Dunia Luas. Tidak menyenangkan jika tidak di jelajahi.
Aku Xiao Wang. Sejak kecil telah mendapat predikat sebagai sampah klan. Tidak bisa berkultivasi membuat diriku kian menjadi sasaran latihan. Sampai di asingkan di Hutan Binatang Buas, namun aku selamat oleh tekad–ku.
Suatu saat nanti, aku akan berdiri di depan banyak orang. Membersihkan namaku dari orang-orang yang dahulu pernah menghinaku. membersihkan namaku dari orang-orang yang pernah mengucil–ku. Pun juga membersihkan nama kedua orang tuaku. Hingga menjadi seorang yang di akui oleh satu kekaisaran sekali pun.
Tidak! Satu Kekaisaran saja tidak cukup. Berkelana ke berbagai belahan dunia juga bukanlah ide buruk dan ya, harus aku laksanakan.
Tentunya, untuk melakukan itu semua, bukan melewati perkara yang mudah. Banyak tantangan yang akan aku hadapi nantinya. Entah itu berjalan di antara ribuan tubuh tak bernyawa, atau mungkin bermandikan darah dari musuh-musuhku... Maka nantikan perjalananku di kisah ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 32 ~ Rencana Kembali
Xiao Wang melibaskan pedang secara Horizontal.
Whush...
Mendadak energi berwarna merah tercipta dan melesat dengan sangat cepat ke arah Serigala Penjaga, lawan Xiao Wang. Aura yang terpancar begitu hebat, bahkan Xiao Wang yang belum terbiasa sampai merasa sedikit gemetar oleh energi yang dikeluarkan tadi.
Serigala Penjaga langsung melepaskan cakarnya untuk menepis lesatan energi berbentuk bulan sabit merah tersebut.
Baamm....
Sayangnya Serigala Penjaga malah terpental jauh. Menabrak pohon besar hingga membuat pohon tersebut tumbang seketika.
Xiao Wang yang melihat itu berdecak kagum. "Ini benar-benar hebat. Bahkan aku yang berada di ranah Ahli saja sampai bisa menumbangkan seekor Siluman yang jelas-jelas berada di level di atas ranah Raja."
Xiao Wang melihat serigala Penjaga menimbulkan pergerakan. Tampaknya Serigala itu akan kembali menyerangnya. Dia lantas memasang seringai sinis.
"Ini sangatlah menyenangkan. Lihat saja, aku tidak akan melepaskan kamu begitu saja!"
selepas mengatakan itu, Xiao Wang lantas melepaskan jurusnya.
"Iblis Api!"
Pedang di tangan Xiao Wang semula mengobarkan api ganas, namun sejurus kemudian api tersebut menjalar di udara sebelum menghilang bak tak pernah ada sebelumnya.
Serigala Penjaga yang telah bangkit kembali berlari ke arah Xiao Wang. Sayangnya belum jauh dia melangkah, dirinya malah berubah menjadi abu merah saat tiba-tiba saja api yang memiliki panas ekstrim menghantam tubuhnya. Entah dari mana datangnya api tersebut, pasalnya kemunculannya begitu tiba-tiba.
Kembali menampakkan sunggingan kecil, Xiao Wang mendekati abu merah milik sang serigala. Mengambil kristal roh yang melayang di atas abu tersebut, lalu menyimpannya dalam cincin ruang.
Setelah itu Xiao Wang menghampiri Naga Magma untuk membantunya melawan Serigala-serigala Penjaga.
Dengan kedatangan Xiao Wang, beban Naga Magma mulai meringan. Jika sebelumnya dia sampai dibuat terdesak oleh lawan-lawannya itu, kini Naga Magma bersama dengan Xiao Wang sudah berhasil membalikkan keadaan.
Satu per satu Serigala Penjaga mati oleh kedua orang itu. Bahkan keduanya tampak berlomba dalam membunuh. Hingga serangan terakhir dari keduanya, berhasil menjadikan serigala Penjaga terakhir mati menjadi debu halus yang berterbangan.
"Kerja bagus!" ucap Naga Magma setelah mereka selesai mengumpulkan kristal roh Serigala Penjaga.
Xiao Wang berjalan menghampiri Naga Magma. "Aku pikir pedang yang kau gunakan itu sangatlah bagus. Dari mana kau mendapatkannya?" Naga Magma bertanya kepadanya sembari memperhatikan pedang yang ada di tangan Xiao Wang.
"Hmm, memang setelah disempurnakan oleh Lin Yun Mei, tampilannya sangat jauh berbeda dengan bentuk sebelumnya," jawab Xiao Wang.
Naga Magma mengerutkan keningnya. "Lin Yun Mei? Kemana dia?"
"Dia tengah menunggu kita di puncak gunung itu. Mari ke sana dan temui dia!"
"Kalau begitu, naiklah!"
Xiao Wang menyimpan pedangnya dalam cincin ruang. Setelahnya melompat ke atas punggung Naga Magma. Lalu keduanya melesat dengan kecepatan tinggi. Menuju puncak gunung yang di maksud.
