Hanya hayalan author semata.
Di ciptakan hanya untuk kekuatan dan setelah lahir di buang oleh Ibu kandung nya sendiri, menjadi sosok yang begitu kuat namun juga jahat.
karena kemarahan nua kepada sang Ibu membuat siluman cantik selalu menebar kejahatan, namun dia juga sangat perhatian kepada sang adik yang bertekad menjadi manusia sepenuh nya dan bertapa di alas roban.
tapi kejahatan siluman cantik ini pudar setelah di asuh oleh wanita yang mantan istri Ayah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Pemburu yang malang
Hancur tubuh Dev karena di tanduk dengan kerbau iblis yang sangat menyeramkan itu, kerbau bonteeeng tak akan terima bila wilayah nya sampai di ganggu oleh manusia, dia tak memakan manusia seperti Sekar ulo karena dia vegetarian sehingga tak doyan daging. hanya saja dia membunuh atas rasa tidak suka nya karena wilayah ini bukan untuk umum, apa lagi manusia itu datang untuk membiat masalah dengan membunuh para heean yang ada di hutan ini, Kerbau Bonteeeng tak akan terima dan pasti membunuh mereka, kecuali bila mereka datang dengan sopan maka dia tak akan marah dan juga dia memberikan pertanyaan sebagai ujian nya.
Dev sudah tidak bernyawa dan teman teman yang lain tidak tahu bahwa mereka sudah kehilangan satu anggota yang palung berani, Rendra masih mencari rusa gemuk tadi karena bila dapat maka mereka akan sangat bangga, daging nya juga banyak sehingga di bagi untuk mereka berlima. Rendra paling pantang merelakan hewan yang sudah nampak di depan mata nya, mau dengan cara apa pun pokok nya dia harus bisa mendapatkan nya, tidak tahu saja kalau hutan ini beda dengan yang lain, mungkin hutan lain nya masih bisa di maklumi. yang satu ini beda karena lebih banyak mahluk halus nya di bandingkan dengan hewan buruan.
"Kemana sih rusa tadi, kok bisa dia menghilang." keluh Rendra.
"Pasti dia sembunyi, kan dia sudah melihat mu tadi." sahut Leo.
"Aaaah kesal sekali aku, pokok nya dia harus ku dapatkan." tekad Rendra.
"Santai aja lah, Bro." Leo menatap hutan yang mendadak sepi sekali rasa nya.
Rendra semakin masuk kedalam hutan karena dia harus mencari rusa tadi, kalau sampai tidak dapat maka rasa nya akan sangat kesal tujuh turunan, mau bagai mana pun harus bisa di dapatkan oleh dia, tidak tahu saja bahwa ada sepasang mata merah di atas pohon sedang mengintai nya dengan senyum yang menampakan taring tajam.
Leo juga tidak menyadari karena dia merasa aneh dengan hutan yang mendadak sepi seolah sama sekali tidak ada penunggu nya, mungkin kah mereka semua nya terdiam karena takut setelah melihat pemburu. Leo juga tidak tahu bahwa hutan ini menyimpan banyak misteri, karena ini adalah pertama kali nya mereka datang kesini.
"Eeh kau dengar itu, ada suara gemericik air yang sangat deras." ujar Rendra menajamkan pendengaran nya.
"Loh iya, berarti benar dong kalau ada air terjun di sini." angguk Leo.
"Ayo buruan kita kesana, nanti tinggal kasih sinyal sama Jerry dan Ken." ajak Rendra.
"Wah tidak dapat buruan malah dapat pemandangan ini." girang Leo mempercepat langkah nya.
Sekitar lima belas menit mereka berjalan dan akhir nya mereka pun sampai di air terjun yang sangat indah pemandangan nya, Rendra bersorak girang karena mendapat tempat untuk mandi, maka dia segera berlari menuju kesana, namun kaki nya malah tersandung sesuatu yang sangat besar dan panjang.
Bruuuuk.
"Aduh, sakit sekali dengkul ku!" keluh Rendra yang di tertawakan Leo.
