NovelToon NovelToon
DITALAK Karena Mendesah

DITALAK Karena Mendesah

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Dian Herliana

Dirga sangat mencintai Maya. Ia tidak ingin bercerai meski Maya menginginkannya. Ia selalu memaklumi Maya yang bertingkah seenaknya sejak Dirga kehilangan pekerjaan dan membuat keluarga mereka terpuruk.
Tapi suara desahan Maya di ponsel saat ia menghubunginya merubah segalanya.
Apa mereka akan tetap bercerai atau -lagi lagi- Dirga memaafkan Maya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Herliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Berita duka cita yang diterima Dirga saat kembali ke tanah air.

"Nara sudah nggak ada." Dirga nyaris jatuh bersimpuh. Tawa bahagia keluarga yang menyambut kepulangannya seolah tidak mampu mengobati rasa luka akibat kehilangan ini.

Tikno menepuk bahunya.

"Maaf Aku langsung ngasih kabar ini, Bro. Sekarang atau nanti sama aja, 'kan?" Dirga mengangguk. Menyembunyikan hatinya yang patah dengan mencium kedua buah hatinya. Juga Bapak dan Ibunya.

"Kita langsung ke Lestari, ya? Atau mau makan bakso? Di sana kan baksonya kurang enak." Juwita tertawa bahagia. Putra putrinya pulang dengan selamat.

"Bakso aja kali, ya?" ucap Safira antusias.

"Dirga?" Safira meminta pendapat adiknya.

"Aku mah apa aja, deh." ucap Dirga mencoba tertawa.

"Kalian ikut, ya?" ajaknya pada Tikno dan Kirana.

"Mau!" teriak Kirana bersemangat. Tikno tertawa.

"Kalau urusan bakso Dia mah nggak ada lawan. Padahal tiap hari makan bakso. Nggak ada bosen - bosennya." kelakarnya lagi.

"Biarin!" Kirana mengerucutkan bibirnya, membuat yang lain tertawa.

Kirana terlihat seperti peri cinta. Pantas kalau Tikno tergila - gila padanya.

"Nggak usah buru - buru masuk kerja. Istirahat aja dulu." ucapan Tikno dijawab dengan anggukan Dirga.

"Aku juga mau pindahan sama anak - anak. Kami akan kembali pulang." terang Dirga.

"Kenapa harus buru - buru, sih? Tunggulah sampai Kami pulang." protes Safira.

"Lho, nanti nggak ada yang bantuin beres - beres, dong?" Dirga mencoba bercanda. Juwita dan Dedi tertawa.

"Ada tenaga gratisan, ya?" ledek Dedi.

"Siapa bilang gratis?" bibir Safira menor karena kepedasan. Tidak pedas, tidak afdol. Tidak pedas, bukan makan bakso, begitu pendapat Safira.

Saat yang lain tertawa, Dirga ikut tertawa. Tawanya terdengar sumbang di telinga Tikno. Ia menyadari perasaan Dirga.

"Udah. Ikhlasin. Berarti Dia bukan jodohmu." katanya berbisik.

"Hah? Apa?" Dirga seperti sedang mengigau. Ia memakan baksonya tanpa selera. Hanya untuk menyenangkan yang lain ia bersedia ikut mampir ke sini. Ke Bakso Titoti langganan mereka.

Mata Dirga menerawang jauh.

'Engkau tidak mengabulkan doaku, Ya Allah. Apa salahku?' batinnya berbisik getir.

"Kamu kenapa, Nak? Kayak ada yang dipikirin?" tebak Juwita halus. Dedi langsung menoleh memperhatikan raut wajah Dirga.

Dirga menggeleng dan mencoba menguakkan senyum.

"Nggak ada apa - apa, Bu. Kenapa Ibu jadi nanya begitu?" katanya pura - pura bingung.

"Paling Dia bingung mau bayar Aku berapa, Bu?" ledek Safira.

"Nah, itu." tunjuk Dirga pada Safira.

"Dasar muris!" katanya lagi. Safira pura - pura ngambek.

"Bu?! Dirga ngatain Aku muris!"

"Emang?"

"Mendingan muris daripada sutris?"

Dirga melongo. Apalagi itu sutris?

"Apa itu sutris?" tanya Juwita, mewakili Dirga yang malu untuk bertanya.

"Sutris itu stress, Bu." Kirana yang menjawab. Tikno sampai menoyor kepalanya. Tentu saja Kirana protes.

"Apaan sih, Pa?" tanyanya galak.

