S1 dan S2
Levita Mutiara yang dikenal sebagai dokter ajaib dari abad 21 mampu menyembuhkan segala macam penyakit. Dengan tangan ajaibnya dia mampu menarik orang dari kematiannya.
Karena kecelakaan mobil yang menimpanya, dia bertransmigrasi ke tubuh seorang cucu perdana mentri yang diasingkan karena bodoh dan dianggap sampah, bernama Bai Xingxing.
Apakah Levita mampu menjalani kehidupannya sebagai Bai Xingxing dan membalaskan dendamnya pada orang-orang yang telah menindasnya selama ini?
Di sisi lain, karena bakatnya dalam pengobatan, membuat banyak orang kagum padanya hingga berhasil mencuri perhatian Kaisar Iblis!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lady_ma97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26 : Pelelangan
Pemandu acara mulai naik ke panggung. Para tamu yang sebelumnya saling mengobrol segera diam dan memperhatikan orang di atas panggung.
"Para Tuan dan Nyonya, acara lelang akan kami mulai. Mohon tenang dan tertib selama acara berlangsung."
Bai Xingxing menepuk lembut kepala bulat Xiao Bai yang tertidur, "Kakek, berapa banyak barang yang akan di lelang hari ini?"
"Biasanya akan ada lima barang yang di lelang." Jawab Tuan Tua.
Bai Xingxing kembali memperhatikan panggung.
"Barang pertama yang akan kami lelang adalah kalung giok. Kalung ini adalah kalung giok panjang umur. Energi Yin yang terkandung di dalam batu giok akan menjaga tubuh si pemakai kalung agar tetap sehat dan panjang umur. Kami akan membuka harga di 10 koin emas."
Xiao Bai yang sudah bangun dari tidurnya, duduk manis di pangkuan Bai Xingxing.
'Tuan, kalung giok itu cukup bagus. Benda itu sudah berusia lebih dari 100 tahun.'
'Benarkah? Apa aku perlu membelinya?'
'Tidak perlu. Giok itu tidak lebih bagus dibandingkan dengan resep pil panjang umur yang bisa menambah 10 tahun kehidupan yang ada di ruang Fangjian.'
'Benar juga. Tapi bahan untuk membuat pil panjang umur sulit didapat. Sepertinya aku perlu berkelana ke hutan untuk mencari bahan-bahan obat.'
Bai Xingxing menatap orang-orang yang mulai menawar kalung giok itu. Memang barang yang cukup bagus. Bahkan Putra Mahkota ikut menawar. Bukan ide yang buruk jika menghadiahkan kalung giok itu untuk tetua di keluarga.
Bai Xingxing tiba-tiba menoleh pada kakeknya, "Apa kakek menginginkan kalung giok itu?"
Tuan Tua tidak berharap cucunya akan menanyakan hal itu, dia tersenyum lembut, "Xing'er, kalung itu memang bagus, tapi kakek masih cukup muda untuk hidup seratus tahun lagi."
Bai Xingxing hanya mengangguk, "Oh.."
Pada akhirnya, Putra Mahkota lah yang berhasil mendapatkan kalung giok itu.
"Barang berikutnya adalah Gingseng merah seribu tahun. Seperti namanya, gingseng ini berusia seribu tahun. Memiliki banyak khasiat bagus untuk tubuh. Kami membuka harga di 15 koin emas."
Bai Xingxing tertarik dengan gingseng itu. Dia akan memberikan gingseng itu untuk kakeknya sebagai ucapan terimakasih.
"20 koin emas.."
Putra Mahkota dan Xi Mobai menoleh saat melihat Bai Xingxing menawar gingseng itu.
Bai Lu yang melihat itu hanya mendengus dan memandang sinis. Tiba-tiba, sebuah rencana muncul di kepalanya. Dia membuka mulutnya dan mulai menawar, "25 koin emas."
Bai Xingxing menyeringai begitu menyadari sepupu pertamanya mencoba bermain dengannya.
Apa kau pikir aku tidak mengerti trik murahanmu?
Bai Xingxing berteriak, "30 koin emas.."
Bai Lu merapatkan bibirnya kesal, "35 koin emas."
Bai Xingxing : "50 koin emas.."
Bai Lu : "60 koin emas.."
Bai Xingxing : "70 koin emas.."
Orang-orang yang menyaksikan itu merasa terhibur. Hingga akhirnya, penawaran gingseng merah itu berubah menjadi pertarungan kedua gadis itu.
Xi Mobai menyeringai, "Pemandangan yang cukup hidup."
