Menikah dengan orang kaya tidak membuat hati chika bahagia. setahun menikah yang chika dapat hanya hinaan dan juga cacian dari ibu mertuanya.
Suami yang seharusnya melindungi ini malah sebaliknya. Rendra tidak hanya menyakiti pisik namun ia juga melukai hati chika. setiap malam rendra akan tidur bersama kekasihnya, sedangkan chika hanya bisa meringkuk di kamar yang ukurannya 3x3.
.
.
.
Bagaimana nasib chika selanjutnya? apa chika akan bertahan atau chika akan menyerah dengan rumah tangga yang baru seumur jagung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33 KLAB
Beberapa hari kemudian, selama beberapa hari ini hidup chika baik-baik saja bahkan tidak dapat gangguan dari manusia-manusia serakah itu.
karena hari ini adalah hari libur chika ingin membuat kue bolu ketan hitam yang ia pelajari dari sebuah internet.
" Bi, bahan-bahannya sudah di belikan? " Tanya chika
" Sudah non " jawab chika.
Chika tersenyum " Terimakasih ya bi, ayok kita buat bolunya " Ajak chika yang langsung di anggukan oleh bibi.
Walaupun ini pertama kali chika membuat bolu tapi chika yakin, ia bisa membuat bolu enak " Oh ia bi, Mas rendra dan yang lain kemana? rumah ko sepi? " Tanya chika.
" Tadi sih bilang sama bibi mau pada makan siang di luar " Jawab bibi.
" Oh pantas aku tidak melihat keberadaan mereka " Ucap chika " Sudah bi, tinggal di kukus " Kata chika yang sudah memasukan adonan bolu kedalam cetakan.
Sambil menunggu chika membuka hp dan ternyata chika mendapatkan pesan dari pak susanto jika hari senin akan di adakan pemilihan kepemimpinan.
" Aku harus datang " Gumam chika yang kembali menaruh hpnya di dalam saku.
Hari semakin sore, chika pun sangat puas dengan hasil karyanya hari ini. Chika mengirim bolu ke kediaman martin agar martin mencoba bolu yang ia pelajari di internet.
Iya. Hubungan martin dan chika tidak lebih dari sekedar teman karena chika menganggap kalo martin adalah seorang pria yang bisa ia andalkan dalam hal pertemanan apa lagi martin terlihat tulus membuat chika nyaman berteman.
Bagi martin sendiri entah menggap sebagai teman atau menganggap lebih yang jelas bagi martin, ia selalu merindukan sosok chika yang bawel.
Tok.. Tok.. Tok...
" Iya sebentar " Seru chika turun dari tempat tidur.
Ceklek..
" Ines.. Ada apa kamu ke sini? " Tanya chika heran. Setelah beberapa hari menghilang kini ines muncul lagi.
Ines berdecak " Aku ke sini karena ingin meminta tolong untuk kamu menemani aku ke acara ulang tahun temanku, aku tidak punya pilihan lain selain mengajak kamu karena aku tidak ingin pergi seorang diri "
Chika menyandarkan tubuh dengan kedua tangan di dada " Tapi sayangnya aku tidak tertarik untuk menemani kamu pergi. Dari pada kamu mengajak aku mending kamu ajak saja kakak ivar kamu itu " Titah chika.
" Ck.. Ayolah kali ini saja, apa susahnya sih kamu bantu aku. Lagian yang teman-teman tau itu hanya kau kakak iparku bukan kak vhey " Keluh Inez " Lagian apa kita akan terus berantem? Setidaknya aku ingin membangun pertemanan dengan kamu. Sudah ya, aku tunggu di depan " titah ines sedikit memaksa.
Chika membuang nafasnya pelan, walaupun enggan tapi chika tetap menuruti dengan apa yang di katakan ines.
Tidak butuh waktu lama chika sudah siap dengan penampilannya " Sudah ayok " Ajak chika.
" Wah dress nya cantik sekali, seharusnya aku yang pakai dress ini " Keluh Ines yang menyukai dress yang di pakai oleh chika " Kamu beli dimana? " Tanta ines.
" Di pasar, sudah ayok. Nanti keburu malam " Potong chika yang langsung naik kedalam mobil.
" Nanti disana jangan kampungan, karena teman-temanku itu sangat keren "
" Hm.. " Jawab chika santai
Ines langsung melajukan mobil ke tempat acara. tidak butuh waktu lama mobil ines sudah masuk kedalam parkiran sebuah diskotik.
" Loh ko kita ke sini? " Tanya chika heran.
" memang di sini tempatnya, kamu kira dimana? " balas ines " Ayok masuk " Ajak ines yang langsung tersenyum tipis.
Ini adalah pertama kalinya chika masuk kedalam sebuah klab malam, suasa gelap dengan musik yang kencang, orang-orang terlihat menikmati namun tidak dengan chika. Chika merasa tidak nyaman apa lagi disini banyak yang minun.
" Nes, aku pulang aja ya "
" Cemen baru juga masuk udah minta pulang aja, sudah ayok nikmati acaranya " Kata ines. Ines mengenalkan chika kepada teman-temannya.
Chika tidak ingin kecolongan, ia mengirim pesan kepada martin untuk menjemput dirinya di sehuah klab malam.
" Nih minum " Kata ines " Gue joged dulu ya " Tanpa menunggu jawaban dari chika, ines langsung pergi ke tengah-tengah.
" Hai " Sapa seorang pria
Chika tersenyum tipis.
" Apa kamu adalah kakak ipar ines? " Ucap pria itu dengan sedikit berteriak.
" Iya " Jawab Chika.
" Wah ternyata yang di katakan ines bener ya, jika dia memiliki kakak ipar yang sangat cantik "
Chika mengerutkan keningnya, benarkah ines telah memuji dirinya di depan teman-teman dia. Rasanya sangat mustahil apa lagi selama ini ines selalu ketus dan tidak sopan.
" Ayok di minum " Ajak pria itu.
Chika mengangguk pelan, chika tidak menghabiskan minuman itu karena chika tidak ingin masuk kedalam perangkap rubah kecil ini.
" Kenapa tubuh aku terasa panas gini ya " gumam chika didalam hati " Apa jangan-jangan... "
" Aku ke kamar mandi dilu " Pamit Chika yang langsung di anggukan oleh pria tadi.