"Ini di fitrahin, tau?" katanya menunjuk kepalanya, membuat yang lain tertawa. Apa hubungannya kepala sama fitrah?

"Kamu sih, sok tau alias sotoy!" jebik Tikno.

"Memang bener, kok. Sutris itu stress. Kayak Dirga." Safira membenarkan. Semua jadi menatap Dirga.

"Emang Aku sutris, eh, stress?" tanya Dirga bodoh.

"Safira, nggak boleh ngatain adikmu begitu." ucap Juwita.

"Bagaimana nggak dibilang sutris, Bu? Dirga hampir ditolak di imigrasi sana. Nggak bisa jawab, otaknya kosong. Nge - blank." jelas Safira. Kali ini dengan perasaan kasihan.

"Ya, maklumin aja. Dia kan baru aja bercerai. Masih shock." ucap Juwita lagi membela Dirga.

Memang saat itu Dirga shock. Tapi bukan Maya penyebabnya.

Dirga menatap kedua buah hatinya yang duduk semeja dengan Keisha dan Keanu, anak - anak Safira. Mereka tertawa begitu lepas.

*********************

"Si Bibik ngajak ketemuan." Hampir seminggu Dirga kembali bekerja saat Tikno mengatakan itu.

"Bibik?" Dirga merasa aneh.

"Bibiknya Nara." jawab Tikno hati - hati.

"Mau ketemu sama Aku? Buat apa?" Tikno mengangkat bahunya.

"Tadi ditelpon ngomongnya begitu. Dia mau ketemu sama Kamu. Di toko emas tempat Kita ketemu mereka waktu itu."

Dirga mengangguk. Rasa penasaran mulai mengganggunya. Untuk apa si Bibik ingin bertemu dengannya?

"Kapan?" tanyanya pelan. Ia tidak ingin terlihat bernafsu di hadapan Tikno.

"Sekarang."

"Sekarang?" mata Dirga membulat sempurna.

"Ya. Pergilah." Tikno menyerahkan kunci mobilnya tapi Dirga menolak.

"Aku naik motor aja." ia meraih kunci motor dan helm, lalu bertanya.

"Nggak papa kalau Aku pergi sekarang? Kamu nggak butuh Aku?" Tikno tertawa.

"Udah sana! Aku juga mau pulang dulu. Ngantuk." jawabnya santai.

Dirga langsung mengenakan helmnya. Sesaat kemudian ia sudah melaju dengan motornya.

Si Bibik sudah menunggu di sana saat ia tiba. Dirga dapat melihat raut wajahnya yang masih berduka.

"Maaf Den, Bibik udah lancang nyuruh Den Dirga ke sini." katanya hati - hati.

"Dirga aja. Nggak usah pakai Den." ucap Dirga.

Airmata si Bibik menetes. Ia mengulurkan sebuah kartu nama. Dirga menerimanya.

"Bapak ingin Den,.. Maksud Bibik, Dirga, untuk bekerja di kantornya. Langsung ketemu Bapak."

Dirga terkejut. Dulu Nara pernah memintanya untuk melamar kerja di perusahaannya dan Dia menolaknya. Dan sekarang Handoko, Papa Nara, yang memintanya langsung. Ada apa ini?

"Den mau, kan?" tanya si Bibik. Ia terlihat berharap. Dirga hanya diam. Ia bingung harus mengatakan apa.

"Den?" tanya si Bibik lagi.

Dirga menghela nafas. Tapi tiba - tiba ia ingin bertanya,

"Bik, boleh cerita tentang Nara? Kenapa Ia sampai koma lalu,.. Meninggal?"

Si Bibik menarik nafas sepanjang - panjangnya sebelum mulai bercerita. Ia juga menceritakan jari tangan Nara yang bergerak setiap kali ia menyebutkan nama Dirga.

Dirga merasakan hatinya yang kembali hancur.

"Malam itu Non Naya sempat sadar." si Bibik mulai terisak.

"Bibik disuruh pulang. Bibik udah nolak tapi Non Naya maksa. Ia hanya ingin ditemani sama Papanya. Ternyata itu saat terakhirnya." Bibik mengusap airmata yang terus membanjir.

"Bibik pulang diantar sopir Rumah Sakit. Paginya Bapak pulang bawa berita duka. Non Naya nggak bisa bertahan." Dirga tidak tahan lagi melihat si Bibik yang terus menangis. Secara naluri ia memeluk si Bibik.

Si Bibik merasa aneh. Ia merasa Dirga juga menangis bersamanya meski tidak ada air yang keluar dari matanya.