"Apa mereka perlu sampai seperti itu hanya untuk sepotong akar?" Putra Mahkota tidak mengerti dengan kelakukan dua gadis itu.
Xi Mobai melirik dengan malas, "Kau benar-benar payah dalam menilai sesuatu!"
Putra Mahkota mendengus, "Huh, apa bagusnya pertarungan gadis-gadis!"
Bai Lu mulai merasa cemas. Dia tidak membawa cukup uang, namun dia tidak akan membiarkan Bai Xingxing menang melawannya. Dia hanya bisa terus melawan demi harga diri.
Bai Lu masih menawar, "80 koin emas.."
Seperti yang diharapkan Bai Xingxing. Sepupu pertamanya itu tidak akan mengalah darinya.
Hehe.. Sebernarnya tidak masalah jika aku harus membayar 70 koin emas untuk gingseng merah itu, tapi sepertinya gadis idiot ini benar-benar merasa superior. Dia bahkan lebih mementingkan harga dirinya daripada mengalah dariku. Kalau begitu, nikmati kesialanmu!
"Aku bukanlah orang yang tidak masuk akal. Karena adik sepupu sangat bersikeras menginginkan gingseng itu, aku akan mengalah dan berhenti menawar." Ucap Bai Xingxing dengan suara tenang namun cukup jelas untuk di dengar oleh semua orang di tempat itu.
Beberapa orang yang mendengar itu tiba-tiba terkejut. Mereka mendengar gadis itu memanggil Nona Kedua Bai “adik sepupu”. Dan mereka juga baru menyadari, bahwa Tuan Tua Bai duduk di sebelah gadis itu.
"Astaga, aku baru menyadari jika gadis itu ternyata cucu pertama Perdana Mentri Bai, Bai Xingxing!"
"Benar. Dia sepertinya tidak terlihat seperti yang dirumorkan."
Bai Xingxing hanya melirik malas pada orang-orang yang membicarakannya.
Di sisi lain, Bai Lu yang mendengar Bai Xingxing berhenti menawar merasa terkejut dan tidak terima. Dia tidak menyangka gadis itu akan berhenti menawar disaat dia juga berpikir untuk berhenti menawar setelah Bai Xingxing kembali menawarnya. Siapa sangka gadis itu justru berhenti menawar setelah dirinya.
Bai Lu menggertakkan giginya marah. Dia ingin protes dan memarahi Bai Xingxing, namun ada Tuan Tua Bai di samping Bai Xingxing yang pasti akan membela gadis itu!
Sialan! Aku tidak punya uang sebanyak itu untuk membayar. Dasar sampah sialan! Jika ibu tahu, aku pasti akan dimarahi!
"Baiklah. Gingseng merah ini menjadi milik Nona Kedua Bai. Silahkan ambil barangnya dan lakukan pembayaran setelah pelelangan ini selesai."
Pangeran Kedua yang menyaksikan kebodohan Bai Lu merasa kesal. Pria itu segera bangkit dari kursi dan berjalan keluar meninggalkan pelelangan dengan raut wajah tidak senang.
Dasar tidak berguna! Memalukan!
Bai Lu haya bisa menggigit bibirnya khawatir. Dia takut ibunya marah saat mengetahui Pangeran Kedua kesal padanya.
Xi Mobai memperhatikan itu dengan pandangan tertarik, "Bodoh sekali! Ingin membidik orang, namun justru menembak kakinya sendiri!"
Putra Mahkota akhirnya mengerti kenapa kedua gadis itu saling bertarung.
"Xiao Xi, bukankah Nona Kedua Bai itu sangat bodoh? Aku pikir dia gadis yang cukup bijak, ternyata sama saja dengan gadis lain yang rela melakukan hal bodoh demi menjatuhkan orang lain!" Ujar Putra Mahkota mengejek.
Xi Mobai membenarkan letak topengnya dan menjawab dengan santai, "Kau akhirnya bisa menggunakan kemampuan berpikirmu."
Gadis ini benar-benar rubah kecil yang licik! Ini sungguh membuatku semakin tertarik!
Acara lelang masih terus berlanjut, hingga sampai pada barang lelang terakhir.
"Barang terakhir yang akan kami lelang adalah resep pil penghilang rasa sakit. Kami akan membuka harga di 50 koin emas."
Semua orang mulai ricuh saat mendengar resep pil. Merupakan rahasia umum jika Benua Utara Kekurangan ahli alkimia yang bisa membuat pil. Mendengar resep pil akan di lelang, semua orang mulai berebut untuk menawar. Siapapun yang bisa mendapatkan resep pil itu akan memperoleh banyak keuntungan.
