dari hadapanku, atau ..."

Ngos-ngosan. "Maafkan aku. Aku membiarkan orang luar masuk ke lantai kita." Jelas William yang baru saja datang setelah membantu ayahnya yang terluka masuk ke apartemen akibat di serang oleh Leo dan sepupunya.

Melirik William. "Usir mereka. Aku tidak ingin, kejadian seperti ini terulang lagi." Vivian lalu berjalan menuju kamarnya.

"Hei. Vivian! Apakah ini sikap kepada kekasihmu! Vivian!" teriak Leo yang sudah mulai di usir oleh Kris dan William dari lantai 21.

"Jangan menyeret ku!. Kris, lihat, pria ini menyakitiku." Sellen berkata dengan manja kepada Kris yang tentu saja diabaikan oleh pemuda tersebut.

"Apa yang kalian berdua lakukan baj*ngan. Lepaskan! Aku bisa jalan sendiri," Leo melepaskan diri dari tangan Kris.

"Vivi. Aku akan mengingat hal ini. Tunggu dan lihat saja hukuman dari keluargamu." teriak Leo yang masih bisa di dengar oleh Vivian.

"Lebih baik kamu memberitahu mereka secepatnya. Agar aku bisa menyiksa mereka secara perlahan juga." gumam Vivian dengan kilatan kemarahan di matanya.

.

"Biar aku yang menjaga Peter malam ini," Kris mengelus rambut Vivian. "Aku yakin, dia akan segera bangun. Aku tahu betul dia adalah pria yang kuat. Kamu juga sudah memberinya air ajaib yang bisa menyembuhkan itu."

Ya. Kris sudah mengetahui bahwa Vivian memiliki ruang angkasa. Hanya saja, respon pertama pemuda itu setelah mengetahui rahasia Vivian, justru panik dan cemas. Berulang kali dia mengingatkan Vivian untuk tidak membocorkan hal tersebut kepada orang lain.

"Hah ... Andai saja aku bisa lebih kuat." Gumam Vivian menyesali kemampuannya yang masih sangat lemah.

"Kamu sudah kuat, Vivi. Hanya saja, kamu kurang bisa mempercayai seseorang. Istirahatlah, meskipun aku membenci Peter yang berusaha mendekatimu. Aku jamin, aku pasti tidak akan membunuhnya." Canda Kris yang akhirnya mendapat sedikit respon dari Vivian.

"Kamu benar. Sepertinya aku butuh istirahat." Vivian lalu kembali ke kamarnya dan langsung tertidur pulas begitu menyentuh kasur.

.

Mencium aroma masakan yang sangat lezat.

"Emh ..." merenggangkan badan bangun tidur. "Aneh. Kenapa pagi ini bau masakannya enak sekali. Apakah Kris sudah bisa memasak dengan enak?" Vivian turun dari ranjang dengan baju tidur yang setengah terbuka di bagian dada.

Tep

Tep

Tep

"Kris. Apa yang kamu masak hari ini?." Tanya Vivian yang baru saja masuk ke dalam dapur dengan menggaruk rambutnya yang masih seperti singa.

"Kamu sudah bangun?." Peter melihat ke arah Vivian.

Tertegun. "A, Kapan kamu sadar?." Vivian buru-buru menurunkan tangan dari rambut singanya.

"Subuh, Mungkin. Aku tidak ingat." Peter menghendikkan bahu.

"Lalu. Kris ..."

"Dari pada Kris. Bolehkah aku bertanya apa maksudmu mendatangiku dengan pakaian seperti ini." Peter mendekati Vivian dan menyentuh kerah baju tidur wanita itu yang melorot hingga pundak.

"???" Vivian lalu melihat penampilannya sendiri.

"ASTAGA!" Vivian segera berlari kembali ke kamar dengan cepat.

Cklek

BLAM.

Bersandar di pintu kamar.

"Gila! Apa yang kamu lakukan Vivi?" memukul-mukul kepalanya merasa bodoh. "Memalukan." Ucapnya lagi dengan wajah yang memerah.

melorot ke bawah.

"Bagaimana bisa aku menemuinya lagi nanti ..." Gumam Vivian frustasi.

Sementara Peter yang di tinggal lari Vivian hanya tersenyum. Merasa lucu mendapati sisi lain dari wanita tersebut.

Tapi, segera senyumannya menjadi lenyap kala memikirkan Vivian yang juga berpenampilan sama di depan pria lain.

Sesuatu yang tidak menyenangkan menghampiri hatinya. Seolah, ada sesuatu yang membuat dadanya sesak.

Mengucek mata, "Kapan kamu bangun?" Ucap Kris dengan setengah sadar menuju meja makan.

Plak

Peter memukul tangan Kris yang hendak mengambil makanan.

"Cucilah muka dan kembali kemari untuk makan. Jangan lupa ajak Vivian sekalian." Perintah Kris dengan galak. Ia tidak tahu kenapa ingin sekali memukul pemuda di depannya itu.

"Vivi belum bangun?" seketika, Kris menjadi bersemangat. "Tunggu 10 menit. Aku pasti akan membawanya kemari." Kris lalu pergi ke lantai atas untuk bersih-bersih dan mengejutkan Vivian.

1
Mitha yoga
aku suka punya ruang dan kumpulin makanan yang banyak hehe/Good/
Mitha yoga
suka cerita yang tokohnya punya ruang.
aku juga pengen hehe...
Mitha yoga
aku suka berhalu...
pengen juga punya ruang hehe
adie_izzati
makanya jadi perempuan jgn sembarangan berzina...klo mau anak buat dgn cara betul...tahu nga mahu di madu, kenpa pilih jln salah. paling gue nga suka dgn jalan fikiran begini, byk drama...
adie_izzati
what the hell?.. ngapa nga guna ruang angkasa?.. apakah sengaja minta ditiduri?.. for what?.. anak?..banyak ny cara lain tuk dpt anak tp memilih jadi murahan?..miriss..
adie_izzati
Luar biasa
Roditya
sama-sama.
author juga terimakasih atas dukungannya 😊
Etty Rohaeti
terima kasih Thor
Aisyah Suyuti
seru
Lina Octavianti
Luar biasa
Salsabila Arman
lanjut
NR
iya..keren kok ceritanya
Salsabila Arman
lanjut
sahabat pena
berbaik sangka sangka saja vi.. siapa tau setelah tau john anaknya peter hubungan kalian akan di halalkan 🤣😄
sahabat pena
vivian janganlah lari dari peter hadapi dan berbicara jujur lah. biar kalian bahagia selalu
sahabat pena
haish vivian yg mau ketemu ayang hatinya jedag jedug tuh🤣🤣🤣🤣
🌸nofa🌸
luar biasa
sahabat pena
ya sudah gaskeun vivian 🤣🤣🤣🤣ternyata kalian berjodoh 🤣🤣
Salsabila Arman: lanjut
total 1 replies
SugaWife
nah kan,emang Peter orangnya
CaH KangKung,
👣👣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!