Si Bibik lalu menggerakkan tubuhnya, membuat Dirga tersadar.

"Maaf." Dirga melepaskan pelukannya.

"Lalu kenapa Pak Handoko ingin Saya bekerja di perusahaannya?" tanya Dirga ingin tau.

"Katanya, ini permintaan terakhir Non Naya." jawab si Bibik. Matanya jauh menerawang.

Dirga terpaku. Ternyata mereka sama - sama saling jatuh hati. Tapi mereka tidak berjodoh.

'Maafin Aku, Naya. Seandainya saat itu Aku menerima tawaranmu.' sesal hati Dirga.

"Bibik hari ini mau pulang kampung, Den. Bibik nggak kuat tinggal di sana lagi. Nggak ada Non Naya lagi." si Bibik seperti meracau.

"Bapak setuju Bibik pulang kampung?" tanya Dirga penasaran. Ia pernah mendengar kalau si Bibik adalah kepala pelayan di sana.

"Ya." si Bibik mengangguk. Bahkan Handoko yang akan mengantarnya pulang ke kampung halamannya.

*********************

1
Ma Em
pak Handoko cepat pecat si Gery cuma jadi benalu saja apalagi si Maya sok berkuasa di rumah orang
Ma Em
thor jangan sampai pak Handoko diracun sama Maya semoga pak Handoko segera tau niat jahat Maya dan Gery
Ma Em
jangan sampai Gery yg mengenal Nara duluan bisa bahaya nanti karena kebohongan dan kelicikan Gery belum diketahui pak Handoko dan cepatlah Dirga nikahi Nara jgn sampai dikacaukan sama si Gery
Sivia
jangan lama-lama konflik ya ka.
Dian Herliana
mantap, Kak Ma Em 👍
Ma Em
Pak Handoko cepatlah usir dua benalu yg ada dirumah pak Handoko nanti kalau dibiarkan tinggal lama lama bisa habis perhiasan Nara diambil Gery untuk si Maya.
Ma Em
Dirga cepat resmikan Nara menjadi istrimu sebelum ketahuan si Gery dan Maya takut Gery berbuat jahat sama Nara jangan sampai ada yg menghalangi niat baik kamu Dirga dan Nara
Sivia
semngat thor🥰
Ma Em
Tikno kan sudah tau kalau Dirga menyukai Nara nah skrg Tikno yg heran kok Nara msh hidupi
Sivia
jangan lama ya.. thor? buat penyesalan yang menyakitkan buat dua manusia yang tidak punya hati thor
Dian Herliana: siap, Kakak..
makasih untuk dukungannya 😊
total 1 replies
Ma Em
Gery dan Maya kamu pasti akan menyesal setelah pak Handoko mengetahui kebusukan kamu
Ma Em
Thor jangan sampai pak Handoko di celakain sama Gery dan Maya dan semoga pak Handoko mengetahui niat jahat Gery dan Maya
Dian Herliana: lanjut terus, Kakak..
makasih untuk dukungannya/Smile/
total 1 replies
Ma Em
Thor pak Handoko segera mengetahui rencana Maya dan Gerry yg mau melenyapkan Pak Handoko
Dian Herliana: siaaap!
total 1 replies
Ma Em
Thor coba tolong bukakan matanya pak Handoko agar bisa melihat Gery yg sebenarnya apalagi sekarang ada wanita ular si Maya yg selalu menghasut Gery jgn sampai pak Handoko menyesal akhirnya
Dian Herliana: siaaaapp
total 1 replies
Ma Em
Thor pak Handoko segera mengetahui Gery dan Maya yg bermuka dua yg mengharapkan warisan dari pak Handoko
Sivia
Assalamualaikum... ceritanya bagus
Dian Herliana: makasih Kakak atas dukungannya sampai bab ini/Angry/
total 1 replies
Ma Em
Dasar mantan menantu yg ga punya adab bukannya mengucap salam malah teriak teriak kayak orang stres .
Ma Em
Semoga Nara dan Dirga selalu bahagia
Ma Em
Maya kamu jangan sombong setelah Pak Handoko tau kelicikan suamimu si Gery pasti tdk lama lagi akan ditendang sama pak Handoko, kamu dan Gery pasti jadi ayam bukan singa lagi yg pandai mengaum
Ma Em
Semoga pak Handojo segera mengetahui Gery menantunya yg licik baik karena mau menguasai perusahaannya pak Handoko apalagi skrg sdh dipasang cctv
Dian Herliana: terimakasih, Ma Em, untuk dukungannya sampai saat ini/Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!