Bai Xingxing yang melihat reaksi orang-orang hanya menatap heran.
Bukankah itu hanya resep pil anastesi? Kenapa orang-orang ini begitu heboh dan berlebihan. Lagipula, apa mereka pikir semua orang dengan mudah bisa membuat pil obat hanya karena mereka memiliki resepnya? Resep pil itu hanya bisa dibuat oleh orang yang mengerti bahan obat. Yang terpenting dalam pil obat adalah komposisi. Komposisi yang kurang atau berlebihan bisa berbahaya, itu bisa merubah obat menjadi racun.
Xiao Bai yang duduk tenang di pangkuan Bai Xingxing juga menatap malas pada orang-orang yang berisik.
'Dasar bodoh! Resep pil murahan seperti itu mereka anggap sebagai harta karun! Jika mereka melihat semua resep pil yang ada di ruang Fangjian, mereka mungkin akan mati dengan darah yang keluar dari tujuh lubang di tubuh mereka karena tidak mampu menahan kegembiraan!'
'Sudahlah Xiao Bai, lebih baik kita kembali. Tidak ada barang bagus di sini.'
'Benar Tuan.'
"Kakek, lebih baik kita kembali sekarang. Tidak ada barang yang aku sukai di sini." Ucap Bai Xingxing pada kakeknya.
Tuan Tua mengangguk setuju.
Mereka berdua segera berjalan keluar dari rumah lelang.
Putra Mahkota segera berdiri dan mengikuti mereka berdua. Saat melihat keduanya akan naik kereta kuda, Putra Mahkota segera menahan mereka.
"Tunggu, Perdana Mentri Bai.."
Tuan Tua Bai dan Bai Xingxing menghentikan langkah mereka saat menyadari keberadaan Putra Mahkota.
"Salam Putra Mahkota.." Sapa Tuan Tua dan Bai Xingxing sambil membungkukkan sedikit badannya.
Putra Mahkota tersenyum dan berkata, "Perdana Mentri Bai, apa gadis ini keluarga anda?"
"Benar Putra Mahkota. Ini Bai Xingxing, cucu pertama saya." Jawab Tuan Tua.
Putra Mahkota mengangguk, "Oh begitu. Nona Bai, bukankah kita pernah bertemu sebelumnya?"
Bai Xingxing dengan tenang menjawab, "Benar."
Tuan Tua Bai bingung melihat Putra Mahkota terlihat mengenali cucunya.
Putra Mahkota menatap Bai Xingxing serius, "Nona Bai, ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu."
"Hal penting apa, hingga Putra Mahkota ingin berbicara dengan saya?" Tanya Bai Xingxing dengan dahi mengerut.
"Apa kau tahu sayembara yang diadakan ayahku?"
Bai Xingxing mengangguk, "Tentu saja."
"Nona Bai pernah menolongku sekali, kali ini bisakah aku meminta bantuan Nona Bai untuk melihat kondisi adikku?" Putra Mahkota berbicara dengan tatapan tidak berdaya.
Bai Xingxing terdiam beberapa saat. Kerutan muncul di antara alisnya.
Jadi, Putri Zi Mei masih belum diobati. Aku belum menyelesaikan urusanku dengan rubah tua itu, namun gadis kecil itu sepertinya membutuhkan pertolongan.
Putra Mahkota mencoba membujuk Bai Xingxing saat melihat gadis itu terdiam, "Nona Bai, meskipun Santo Mo berkata tidak bisa berbuat apa-apa, tapi aku tidak ingin menyerah untuk adikku. Aku percaya pada kemampuanmu."
Santo Mo? Rupanya ahli medis terhebat itu sudah datang ke sayembara itu.
Tuan Tua Bai menjadi semakin bingung saat melihat Putra Mahkota meminta bantuan untuk menyembuhkan Putri Zi Mei pada Bai Xingxing.
Sejak kapan cucuku bisa mengobati orang?
Bai Xingxing akhirnya mengangguk setuju, "Baiklah. Aku akan berkunjung ke Istana untuk melihat adik anda."
Putra Mahkota merasa lega, "Terimakasih Nona Bai."
...----------------...
"Tuanku, apa anda akan ke Istana Kaisar saat Nona Bai datang?"
Xi Mobai memperhatikan mereka bertiga dengan tangan di belakang. "Tentu saja. Aku tidak akan melewatkan hal itu."
Aku ingin melihat, sehebat apa kemampuan medis gadis itu.