NovelToon NovelToon
Miss Rania, I Love You

Miss Rania, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cinta Terlarang / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Slice of Life
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lalalati

Pecinta K-POP merapaaaaat! Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya kalau mampir!

Rania adalah seorang wanita muda yang berprofesi sebagai guru. Ia multitalenta, baik hati, cantik, dan mandiri. Suatu hari Rania bertemu dengan seorang pemuda tampan yang lebih muda darinya, Logan namanya.

Awal pertemuannya dengan Logan, diwarnai dengan banyak kesalahpahaman. Namun apa daya cinta terlanjur tumbuh di hati keduanya.

Walaupun banyak perbedaan dan rintangan yang hadir di antara keduanya, termasuk kenyataan bahwa ternyata Logan adalah siswa di tempat Rania mengajar, tak cukup kuat untuk menghapus rasa yang sudah tumbuh di antara mereka.

Kisah ini bukan hanya tentang mereka berdua, tapi juga tentang kisah masa lalu orang tua mereka yang begitu rumit.

Mampukah Rania dan Logan bersatu di tengah banyaknya perbedaan yang menjadi penghalang bagi keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33: Kepindahan Rania

"Seru banget sih ngobrolnya," ucap Nindi pada putri dan keponakannya.

"Iya, nih Berlin Mah. Mulutnya gak bisa berhenti diem. Cerewet banget," ucap Rania yang bersiap menuju kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi.

"Ran, bentar sayang Mama mau ngomong. Berlin 'kan nanti tinggal di sini. Berlin nanti pakai kamar kamu gak apa-apa ya. Soalnya kamarnya Kak Rasya udah dijadiin gudang 'kan sama Eyang kamu," ucap Nindi.

"Iya boleh, Mah. Lagian nanti Rania 'kan tinggal di rumah kontrakan kalau udah mulai ngajar," ucap Rania.

"Yah, kak Ran gak tinggal di sini nanti pas ngajar?" tanya Berlin kecewa.

"Nggak Lin. Kakak ngontrak rumah sama Keyla biar deket ke sekolah. Lumayan jauh soalnya 'kan, kakak males di jalan. Nanti kamu kali-kali nginep aja di rumah kakak ya. Tapi Berlin tiap hari ke sekolah pakai apa?" tanya Rania pada sang ibu.

"Sama tante Nindi dianterin katanya. Ya 'kan tante?" ucap Berlin.

"Iya nanti sama Mama anterin tiap hari. Sayang mobil yang dibeliin papa kamu 'kan paling cuma dipake ke resto doang, jadi nanti kita pake agak jauh pake tol tiap hari buat anterin Berlin," ucap Nindi yang bersemangat dengan rutinitas baru yang akan segera dilakoninya nanti.

"Okay deh kalau gitu. Cuci muka dulu," ucap Rania sambil mengacungkan jempolnya pada sang ibu dan berjalan menuju kamar mandi.

"Kak aku buka laptopnya ya!" Ucap Berlin yang penasaran melihat video dance cover apa lagi yang sudah Rania buat.

Rania memberikan kode bahwa videonya itu tidak boleh sampai diketahui oleh siapapun. Berlin membuat tanda dengan menyatukan jempol dan telunjuknya membentuk huruf O.

"Kalian kenapa sih?" tanya Nindi yang kebingungan melihat tingkah Berlin dan Rania.

"Gak apa-apa kok Mah," Rania menggandeng sang ibu untuk menjauh dari Berlin yang akan membuka video-video rahasianya.

Video-video itu adalah video dance cover yang sering Rania buat dari grup idol Kpop favoritnya. Hobinya ini hanya diketahui oleh sahabatnya, Keyla dan Berlin yang sejak dua tahun lalu mengetahui hobinya ini secara tidak sengaja. Rania rutin mempelajari dance dari beberapa grup idol setiap kali mereka melakukan comeback.

Walaupun menurut Keyla atau pun Berlin, dance Rania sangat bagus, tapi Rania tidak pernah ingin hobinya ini diketahui oleh orang lain.

