Kecelakaan mobil menewaskan kedua orangtua Aleesya saat berusia 5 tahun. Hanya Aleesya yang selamat dari kecelakaan maut itu. Dia diasuh oleh tante dan om-nya yang jahat.
Siap-siap banjir airmata yaa Readers !
Bagaimanakah nasib Aleesya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Honeymoon 2
Besok paginya keduanya sudah bersiap, Bastian ikut mendampingi tuan dan nonannya. "Cantik istriku!" Ucap Alarich yang bantu merapihkan long coat istrinya karena cuaca disana tengah musim dingin.
"Ayo mas, aku siap!"
Alarich reflek membuka kancing kemejanya pikirannya sudah ranjang dan ranjang. "Ihh mas ayo jalan jalan!" Aleesya sudah menyebikan bibirnya. Suaminya ini sangat nafsuan sekali pikirnya. "Bercanda sayang, yuk !" Alarich mengancing kan lagi kemejanya, dia cekikikan menggoda istrinya yang sangat lucu dan menggemaskan itu.
Keduanya menikmati pemandangan kota besar di Eropa itu, pasangan romantis ini juga pergi ke museum seni, Aleesya sangat terpanah melihat lukisan lukisan legend yang ada disana.
Ini pertama kalinya Aleesya ke luar negeri, dan bersama orang tercintanya. Senyuman Aleesya tidak pernah pudar dia tersenyum sepanjang hari.
Gimana tidak? Alarich sangat memanjakan istri tercintanya ini. Dia akan membuat Aleesya bahagia. Alarich membawa istrinya ke gedung gedung bersejarah, mereka juga belanja banyak sekali. Hingga tangan Bastian penuh dengan paper bag.
Keduanya kini berphoto di depan menara Eiffel yang terkenal di kota Paris. Mereka berphoto mesra sekali. Bahkan Alarich tak jarang mencium bibir istrinya di photo itu
CUP
"I LOVE YOU MY WIFE ."
"LOVE YOU TO MY HUBBY ."
Mereka berciuman di bawah menara Eiffel dengan romantis di temani burung burung merpati melintas di sekitaran mereka. Rambut Aleesya pun terkena hembusan angin membuat pipinya semakin merah dengan kulitnya yang sangat amat putih.
"Dingin sayang!"
"Iya mas pilek aku haciiimmm !" Alarich memeluk istrinya dengan erat. Dia mencium hidung istrinya yang merah.
Bastian bagaikan nyamuk harus menyaksikan kemesraan majikannya, dia juga yang memotret pengantin baru itu. Untung saja Bastian gajihnya besar plus bonus pula dari bos besar pak Arya tentunya.
-
-
-
Mereka kembali ke hotel. Alarich memberikan kebebasan pada Bastian untuk belanja juga. Dia memberikan kartu hitam untuk Bastian selama disana. Bastian juga memanfaatkan kesempatan yang ada, kapan lagi iya kan diteraktir boss belanja!!
"Capek mas, seharian ini kita keluar. Besok masih jalan jalan kan!" Tanya Aleesya dengan antusias. "Iya sayang kita kan lama 2 minggu disini, sambil buat dede bayi hehehe!" CUP
BLUSH
"Mas ih aku malu ...!" Rengek Aleesya yang sangat manja ternyata jika di depan suaminya.
"Kita istirahat dulu nanti malam kita dinner!"
Alarich mengajak istrinya mandi bersama. Dan melakukan permainan panas di dalam bathub yang berisi air hangat.
"Mas ... Ashhh sssshhh... !" Aleesya terus mendesah dibawah bathub itu, sensasi yang belum pernah keduanya rasakan. Alarich membawa istrinya di bawah guyuran shower, dia menghentak hentak kan juniornya. Posisi yang baru pertama kali mereka coba.
Tangan Aleesya mengalung di leher suaminya, Alarich terus mendesak lembah istrinya. Pertempuran sengit itu cukup lama hingga mereka harus mandi lagi.
Aleesya sudah lelah seharian ini matanya tak sanggup lagi melek dia sudah ada dibawah selimut bersama suaminya. "Aku ngantuk mas, malem masih lama kan?"
"Kita tidur dulu, baru jam 4 sayang. Masih ada beberapa jam lagi." Alarich menarik istrinya masuk ke dekapannya. Ternyata Aleesya sudah mendengkur. Lucu sekali wajah istrinya dimata Alarich.
