Qin Yichen adalah putra kesayangannya kaisar dan sangat dimanjakan. Karena sangat dimanjakan, Qin Yichen tumbuh menjadi remaja yang suka membuat masalah dan akhirnya dikirim ke akademi militer kerajaan di bawah bimbingan Jenderal Bao. Di sana dia bertemu dengan putri jenderal Bao yang tomboy. Putri jenderal itu bernama Bao Jiali. Qin Yichen jatuh cinta pada Bao Jiali. Namun, politik yang kejam membuat Qin Yichen ditarik kembali ke istana dan Jenderal Bao sekeluarga dibunuh kecuali Bao Jiali. Bao Jiali berhasil hidup dan masuk ke dalam istana sebagai penari untuk menuntut balas.
Ikuti kisah komedi romantis penuh suka dan duka ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Pria Itu?
"Itu mereka" Pekik Tongyue dengen senyum lega.
Saat Qin Yichen ingin mengejar Bao Jiali, tangan Tongyue langsung menahan lengan Qin Yichen.
"Kenapa kau tahan lenganku? Aku akan kejar A Li dan menggendongnya pulang sebelum dia kabur" Geram Yichen.
"Aku rasa mereka tidak berniat kabur. Mereka hanya ingin berjalan-jalan keluar sebentar dan melihat-lihat keramaian pusat kota" Ucap Tongyue. "Lihatlah! Mereka berdua berjalan bergandengan tangan dengan langkah ringan dan mereka tampak ceria melihat-lihat apa yang ada di kanan dan kiri mereka" Imbuh Tongyue.
"Kau pikir begitu?" Yichen menatap tajam wajah Tongyue.
"Iya dan kalau kita kejar mereka, mereka justru akan kabur dan malah kacau semuanya. Kita ikuti saja mereka dari kejauhan. Kalau ada bahaya mengancam mereka barulah kita turun tangan. Biarkan mereka bersenang-senang dengan santai"
"Okelah. Aku ikuti saran kamu dan karena saran kamu sangat oke, maka aku akan kasih kamu pedang perak yang sangat kamu inginkan" Ucap Yichen dengan wajah serius
"Benarkah?!" Tongyue membeliak senang.
"Hmm"
"Terima kasih, sahabatku" Tongyue hendak memeluk Yichen tapi dengan cepat Yichen menahan dada Tongyue sambil menggeram, "Tidak usah pakai peluk-peluk"
"Oke, baiklah. Terserah kamu. Yang penting aku dapat pedang perak" Wajah Tongyue semakin semringah.
Bao Jiali berjalan-jalan di tengah hiruk pikuknya pusat kota sambil terus menggenggam tangan Bao Meili dengan senyum cerah ceria. Begitu juga dengan Bao Meili. Kedua gadis cantik itu sangat menikmati keramaian pusat kota dan sangat antusias melihat-lihat aneka camilan, makanan, minuman, dan aksesoris yang berjejer cantik di kanan dan kiri jalan.
Kedua perempuan cantik dengan karakter wajah yang berbeda itu meskipun mereka sama-sama memiliki wajah tirus yang kecil dan imut, tidak menyadari bahwa mereka diikuti oleh Qin Yichen dan Tongyue dari jarak yang cukup jauh. Jiali memiliki karakter wajah yang tegas sedangkan Meili memiliki karakter wajah yang lembut.
Bao Jiali menoleh ke Bao Meili saat dia merasakan tangannya ditarik pelan oleh Bao Meili. "Ada apa? Kau pengen sesuatu?"
Bao Meili menatap Bao Jiali dengan wajah sendu dan kedua pelupuk matanya tergenang airmata.
"Hei! Kenapa kamu malah menangis?" Bao Jiali mengusap pelan pipi adiknya yang terkena tetesan airmata. "Ada apa, hmm?"
"Itu, Kak, lihatlah! Tusuk konde itu mengingatkan aku pada Ibunda. Ibunda sangat menyukai tusuk konde berbentuk bunga mawar kuning. Aku merindukan Ibu, Kak. Hiks, hiks, hiks" Bao Meili menunduk dan Bao Jiali langsung memeluk adiknya sambil berkata, "Jangan menangis! Kita harus kuat dan tangguh karena kita masih harus menemukan Ayah. Pilihlah tusuk konde yang kamu suka. Kakak akan belikan" Bao Jiali mengusap lembut punggung adiknya dengan penuh kasih sayang.
Bao Meili menarik diri dari pelukan hangat kakaknya, lalu dia mengambil satu tusuk konde berbentuk bunga mawar berwarna kuning, "Aku mau ini, Kak"
"Baiklah. Kakak akan membelikannya untuk kamu"
Setelah membayar tusuk konde itu, Bao Jiali mengajak Bao Meili ke tempat sepatu. Dia ingin membeli sepatu dengan motif bunga melati karena ibunya dulu pernah membuatkannya sepatu dengan motif bunga melati, tapi belum sempat dia memakai sepatu itu, tragedi pembantaian semua keluarga Bao terjadi dan sepatu itu hangus terbakar.