Keesokkan harinya Rania sibuk membereskan kamarnya karena akan digunakan oleh Berlin. Beberapa benda yang sudah tidak digunakan Rania pisahkan, ada yang dibuang, ada juga yang disimpan di gudang dan ada juga yang dibawanya ke rumah kontrakannya bersama Keyla. Berlin tidak membawa banyak barang, hanya buku, pakaian, dan juga pernak-pernik Kpopnya.

Siang menuju sore Rania selesai membereskan semua barang-barangnya, kamar Rania sudah rapi dan didominasi barang-barang milik Berlin sekarang. Rania sendiri hanya akan menginap sesekali di rumah sang nenek. Barang-barang Rania yang lain sudah dipack dan siap di bawa ke rumah yang baru. Rencana pindahan Rania pun dipercepat karena kedatangan Berlin.

"Kamu beneran mau pindahin barang-barang kamu dari sekarang sayang?" tanya sang ibu.

"Iya, Mah ini udah beres aku pack," ucap Rania sambil membawa barang-barangnya ke teras rumah.

"Tapi kamu pindahnya nanti 'kan?"

"Iya Mama sayang. Rania pindahnya nanti aja pas mau masuk sekolah banget. Sekarang pindahin barang-barangnya dulu aja."

"Sedih deh Mama bakal jarang ketemu kamu lagi. Terakhir kamu minta ngekost pas lagi ngerjain skripsi," ucap Nindi.

Rania memeluk sang ibu dari belakang.

"Mah, Rania bakal sering pulang. Tiap Sabtu minggu juga Rania bakal pulang kok. Rania ngontrak rumah biar gak jauh Mah, biar gak cape kalau ngajar. Cepet nyampe rumahnya."

"Tapi kamu harus hubungin Mama tiap hari ya," pinta Nindi.

"Iya pasti dong, Mah. Sekarang 'kan ada Berlin juga yang nanti nemenin mama sama eyang kalo Rania gak ada," ucap Nindi masih menenangkan sang ibu.

"Oh iya Papa kamu kapan mau dateng?" tanya Nindi.

"Bentar lagi paling. Katanya tadi pagi Papa masih di kantornya."

"Dasar ya papa kamu tuh hari Sabtu gini masih aja kerja," ucap Nindi.

"Sepi kali mah sekarang 'kan Papa tinggal sendiri. Apalagi kalau bukan kerja."

"Makanya kamu sering-sering temenin Papa kamu."

"Iya Rania mau aja tapi 'kan papa kerjanya gitu. Gak tentu kapan ada di apartemennya. Kadang hunting tempat buat motret, nganter orang jalan-jalan, training dan ngurusin karyawannya. Papa tuh kayak menenggelamkan diri di kerjaannya gak sih Mah sekarang?"

"Semenjak kamu kuliah emang gitu kerjaan papa kamu. Sama kayak anaknya biar gak banyak pikiran makanya waktunya dipake kerja."

"Iya 'kan Rania anak papa," ucap Rania.

Tiba-tiba sebuah mobil SUV putih membunyikan klakson.

"Tuh Papa dateng," Rania berlari ke arah pagar dan membukakan pagar agar mobil sang ayah bisa masuk ke dalam halaman. Mobil pun berhenti dan Rendra keluar dari dalam mobil. Ia menghampiri mantan istri dan anaknya.

"Nin," sapa Rendra sambil mengacak-ngacak rambut Nindi.

"Kak, boleh ganti gak cara nyapa Nindinya. Jangan ngacak-ngacak rambut terus kalau ketemu," protes Nindi pada mantan suaminya.

"Maaf kebiasaan," ucap Rendra sambil tertawa.

Kemudian menghampiri sang putri.

"Anak Papa sayang. Kangen banget," Rendra memeluk Rania erat.

"Kangen juga sama papaku yang ganteng." Rania memeluk Rendra juga. Rendra mencium beberapa kali pucuk kepala Rania kemudian melepaskan sang putri.

Rania menyadari sesuatu saat itu, bahwa saat ayahnya menyapa sang ibu memang selalu seperti itu, mengacak rambutnya. Namun saat menyapanya, Rendra selalu memeluk dan menciumnya.

Dulu ia kira ayah dan ibunya hanya malu untuk bermesraan di depannya, namun ternyata antara Rendra dan Nindi memang tidak pernah ada apa-apa.

