Bagaimana menurutmu Jika seorang ratu pelakor yang cantik dari masa depan berpindah dimensi ke tubuh menantu sampah dengan tubuh super jelek?
Dengan identitas baru yang dianggap sebagai menantu sampah dan keluarga besar yang terus menindasnya, Amira menggunakan kemampuannya dan bantuan dari dunia ajaib untuk mengubah keadaan dan membalaskan dendam perempuan yang memiliki tubuh yang ia masuki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Bertaruh semua token
Setelah menukar tokennya, Amira kemudian berjalan bersama pria berjas hitam ke meja dadu yang tadi mereka tempati.
"Hah!!! Ini sangat sulit, token ku hanya tertinggal satu." Ucap salah satu pria yang ada di sana sembari menghela nafas melihat keranjangnya yang telah kosong.
"Sepertinya hari ini bukan hari keberuntungan kita. Padahal, tadi kita sudah menang begitu banyak!!" Pria yang lain menggerutu sembari menghela nafas dengan panjang.
Amira hanya tersenyum mendengarkan percakapan kedua orang itu karena dia tahu bahwa, salah satu trik bermain di kasino adalah membuat orang pertama-tama menang begitu banyak baru perlahan-lahan menghabisi semua uangnya.
Dengan begitu, orang-orang tidak akan curiga kalau mereka memainkan trik.
Mereka juga tidak akan ragu untuk menaruh taruhan mereka karena mereka sudah memenangkan begitu banyak uang di awal permainan.
"Nona ingin memasang taruhan?" Pria gemuk yang menjaga meja dadu tersebut bertanya pada Amira yang berdiri menatap dua pria yang sedang mengeluh.
"Ya," Amira berkata sembari tersenyum meletakkan lima token emasnya di angka besar.
Begitu melihatnya, pria gemuk tersenyum lalu menoleh pada dua pria yang masih tampak mengeluh di depannya, "Apakah kalian tidak ingin memasang taruhan?" Tanyanya.
Salah seorang menggosok kepalanya lalu berkata, "Ah,, tidak, kami akan melihat-lihat sebentar."
"Baiklah," sang pria gemuk mengangguk lalu melihat pada Amira sesaat sebelum melemparkan dadunya.
Ketiga dadu itu bergelinding memperlihatkan nilai besar yang muncul.
"Wah!!! Aku menang," Amira berseru senang sembari melihat pada pria gemuk yang tampak menahan senyumnya.
'Heh,, pria gemuk, Kau pikir aku bisa dibodohi? Lihat Bagaimana kau akan terkejut setelah berikutnya,' pikir Amira menerima token dari sang pria gemuk lalu dia masih meletakkan 5 tokennya di nilai besar.
Hal itu membuat sang pria tersenyum dan berniat memberi satu kemenangan lagi buat Amira sebelum mengalahkan perempuan itu.
Ketika sang pria sudah meletakkan dadunya ke dalam kocokan, Amira menoleh pada dua pria yang berdiri melihat dari samping.
"Hari ini aku memiliki keberuntungan yang cukup besar. Mengapa kalian tidak mengikutiku?" Tanya Amira pada dua pria itu.
"Ah itu,," salah seorang pria melihat satu token emas yang tertinggal di tangannya.
Dia masih begitu ragu untuk menaruh tokennya, meski barusan dia melihat Amira menang.
Sang pria gemuk tidak berkata apapun, pria itu hanya tersenyum karena Amira tidak berani memasang begitu banyak taruhan.
"Baiklah, kalau begitu aku tidak akan memaksa kalian untuk mengikutiku." Ucap Amira dibarengi sang pria gemuk yang kini memegang kocokan di tangannya, bersiap untuk melemparkan dadu.
Tetapi, baru saja pria itu akan melemparkan dadunya ketika Amira tiba-tiba menghentikannya, "Tunggu, aku berubah pikiran," ucap Amira.
"Ahh, Nona mau mengurangi taruhannya?" Sang pria gemuk bertanya saat melihat Amira tampak berpikir sembari menatap tajam ke arah 5 token emas yang diletakkan Amira di nilai besar.
"Hm,, tidak, aku malah akan menambah taruhannya." Ucap Amira meletakkan keranjang berisi token emasnya angka 4.
Begitu diletakkan di sana, semua orang terkejut, bahkan pria gemuk yang sudah mengatur dadunya untuk membuat Amira menang kini merasakan keringat dingin mengalir di punggungnya.
Pria itu diam-diam mengulurkan tangannya ke bawah meja lalu menekan tombol pertolongannya.
"Nona yakin ingin bertaruh semua token milikmu?" Sang pria gemuk berusaha mengulur waktu.
"Ya, aku yakin. Jadi cepat lempar dadunya." Ucap Amira membuat sang pria gemuk begitu gemetaran, bahkan pria berjas hitam yang berada di belakang amirah juga merasa sekujur tubuhnya telah basah oleh keringat.