Sementara itu, Qin Yichen mengajak Tongyue ke tempat penjual tusuk konde yang tadi didatangi oleh Jiali dan Meili. Qin Yichen bertanya ke penjual tusuk konde tersebut, "Perempuan berbaju biru muda yang sangat cantik tadi, membeli apa?"
Penjual tusuk konde tersebut langsung menjawab dengan wajah ramah, "Oh, perempuan cantik tadi membelikan tusuk konde berbentuk bunga mawar berwarna kuning untuk adik cantiknya karena tusuk konde itu mengingatkan mereka sama ibu mereka. Ibu mereka menyukai bunga mawar berwarna kuning"
"Lalu, perempuan yang berbaju biru tadi membeli apa?" Tanya Yichen.
"Dia pengen beli sepatu bermotif bunga melati. Tuh, dia ada di sana, di tenda penjual sepatu" Penjual tusuk konde itu menunjuk ke sebuah tenda penjual sepatu yang letaknya cukup jauh dari lapaknya.
Tongyue langsung berkata, "Aku mau beli tusuk konde bermotif kupu-kupu itu"
Sementara Yichen berjalan pelan ke penjual sepatu dan dia melihat Bao Jiali masih berdiri di sana.
Tongyue menyusul langkah pelannya Yichen sambil memasukkan tusuk konde berbentuk kupu-kupu nan cantik ke balik bajunya sambil tersenyum dan membatin, Meili sangat suka kupu-kupu. Dia pasti suka tusuk konde yang aku belikan.
Yichen menghentikan langkahnya dan bergumam sendiri, "Kenapa dia tidak beli sepatu yang tadi dia pegang?"
"Harganya mahal kali. Sepatu beludru seperti itu, kan, cukup mahal harganya" Sahut Tongyue dengan santainya.
"Dia itu Istriku. kenapa dia tidak bisa beli sepatu itu?" Gumam Yichen kemudian.
"Memangnya kamu tadi kasih dia uang untuk jalan-jalan? Nggak, kan? Dia keluarnya diam-diam jadi dia pasti nggak bawa uang banyak dan dia sudah beli tusuk konde cukup mahal tadi"
"Sial! Kenapa aku bisa lupa tidak memberinya uang?" Gumam Yichen dengan wajah kesal. Lalu, pria tampan itu bergegas menuju ke tenda penjual sepatu yang tadi didatangi oleh Bao Jiali.
"Perempuan cantik berbaju biru yang baru saja mengunjungi tempat ini? Dia pengen beli apa?" Tanya Qin Yichen.
"Oh, dia pengen beli sepatu bermotif melati ini. Tapi, saat saya katakan harga sepatu ini, dia meletakkannya kembali dan meminta tolong saya untuk menyimpan sepatu ini karena dia akan ke sini lagi Minggu depan. Dia sangat menyukai sepatu ini dan dia gadis yang ramah, jadi saya rasa saya akan menyimpankan sepatu ini untuk dia dan......"
"Bungkus sepatu itu sekarang juga dan aku akan membayarnya" Qin Yichen berkata sambil mengeluarkan kantong uangnya.
"Tidak bisa, Tuan. Kalau dia datang lagi ke sini Minggu depan sana sepatunya sudah tidak ada, saya harus bilang apa? Saya tidak tega mengecewakan dia. Dia gadis yang sangat baik dan ramah"
"Aku bilang bungkus, ya, bungkus!" Yichen mulai mengeraskan gerahamnya.
"Dia suaminya. Jadi, bungkus saja sepatu itu sebelum dia tantrum di sini dan membuatmu jadi pusat perhatian" Bisik Tongyue ke telinga penjual sepatu itu.
Si penjual sepatu itu langsung membungkus sepatu pilihannya Bao Jiali dan Yichen langsung membayar sepatu itu dengan senyum semringah.
A Li pasti suka kalau aku kasih dia kejutan ini. Batin Yichen sambil berjalan kembali mengikuti arah perginya Bao Jiali dan Bao Meili.
Tiba-tiba Yichen menghentikan langkahnya dan hidung Tongyue menabrak punggung Yichen. Tongyue maju ke depan sambil memekik kesal, "Ada apa?! Kenapa kamu berhenti mendadak, hah?!"
"Siapa pria itu? Kenapa A Li tersenyum seperti itu?" Yichen mengepalkan kedua tangannya.
semoga tetap di beri kesehatan yaaa🥹🥹
semangat up tiap hari🤭🤭
iklan buatmu thor...
semangt💪
sehat terus kakak🥹