"Bro!" tiba-tiba Rasya datang dari dalam dan menyapa saudara tirinya itu. Rendra dan Rasyapun berpelukan.

"Kapan lo dateng? Kok gak ngasih tahu gue?" tanya Rendra sangat senang bertemu dengan Rasya yang sudah lama tidak pulang ke Indonesia.

"Kemaren. Tadinya mau ngasih tahu tapi kata Rania sekarang lo juga bakal ke sini."

"Halo mas Rendra, gimana kabarnya?" Refa datang bersama Genta dan Berlin dari dalam rumah. Berlin dan Genta bergantian mencium tangan Rendra.

"Baik Ref. Gimana Seoul? Kalian liburan ke sini?" jawab Rendra.

"Nggak, bro. Berlin mau sekolah di sini mulai tahun ajaran baru. Besok juga kita pulang lagi ke Seoul."

"Oh gitu, kenapa gak lanjut di Seoul, Lin?" tanya Rendra pada Berlin.

"Gak mau aja om. Seru di sini kayaknya. Di Seoul orang-orangnya pada gak ramah," keluh Berlin dengan polosnya.

"Semoga betah ya," ucap Rendra.

"Pap, Rania masukin barang-barang Rania ke dalem mobil ya." Rania mulai mengangkat barang-barangnya yang dimasukan ke dalam beberapa dus.

"Iya ya udah sini Papa bantuin."

Rania, Nindi, Berlin, dan Rasya memasukkan barang-barang Rania ke dalam mobil Rendra. Setelah itu Refa, Nindi, Berlin, dan Rania masuk ke dalam rumah untuk mengambil beberapa barang lagi.

"Bro, ntar malem ngumpul dong. Mumpung lo ke sini." ucap Rendra.

"Ayo, si Billy apa kabar dia?" tanya Rasya.

"Terakhir kapan ya gue ketemu udah lama juga. Ya udah ntar sore kita ngumpul. Gue mau anter Rania pindahan dulu. Nanti kita ketemu di tempat biasa aja," ucap Rendra.

"Emang masih ada tu tempat?" tanya Rasya yang sudah lama tidak ke tempat biasa nongkrong mereka dulu.

"Masihlah. Ya udah sore ya kita kumpul di sana."

"Kabarin dulu si Billynya takutnya dia gak bisa."

"Dia kemarin baru ngechat gue, ngajak ketemuan juga gak tau ada apaan tumben-tumbenan dia chat gue ngajak ketemu. Jadi dia pasti bisa entar malem nongkrong."

"Ya udah deh kalo gitu berarti fix ya. Besok pagi gue udah harus berangkat lagi soalnya," ucap Rasya.

"Ayo Pap udah semua barang-barangnya ini. Berlin ikut ya mau Rania ajak main ke BSC nanti udah nyimpen barang-barang," Rania datang dengan tas dan beberapa barang lagi.

"Ya udah yuk. Eh Eyang kamu mana?" tanya Rendra pada Rania.

"Eyang di resto, Pap. Mama 'kan lagi bantu aku beres-beres dulu. Jadi Eyang di sana dulu."

"Ya udah bro gue berangkat dulu ya," pamit Rendra pada sahabat sekaligus saudara angkatnya itu.

"Hati-hati ya," ucap Nindi pada Rania dan Rendra.

Rendra, Rania dan Berlin pun masuk ke dalam mobil. Mobil Rendra pun melaju menuju rumah Rania.

1
Anastasia Arita
semangat Logan kejar Rania mu
Anastasia Arita
lanjut thor, seru ceritanya /Good/
lalalati: thanks kak udah baca sampai sini 🥰
total 1 replies
aca
kasih jodoh buat nindi donk kasian masak g dpet cinta dr suami pdhl dia di sini korban loh
lalalati: ikutin terus aja ya kak 😁
total 1 replies
aca
jngan ampe Rendra ma Carla kasian rania donk nindi jg korban tp Rendra egois malah g kasih kesempatan nindi
aca
bagus ne cerita Q kasih bunga
lalalati: makasih kakk ikutin terus 🥰
total 1 replies
Anastasia Arita
semangat.. lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!