Vivian putri suksena, adalah mahasiswi universitas Pratama jurusan sastra bahasa Indonesia, dia bercita-cita menjadi seorang penuliss
Sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang lelaki yang sedang tertidur bersandar di bawah pohon… ternyata lelaki itu bernama Damar Adinatha yudha, dia adalah mahasiswa favorit dan terkenal di kampusnyaa
Damar memiliki sebuah rahasia tentang kehidupan nya
Dan pria berambut pirang, Lorenzo Adya pratama. ayahnya adalah pemilik universitas pratama di mana vivian kuliah, ibunya pemilik yayasan di belanda dia adalah senior vivian, Lorenzo tertarik dengan Vivian yg polos dan sifat vivian yang tegas dan tidak mudah di tindass
Damar memiliki kisah keluarga sangat yang sangat tabu, Vivian memiliki sebuah trauma dalam keluarganya sehingga mengharuskan dirinya untuk pergi mengejar cita-cita dan mimpinya
Lorenzo penerus keluarga pratama, yang tidak luput dari kegelisahan masa kecilnya
Kisah Cinta setiga pun terjadi,,, penasaran?
ikuti kisah selanjutnya yaa!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PURO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17
Sepertinya mereka adalah para pengawal Lorenzo, para pengawal Lorenzo biasanya memakai kacamata hitam dan jas hitam…
~~“Hmm… aku memiliki sebuah ide”… guman sisi
“Vivian tunggu sebentar ya…” Ucap sisi seraya berdiri
“Kamu mau kemana?”.. Tanya Vivian bingung
“Tunggu sebentar aku akan segera kembali..” Ucap sisi seraya melangkah pergi keluar dari toilet dan meninggalkan Vivian seorang diri di sana..
Vivian hanya mengangguk sampai akhirnya sisi berjalan keluar…
Sisi berjalan ke arah suara pria itu berteriak…
“NONA VIVIANN… NONA SISI…” teriak pria berjas hitam dan berbadan tegap itu..
“Heyyy… sini sini..” Ucap sisi yang melambaikan tangannya ke atas dan melompat-lompat..
“Oh itu nona sisi…” ucap salah seorang pengawal yang lain dan menunjuk ke arah sisi
Mereka pun akhirnya seretak berjalan ke arahnya…
“Nonaa.. kami mencari anda kemana-mana, tuan muda memerintahkan kepada kami untuk mencari anda berdua. Lalu di mana nona Vivian?” Tanya pengawal itu…
“Vivian dan aku baik-baik saja, sebentar lagi kami akan menemui Lorenzo, bisakah kalian membantuku…” Ucap sisi seraya melihat wajah mereka dengan lekat
“Apa yang bisa kami bantu nona katakan saja..” ucap para pengawal itu…
“Hehehe… tentu saja kalian bisa membantu..” ucap sisi sambil menyipitkan matanya
Beberapa saat kemudian ~~~~
Terdengar suara langkah kaki yang cukup dekat, Vivian yang masih terduduk menunduk seperti tidak peduli dengan suara itu…
Namun tiba-tiba…
~~~~ Brukk…
Sesuatu seperti menimpa Vivian..
“Apa ini? Jas?...” Ucap Vivian yang melihat jas hitam menimpa dirinya
“Iya pakailah itu…” ucap sisi
Vivian kemudian mendongakkan wajahnya ke arah Sisi ..
“Lalu pakai ini juga…” Ucap sisi yang kemudian memasangkan kacamata hitam itu kewajah Vivian
“Pakai kacamata itu, lalu pakai jas itu … setelah itu kita keluar bersama…” Ucap sisi yang tampak dengan wajah gigihnya itu
“Kamu dapat ini dari mana?...” Tanya Vivian
“Nanti aku jelaskan, kamu pakai saja.. kita harus segera pergi dari sini…” Ucap sisi yang kemudian membopong tubuh Vivian..