-
-
-
Malam pun tiba, Bastian sudah membooking restoran untuk boss dan nonanya. Aleesya dan Alarich tengah bersiap untuk dinner.
"Jangan cantik cantik, nanti banyak yang lihat sayang!" Alarich memeluk istrinya dari belakang menghirup aroma vanila istrinya yang khas. "Mas juga jangan cakep cakep nanti ada cewek yang suka!" Aleesya sudah menyebikan bibirnya lagi.
"Kamu yang tercantik buat aku! Kamu segalanya buat aku!"
Keduanya langsung menuju restorant yang tak jauh dari hotel itu. Mereka bak raja dan ratu. Cantik dan tampan. Mereka jadi pusat perhatian. Banyak mata memandangnya.
Alarich menarik kursi untuk istrinya "Terima kasih sayang!" Ucap Aleesya sangat lembut. Mereka dinner romantis sampai malam.
-
-
-
Setelah dinner, Alarich membawa istrinya jalan jalan dulu menyusuri kota itu. Mereka berdua jalan kaki sembari pegangan tangan. "Indah yah mas kalau malam!" Senyum Aleesya lembut. "Iya istriku, tapi kamu lebih indah!"
"Sayang...aku mau nanya sesuatu boleh?"
"Apa mas?" Alarich dan Aleesya duduk di kursi taman. Alarich juga memasang coat istrinya. "Sayang... Apa kamu mau kuliah lagi?"
Sang istri mematung mendengar tawaran suaminya. Dia belum menjawab, suaminya masih menatap Aleesya. "Mau sayang?" Tanya Alarich sekali lagi.
"Aku... Dulu aku memang ingin sekali kuliah, tapi sekarang aku engga tahu mas. Kalau aku hamil gimana kuliahku? Nanti yang ngurus mas Al siapa?" Aleesya sedikit ragu dia menunduk meremas ujung coatnya.
"Setelah menikah, aku...aku selalu ingin disamping kamu mas. Aku engga mau jauh dari mas Al. Maafin aku mas, kalau aku manja. Tapi...kehadiran mas Al mengobati kesepian aku selama ini. Semenjak mamah dan papah meninggal, aku engga punya tempat untuk pulang. Tapi setelah mas datang, aku merasa mas adalah tempatku pulang!"
Aleesya tak kuasa menahan air matanya, dia menangis. Alarich menarik istrinya ke dalam pelukannya. Dia mengelus punggung istrinya.
"Aku mengerti sayang. Pasti kamu kangen banget sama orangtua kamu. Sekarang ada aku, ada mamah dan papah juga. Aku pikir, kamu masih mau kuliah. Aku engga keberatan sayang kalau kamu mau kuliah. Nanti kalau kamu hamil, kamu bisa cuti. Tapi semua keputusan ada di kamu, aku akan mendukung kamu sayang!"
Alarich mencium ubun ubun istrinya. Sungguh dia sangat menyayangi Aleesya. Istrinya mendongak melihat suaminya. Dia tersenyum manis sekali, menatap lekat bola mata suaminya.
"Sayang, hmm maaf aku mau nanya lagi... Kalau misalnya, ada dari keluarga papah kamu yang cariin kamu gimana?" Tanya Alarich agak sedikit hati hati. Tadinya dia tidak mau menanyakan hal ini. Tapi Alarich penasaran juga.
"Buat apa cariin aku? Kenapa engga dari dulu waktu papah meninggal? Kenapa baru sekarang?" Jawan Aleesya agak sedikit sewot.
"Maaf mas!" Aleesya menunduk lagi. Suaminya sangat mengerti perasaan istrinya yang rapuh. Dia tidak bertanya lagi dia kembali memeluknya lagi.
"Kalau kita punya anak, pasti lucu lucu yah heheh!" Alarich mengalihkan obrolannya agar istrinya tidak kepikiran lagi. "Iya mas, pasti tampan kaya mas." Jawab Aleesya. "Cantik juga donk kaya mamihnya!" Alarich mencium lembut ujung hidung istrinya.
"Mas...kalau suatu saat aku punya salah, mas kasih tahu yah, jangan tinggalin aku. Apapun masalah kita nanti, mas harus bilang dan jujur. Aku...aku engga mau kehilangan lagi orang yang aku sayang!" Lirih Aleesya.
"Lihat sini, apapun yang terjadi, kita harus saling percaya. Kita akan terus bersama apapun yang terjadi. Justru aku takut kamu yang pergi dari aku." Alarich menjadi sendu.