"Maka nya kalau jalan pakai mata, batu sebesar ini pun kau tidak nampak." ejek Leo melepas baju nya karena dia mau mandi.
"Ini batang atau batu sih? kok bentuk nya mirip ular ya." Rendra mengamati batu yang tadi menyandung nya.
Leo juga melihat barang yang sedang Rendra pegang, ternyata itu menjulur dari batu yang posisi nya agak tinggi sehingga mereka tak bisa mau melihat keatas nya, Leo berlari agak jauh supaya bisa melihat apa yang sedang duduk di agas sana dan dia mengamati nya dengan teliti karena bentuk nya mirip dengan kepala manusia.
"Siluman ular!" pekik Leo.
"Apa sih kau ini? sembarangan saja, mana ada mahluk begitu." sergah Rendra.
Leo tertawa karena tadi dia memang mau menakuti Rendra saja, dan ternyata teman nya ini sama sekali tidak takut, maka mereka pun mengabaikan nya. Rendra berlari masuk kedalam air untuk menyegarkan diri, tak lupa meletakan pisau di dekat baju nya.
Byuuur.
Byuuur.
"Uhuuuuu segar nya." pekik Leo girang sekali karena mendapat air.
"Haiiis aturan nya tadi pas kalau dapat rusa itu, usai mandi kita makan." sesal Rendra.
"Ya sudah sih nama nya juga belum rezeki." Leo bodo amat soal rusa.
"Kau kalau sudah dapat air ya gitu!" rutuk Rendra.
Leo tertawa dan menikmati air terjun yang sangat sejuk rasa nya, menyelam dan juga berenang karena air begitu jernih sekali, Rendra yang masih penasaran dengan benda yang duduk di atas batu itu pun kembali mengamati nya. di ambil satu sekepalan tangan dan di lemparkan kearah sana, tepat pula kena di bagian kepala nya.
Duaaaaak.
"Apa sih kau ini?!" Leo kaget dengan ulah teman nya.
"Itu apa sih, kok kayak orang duduk gitu." heran Rendra.
"Biarin saja lah, tidak ganggu kau juga." peringat Leo.
"Ganggu lah, aku tadi jatuh gara gara dia." rutuk Rendra.
Tidak sadar bahwa di atas pohon itu sang mata merah sangat marah karena kepala adik nya di lempar dengan batu, Sekar padahal tadi tidak berniat menyakiti mereka, tapi mereka lah yang cari masalah duluan dengab menyakiti Arya yang sedang duduk semedi di atas batu besar itu.
"Eeeh kok angin nya kencang sekali." kaget Leo.
"Apa mau hujan, tapi tidak ada mendung kok." Rendra juga mulai panik.
"Ayo buat tenda dulu, apa kita berteduh di goa itu saja." Leo menunjuk goa.
"Boleh, dari pada buat tenda masih memakan waktu." Rendra pun setuju dengan ide teman nua ini.
"Eh!"
Rendra kaget karena ada yang menyentuh nya di dalam air, Leo sudah naik duluan karena dia mau bersiap melihat bagian dalam goa yang sangat luas itu, sebenar nya goa ini tidak seperti goa lain yang bermulut kecil, lebih mirip batu besar yang menggantung bentuk nya sehingga mungkin saja bisa untuk berteduh orang banyak.
"Kemana Rendra ini?!" kaget Leo karena teman nya sudah tidak ada di dalam air.
Sosok nya sudah tidak ada lagi di permukaan karena Rendra sedang berusaha melepas kan diri di dalam air, ekor Sekar yang begitu besar membelit pria ini di dalam air yang begitu jernih. Rendra masih bisa melihat bentuk mahluk yang akan mencelakai nya ini, namun dia tak bisa melawan karena memang tidak punya senjata untuk melawan nya.
Nafas Rendra semakin susah karena di dalam air saja manusia tak akan bisa bernafas, belum lagi dengan lilitan Sekar yang begitu kuat sehingga bisa di pastikan bahwa tubuh Rendra remuk seketika.