Vivian yang pasrah dengan apa yang di lakukan oleh sisi hanya terdiam dan mengikuti langkahnya…
Setelah itu mereka sampai di depan,,,
Para pengawal tampak sigap berjajar dengan baju lengkap, tampak serasi dengan yang lain.. dan semuanya seperti sedang menunggu kedatang mereka...
“Nona.. tuan Lorenzo sedang menunggu dan mencari nona-nona...” Ucap salah seorang pengawal itu yang berdiri mendekati mereka
~~Deg,,,,
Mendengar kata Lorenzo membuat Vivian kaget dan bergetar, wajah menyeramkan nya tiba-tiba muncul kembali dalam benaknya…
Tidak pernah terfikirkan sebelumnya bahwa akan ada hari di mana dia akan merasakan hal ini kepada Lorenzo...
“Tidak kami tidak akan… “ ucap sisi yang belum selesai mengatakan sesuatu namun Vivian menarik lengannya dan menggelengkan kepalanya…
Vivian tau kalau dia pulang dalam keadaan seperti ini sangat tidak bagus, apalagi dia masuk ke tempat ini bersama Lorenzo, setidaknya mereka harus bertemu..
Di balik rasa ketakutan nya saat ini, mau bagaimanapun juga Vivian adalah seseorang yang sangat mengenal siapa itu Lorenzo. Dia bukanlah orang yang akan marah tanpa alasan yang jelas,,,
”Mungkin ada hal yang seharusnya tidak aku katakan” Batinnya..
Perasaan bersalah tentu saja ada, tetapi luka yang di berikan oleh Lorenzo juga sangat menyakitkan, seandainya dia tidak mengatakannya di depan banyak orang saat itu, mungkin Vivian tidak akan merasakan sakit yang seperti ini…
Vivian rasanya ingin pergi dari tempat ini, dia merasa sesak di tambah dengan tatapan mereka yang seolah menyalahkan dirinya terus menusuk ke hatinya, menggores kembali luka yang baru saja ingin dia sembuhkan…
Tapi mau bagaimanapun dia masuk ke tempat ini semua berkat Lorenzo, jadi dia pergi pun tentu harus dengan sepengetahuan dari Lorenzo…
Akhirnya Vivian berjalan sambil di ikuti oleh beberapa pengawal dari Lorenzo, Vivian yang saat ini menggunakan kacamata hitam dan jas, setidaknya dia bisa menutupi dirinya yang sudah sangat kacau… entah apa yang terjadi dengan wajahnya saat ini pun dia tidak peduli..
“Tuan muda, saya membawa nona Vivian dan nona sisi…” ucap pengawal itu seraya berteriak
Langkah kaki terdengar sangat kencang dan berat, seperti seseorang yang terburu-buru ingin melihat sesuatu..
Langkah kaki itu menjadi semakin berat tatkala Vivian melihat Lorenzo yang baru saja datang sambil berlari kecil…
“Kalian darimana saja,,, aku mencari kalian ke mana-mana…” Ucap lorenzo dengan wajah khawatir
“Apakah dia mengkhawatirkan aku”..~~ batin Vivian..