***
Angin bertiup lumayan kencang, mengibarkan rambut panjang serta gaun milik seorang wanita cantik. Berdiri dengan tatapan diarahkan ke depan. Memandang lurus jauh pepohonan yang ada di bawah sana.
Whush....
Naga Magma serta Xiao Wang mendarat di belakang wanita itu. Turun dari punggung Naga Magma, Xiao Wang lantas mendekati wanita tersebut yang merupakan Lin Yun Mei.
"Kalian telah datang?"
"Umm... Mengapa kau memanggil kami di sini? Hal apa yang akan kau bicarakan?" Xiao Wang langsung bertanya ke intinya.
"Hmm, seperti apa yang aku katakan sebelumnya, bahwa hari ini aku akan kembali ke dunia asalku. Tapi sebelum itu, aku juga akan memberitahu kamu terlebih dahulu terkait dengan pedang yang kau gunakan itu."
Xiao Wang mendengar tanpa berniat menjawab.
Lin Yun Mei berjalan perlahan ke depan. "Sebenarnya, Mutiara yang aku gunakan untuk menyempurnakan pedangmu itu bernama Mutiara Siluman Murni. Pemilik aslinya merupakan Siluman Terkuat yang ada di Dunia ini. Juga merupakan Raja Siluman di sini. Tidak ada seekor pun Binatang buas tak mengetahui dirinya. Bahkan Dunia lain pun juga mengetahui Raja Siluman ini. Terlepas dari statusnya itu, dia juga merupakan satu-satunya Siluman yang berhasil mencapai Ranah dewa di dunia ini. Memiliki para bawahan setia yang merupakan Serigala-serigala bayang, kemudian diberi nama dengan Serigala Penjaga!"
Xiao Wang mendengar itu kembali hanya terdiam. Pikirannya kini tengah melayang, membayangkan akan yang diceritakan Lin Yun Mei tadi.
"Lantas, ada dimana dia sekarang? Dan juga mengapa dia meninggalkan mutiara itu di hutan Binatang Buas ini?" tanya Xiao Wang.
"Hmm, entahlah. Keberadaannya sangat rahasia. Terkait dengan alasannya meninggalkan Mutiara Siluman Murni di sini, aku juga tidak mengetahui pasti alasannya. Dan karena mutiara tersebut telah berada di tanganmu, maka kau perlu berhati-hati sekarang. Jangan pernah menggunakan pedang itu di tempat keramaian kecuali kau dalam keadaan terdesak," pesan Lin Yun Mei.
Wanita itu kemudian mengeluarkan sebuah pedang dari ruang hampa.
"Ini adalah pedang Api Matahari. Meskipun dasar elemen pedang ini adalah api, tapi Pedang Api Matahari ini bisa menyesuaikan dengan unsur elemen yang dikeluarkan penggunanya."
Dia memberikan pedang Api Matahari kepada Xiao Wang.
"Waah... Senjata tingkat Alam kelas 1. Ini sangatlah langka. Terima Kasih, Lin Yun Mei!" Xiao Wang menangkupkan kedua tangan, memberi hormat pada wanita itu. .
"Umm, Sepertinya tugas ku sudah selesai. Aku akan kembali ke dunia ku. Aku akan menunggumu di sana, jika kau telah mencapai puncak Kultivator di dunia ini, maka datanglah ke Dunia Atas."
Meskipun merasa sedikit mustahil untuk mencapai seperti apa yang dikatakannya, namun Xiao Wang tetap mengiyakan.
"Ya, aku pasti akan pergi ke dunia atas dan menemui–mu!" ucap Xiao Wang dengan penuh keyakinan. "Oh ya, Lin Mei. Dari sejak beberapa saat yang lalu aku penasaran, sebenarnya sampai dimana Ranah Kultivasi mu sekarang?"
Lin Yun Mei menanggapi pertanyaan polos Xiao Wang dengan memasang sunggingan kecil.
"Kalaupun aku mengatakannya kepadamu sekarang, kau tidak akan mengetahuinya. Yang jelas, berada sangat jauh di atas para penghuni dunia mu ini. Tapi jika kau tetap bersikeras untuk mengetahuinya, maka jadilah kuat."
Setelah mengatakan itu, Lin Yun Mei lantas berpamitan. Dia menghilang begitu saja dari sana.
Xiao Wang memandangi tempat menghilangnya Lin Yun Mei tadi dengan tatapan kosong. Sebenarnya dia masih memikirkan akan perkataan Lin Yun Mei tadi.
"Nak, Setelah ini kau akan kemana?" tanya Naga Magma. Xiao Wang menoleh ke arahnya.
"Hmm, sepertinya urusan kita di sini sudah selesai. Aku akan kembali ke klan Xiao," balas Xiao Wang.
"Baiklah. Mari kita ke sana."
"Tapi sebelum itu, aku akan memberikan nama terhadap pedang itu serta Kau sendiri."
Xiao Wang lantas menyimpan pedang Api Matahari dan mengeluarkan pedang yang satunya.
\=\=\=
N/A : Bingung mau kasih nama apa. Boleh bantu rekomendasikan nama untuk Naga Magma serta Pedang Xiao Wang yah... Di tunggu;)
baru tau...