Luna Shang Yuan adalah Ratu dari Kerajaan Shang Yuan, sebuah negeri yang makmur dan kaya raya. Di bawah kepemimpinannya, Shang Yuan mencapai puncak kejayaan, dengan rakyat yang sejahtera dan perdamaian yang terjaga. Namun, meski berada di puncak kemakmuran, hati Luna merindukan petualangan dan kebebasan. Dia memutuskan untuk melepaskan diri dari tugas kerajaan dan berkelana mengelilingi dunia.
Dengan mengenakan hanfu yang anggun dan membawa seruling serta belatinya, Luna memulai perjalanannya. Dia melintasi berbagai negeri, dari hutan belantara hingga pegunungan yang tertutup salju, bertemu dengan berbagai suku dan bangsa. Sepanjang perjalanan, Luna menggunakan suara merdunya untuk membawa kedamaian, menyembuhkan hati yang terluka, dan mengusir kegelapan yang mengancam.
Luna segera menyadari bahwa takdirnya lebih besar daripada sekadar berkelana. Luna menginspirasi banyak orang dan menciptakan legenda yang akan dikenang sepanjang masa.
[Soundtrack mp3: Indila Instrumental]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerajaan Megah Shang Yuan
Seekor burung gagak berdiam diri di sebuah batang pohon dekat Luna, sebelum terbang di atas telaga Shen Hu, sayapnya membentang lebar saat melesat ke angkasa biru. Dari ketinggian, pandangannya menyapu seluruh dunia dengan detail yang luar biasa. Ia melihat Luna, berdiri di tepi telaga, memainkan seruling dengan gadis kecil bersayap duduk di sampingnya. Suasana di sekitar telaga begitu tenang dan damai, mencerminkan keajaiban pertemuan mereka.
Saat burung itu terbang lebih tinggi, pandangannya meluas, menyapu hamparan hutan rimbun dengan pohon-pohon tinggi menjulang ke langit. Warna hijau daun-daun segar dan sinar matahari yang menembus celah-celah dedaunan menciptakan pemandangan memukau. Sungai berkelok tampak seperti pita perak berkilauan, mengalir dengan tenang melalui hutan luas.
Burung itu terus terbang melewati pegunungan tinggi dengan puncak-puncak tertutup kabut. Dari ketinggian, gunung-gunung tampak seperti raksasa tidur, memberikan rasa kagum dan hormat pada alam yang agung. Kabut menyelimuti puncak-puncak, menambah kesan misterius dan fantasi, seolah-olah mereka menyimpan rahasia kuno menunggu diungkap.
Terbang lebih jauh ke timur, burung itu melihat hamparan padang rumput luas, dihiasi bunga-bunga liar beraneka warna yang menari di bawah sinar matahari. Hewan-hewan liar bergerak bebas, menikmati keindahan dan kebebasan alam.
Akhirnya, burung itu menangkap pemandangan megah Kerajaan Shang Yuan. Dari ketinggian, kerajaan itu tampak seperti permata bersinar di tengah alam luas. Dinding-dinding kokoh dan gerbang besar terbuka lebar menyambut siapa pun yang datang. Di tengah kerajaan, berdiri megah istana indah dengan menara-menara menjulang tinggi dan atap-atap berlapis emas berkilauan di bawah sinar matahari.
Burung itu terbang melingkar di atas istana, melihat halaman luas penuh kolam-kolam dihuni angsa-angsa putih anggun. Air kolam-kolam itu berkilauan, mencerminkan langit biru cerah. Pohon-pohon rimbun dan taman-taman indah menambah keanggunan istana, memberikan nuansa damai dan menenangkan.
Di jalanan kerajaan, penduduk beraktivitas seperti biasa. Pedagang menawarkan barang dagangan mereka di pasar yang ramai, sementara anak-anak bermain riang di alun-alun. Wajah-wajah mereka memancarkan kebahagiaan dan rasa damai, mencerminkan kepemimpinan bijak Luna yang selalu dihormati dan dicintai.
Di dalam kastil Kerajaan Shang Yuan, Wang Chu, Kepala Bangsawan dari keluarga Wang, mengunjungi Mei Ling. Mereka bercakap-cakap di ruangan megah, dihiasi tirai-tirai sutra emas dan merah, serta ornamen-ornamen berharga yang memancarkan kemegahan kerajaan. Suasana hening, hanya terdengar suara langkah kaki lembut di sepanjang koridor marmer.
Mei Ling duduk dengan tenang, menatap Wang Chu dengan wajah hampa. Matanya yang biasanya ceria kini dipenuhi kesedihan dan kekosongan, mencerminkan betapa dia merindukan kehadiran Sang Ratu, Luna. Di ruangan yang megah itu, kesepian terasa begitu nyata, seolah-olah setiap sudut kastil merindukan suara dan kehadiran Luna.
Wang Chu memperhatikan Mei Ling dengan penuh perhatian. "Kenapa kau terlihat begitu sangat sedih, Mei Ling? Tampaknya ada beban yang kau pikul," tanyanya dengan suara rendah namun penuh pengertian.
Mei Ling menghela napas panjang. "Kerajaan ini terasa begitu hampa tanpa kehadiran Yang Mulia Luna. Dia telah menitipkan seluruh kerajaan kepada kita semua, penduduk dan keluarga bangsawan, selama dia berkelana. Tapi tanpa kehadirannya, kastil ini terasa kosong, sepi..."
Kepala Bangsawan Wang mengangguk, memahami perasaan Mei Ling. "Ratu Luna adalah pemimpin luar biasa," katanya dengan suara penuh penghormatan. "Namun, kita harus menjalankan amanah yang dia berikan sebaik-baiknya, memastikan kerajaan ini tetap berjalan dengan baik, bahkan tanpa kehadirannya di sini."
'dengan kekuatan bulan, akan menghukummu'
semangat terus