Pertarungan, pertumpahan darah, air mata, itu adalah peristiwa yang biasa terjadi di dunia kultivator.
Dunia kacau oleh perang setelah Kaisar Manusia menghilang dalam waktu yang sangat lama.
Suatu waktu, sebuah meteor melesat ke arah sebuah dunia di sudut Alam Semesta.
Lin Yan, bayi yang terjatuh dari langit dan ditemukan oleh pasangan tua yang sedang mengembara.
Takdir apa yang akan membawanya?
Dari mana asalnya?
Siapa yang mengirimnya?
Semua itu adalah misteri untuk sosok Lin Yan.
Dengan tombak ditangannya, Lin Yan akan memulai jalannya mencapai puncak, mencari identitas sejatinya serta mengukir namanya dengan gelar, Raja Naga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaLova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27 - Yayasan Qi Tahap Kedelapan
Setelah mengambil keputusan, Lin Yan mulai menyerap inti binatang roh Singa Berekor Tombak. Aura kuat perlahan bocor dari inti binatang roh tersebut lalu meresap ke dalam tubuh Lin Yan. Ia merasakan qi mengamuk yang mencoba untuk menghancurkan Meridian-nya.
Ketika penyerapan sedang berlangsung, ini adalah saat paling kritis karena seorang kultivator harus memfokuskan semua perhatiannya pada penyerapan dan pencernaan qi. Bagi kultivator lain, biasanya inti binatang roh akan diolah terlebih dahulu. Walaupun begitu, kebanyakan kultivator akan menyerapnya secara langsung dikarenakan mahalnya biaya untuk mengolah inti binatang roh.
Para kultivator biasanya merasakan rasa sakit karena inti binatang roh tentu akan menyisakan tekad untuk melawan.
Di dalam tubuh Lin Yan saat ini, bayangan dari Singa Berekor Tombak mengamuk seperti mencoba untuk meledakkannya dari dalam. Namun, ada aura berwana hitam yang tiba-tiba muncul dan langsung menerkam energi tersebut.
Lin Yan sama sekali tidak mengetahui hal itu, yang ia ketahui, proses penyerapan tampaknya jauh lebih mudah dari pada yang pernah ia baca di buku panduan.
Tidak sampai 10 menit kemudian, qi di dalam tubuh Lin Yan semakin padat. Aura lembut meletus sedikit saat ia menembus tingkat Yayasan Qi tahap ketujuh. Tetapi itu belum selesai sama sekali, qi yang di serap olehnya masih tersisa. Ia tau bahwa sisa qi tersebut tidak akan bisa membuatnya menembus tahap selanjutnya.
Beberapa saat kemudian, semua energi yang ada di inti bintang roh Singa Berekor Tombak telah habis di serap. Lin Yan membuka matanya dan melihat ke arah inti binatang roh di tangannya yang telah berubah menjadi kerak yang langsung hancur menjadi abu setelah kehabisan energi.
“Tidak cukup!” Lin Yan tiba-tiba merasa tidak puas dengan penyerapan qi tersebut. Ia langsung mengeluarkan semua Jamur Bumi dan mulai menyerapnya kembali.
Jamur Bumi berubah menjadi untaian qi yang meresap ke dalam tubuh Lin Yan. Tidak seperti inti binatang roh Singa Berekor Tombak, Jamur Bumi tidak memiliki energi yang mengamuk. Tumbuhan itu mengahasilkan qi yang sangat murni dan sangat cocok dengan tubuh.
Beberapa saat kemudian, hal yang sama terulang kembali saat qi di tubuh Lin Yan meletus setelah menyerap tujuh Jamur Bumi.
Lin Yan membuka matanya dan tersenyum kecil. “Yayasan Qi tahap kedelapan.” ia merasa puas dengan peningkatan kultivasinya.
Namun Lin Yan tampak berpikir sedikit. Apa itu tadi? Kenapa ia merasa bahwa sesuatu tampak membuatnya menjadi sedikit serakah? Lin Yan bingung untuk sesaat, ada sesuatu ditubuhnya yang membuatnya tampak ingin menelan apa saja jika itu memiliki qi yang tampak mengamuk.
“Lupakan, mungkin itu hanya perasaanku saja.” gumam Lin Yan dan menutup matanya lagi. Ia terus berkultivasi untuk beberapa jam, setelah itu ia kemudian berisitirahat.
Hari terus berlalu dan sudah dua minggu semenjak Lin Yan memasuki sekte Naga Langit. Ia terus melakukan aktifitas seperti biasa, di pagi hari ia akan membersihkan semua gedung. Di siang hari, ia akan mengambil misi untuk diselesaikan.
Dalam waktu ini, Lin Yan telah mengumpulkan lebih dari 1.000 poin merit. Ia terus mengambil misi kelas C sekaligus untuk melatih diri melawan binatang roh.