Namun Vivian dan sisi tidak berkata apapun, suasana tampak canggung…
Lorenzo melihat Vivian yang menggunakan kacamata hitam, dan melihat dengan jelas wajahnya memerah membuatnya terluka… dia tidak bermaksud untuk mengatakan hal seperti tadi.. namun untuk saat ini mungkin Vivian tidak akan mendengarkan penjelasan nya…
“Apakah kamu baik-baik saja Vivian? Apakah kamu terluka?...” Ucap lorenzo hendak berjalan mendekat ke arah Vivian sengan wajah khawatir…
Namun sebelum itu terjadi…
“Aku baik-baik saja ka…” Ucap Vivian dengan cepat memotong ucapan Lorenzo
Lorenzo yang mendengar hal itu tampak tertegun, wajahnya kaku matanya membulat.. tampaknya semua hal sudah di luar kendalinya…
Vivian tampak dekat dan ada di depannya, namun Lorenzo merasa bahwa dia jauh darinya saat ini…
“Aku sudah membuat kesalahan besar…” Batinnya,,, semua hal sudah di luar dugaan Lorenzo, dia hanya menunggu reaksi Vivian selanjutnya…
Vivian rasanya enggan untuk melihat Lorenzo yang saat ini ada di depannya, kehadiran Lorenzo membuat nya merasa sesak…
Vivian tidak bisa tinggal di sini lebih lama lagi, dia tidak bisa membohongi dirinya.. suasana hatinya saat ini sangat buruk, bila dia memaksakan kehendaknya untuk tetap di sini bersama Lorenzo. bukankah keadaannya akan lebih tidak nyaman lagi..
Akhirnya dengan pertimbangan yang berat Vivian memutuskan untuk pergi dari tempat ini, namun dia harus memikirkan alasan yang bagus agar dia bisa pergi dari tempat ini.. dia tidak ingin melukai hati Lorenzo..
“Maafkan aku ka, sepertinya aku tidak enak badan… mungkin karna tadi aku banyak belajar dan belum istirahat, bolehkah aku pulang ka, maafkan aku belum bisa ikut jalan-jalan untuk malam ini…” Ucap Vivian
Lorenzo sesungguhnya ingin mengatakan sesuatu kepada Viviann, namun untuk saat ini sepertinya dia tidak bisa melakukan itu..
~~~“Mungkin Vivian memerlukan waktu untuk menyendiri dulu” batinnya…
Dan begitupun Lorenzo mungkin dia harus mengendalikan dirinya lebih baik lagi…
Lorenzo tampak berjalan mendekat ke arah Vivian,,, Vivian dengan perasaan canggung namun tetap berusaha mengendalikan dirinya..
“Kalau kamu tidak enak badan kamu pulang saja, apakah kamu juga akan pulang sisi? Ucap lorenzo sambil menatap ke arah sisi
Tanpa ragu sisi pun mengangguk seraya mengiyakan perkataan Lorenzo…
“Baiklah kalau begituu..” Ucap lorenzo, wajahnya tampak berbeda, seperti Lorenzo yang Vivian kenal… namun Vivian masih tampak enggan untuk melihatnya..
“Pengawal,,, tolong antarkan nona Vivian dan nona sisi pulang, tolong antarkan mereka sampai tujuan tanpa kurang sedikit pun..” Ucap lorenzo seraya menengok ke arah pengawalnya..
“Siap tuan muda…” Ucap para pengawal itu yang kemudian membubarkan barisannya, dan keluar dari toko
“Kalau ada hal yang kurang baik langsung kabari aku” ucap lorenzo seraya memberikan perintah kepada pengawal nya yang lain…
“Kaa Lorenzo tidak perlu…” ucap Vivian yang belum sempat melengkapi kalimat nya
“Tidak apa Vivian, kalian kemari atas permintaan ku, kalian pulang dengan selamat juga adalah tanggung jawabku, mereka akan mengantarkan kalian dengan aman.. Kamu tidak perlu khawatir..” Ucap lorenzo seraya tersenyum
“Baik kaa,,, terimakasih…” ucap Vivian seraya menduduk mengucapkan rasa terima kasihnya..
Baru saja Vivian membalikan badannya dan melangkah beberapa langkah,,,
“VIVIAN ….” Teriak Lorenzo
“Maafkan aku…” Ucap lorenzo dengan mata nya yang sayu
Vivian yang mendengar hal itu kemudian tertegun,,, namun setelah itu dia mengangguk dan melanjutkan langkahnya, keluar dari toko baju ini…
Setelah mereka pergi, Lorenzo tampak menundukan kepala nya…
“Maafkan aku Vivian… maafkan aku…” gumamnya…
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*