“Sudah lebih dari dua minggu. Kenapa tubuhku tidak mau menembus Yayasan Qi tahap kesembilan? Jumlah qi yang aku serap tampaknya sangat besar. Tetapi aku bahkan tidak menerobos tahap selanjutnya dalam seminggu ini.” Lin Yan yang sedang berjalan ke arah pengambilan misi merasa bingung sebenarnya.
Dalam perburuannya di hutan wilayah pertama, ia pasti selalu menemukan Jamur Bumi paling tidak dua setiap hari. Ia telah menyerap semua sumber daya itu tetapi kultivasinya belum menembus tahap selanjutnya sampai saat ini.
Mengabaikan pemikirannya, Lin Yan kembali mengambil misi. Tetapi kali ini tidak ada misi Kelas C. Ia sama sekali tidak tertarik menyelesaikan misi kelas D karena jumlah poin merit sangat sedikit dan tugas yang harus diselesaikan juga tidak akan meningkatkan kemampuan bertarungnya.
“Lebih baik aku mencari sesuatu untuk di tukar dengan poin merit ini.” gumam Lin Yan saat keluar dari bangunan pengambilan misi.
Lin Yan bergerak ke arah tertentu dan tujuannya adalah gedung senjata. Setiap murid akan mengambil senjata di tempat itu dengan cara menukarnya dengan poin merit.
Banyak murid yang terlihat keluar masuk karena hampir semua murid pasti akan membutuhkan senjata jika masuk ke dalam hutan.
Sesampainya di sana, Lin Yan menyapa penjaga gedung itu. Tentu ia akan mengenalnya karena hampir semua Tetua yang menjaga bangunan tertentu di sapa oleh Lin Yan ketika ia membersihkan gedung.
Bangunan senjata memiliki tiga lantai. Lantai pertama biasanya menyediakan senjata dari harga dasar 50 poin merit. Lantai dua menyediakan senjata dengan harga dasar 300 poin merit dan lantai tiga menyediakan senjata dengan harga dasar 1.000 poin merit.
Tentu Lin Yan yang memiliki sekitar 1.200 poin merit akan langsung naik ke lantai tiga untuk mencari senjata yang cocok untuknya. Hanya beberapa murid yang berada di lantai tiga dan mereka semua termasuk dalam kategori murid terkuat.
Karena sulitnya melacak kultivasi lawan dengan kultivasi Yayasan Qi dan Houtian, maka semua yang ada di sana hanya menatap Lin Yan dengan waspada. Jika bisa naik ke lantai tiga, maka sudah pasti murid tersebut telah menyelesaikan banyak misi sulit.
“Coba kita lihat..” Lin Yan pertama mengambil sebuah pedang. Ia memainkannya sedikit lalu menggelengkan kepalanya. Ia tidak tau mengapa bahwa ia merasa tidak suka menggunakan pedang.
Lalu tatapan Lin Yan tertuju kepada sebuah saber, saat mencobanya, ia juga tidak menyukainya.
Setelah berkeliling di lantai tiga beberapa saat, tatapan Lin Yan tertentu pada senjata tombak. Senjata seperti itu menarik minat Lin Yan dan ia pun langsung menghampiri tombak-tombak yang di susun dengan rapi.
“Hm.. ini..” Lin Yan mengambil sebuah tombak. Tatapannya tampak berkilau karena sangat menyukai senjata seperti itu.
“Hampir semua kualitas tombak di tempat ini hampir sama.” Lin Yan mengembalikan tombak dan melihat ke arah yang lainnya dengan seksama.
Tatapan Lin Yan kembali tertuju pada sebuah tombak berwana hitam legam. Ia mengambil tombak itu dan terkejut seketika.
“Berat tombak ini tampaknya mencapai 200kg.” Lin Yan sedikit kesulitan mengangkat tombak itu tetapi ia sangat bersemangat. Tombak yang ada di tangannya memiliki satu bilah dua sisi tajam. Panjang tongkat tombak sekitar 1,2 meter dengan bilah 0,3 meter. Bilah terlihat lumayan lebar dan tebal.
Kerutan muncul di dahi Lin Yan saat memperhatikan tombak dengan seksama. “Tombak ini terlalu memiliki bentuk yang berlebihan.”
Lin Yan ingin sebuah tombak berat seperti itu tetapi ingin tombak miliknya memiliki bilah tipis. Tetapi tidak ada tombak seperti itu di sini karena bilah tombak itu menyesuaikan berat dengan tongkatnya agar seimbang.
Tombak yang diinginkan Lin Yan sebenarnya sangat sulit untuk ditemukan. Karena itu, Lin Yan pun mengambil keputusan dan membawa tombak bersamanya.