Fabby Alexandrina merupakan putri tunggal dari pengusaha kaya raya. Kedua orang tuanya meninggal karena mengalami kecelakaan, dan saat ini Fabby tinggal bersama Neneknya.
Neneknya ingin sekali melihat Fabby menikah hingga akhirnya Neneknya pun menjodohkan Fabby dengan seorang sekuriti. Awalnya Fabby menolak, namun Neneknya tetap memaksa.
Akankah Arga mampu membuat Fabby jatuh cinta kepadanya? dan apakah Fabby akan luluh dengan kesabaran Arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2 Fabby Yang Angkuh
Beberapa saat kemudian, Fabby pun sampai di rumah. Fabby keluar dari dalam mobilnya, tapi pada saat dia hendak masuk rumah, dia melihat sebuah motor butut terparkir. Fabby mengerutkan keningnya dan memanggil sekuriti.
“Ini motor butut punya siapa?” tanya Fabby.
“Itu motor tamunya, Nyonya,” sahut sekuriti.
“Tamunya nenek? Jangan-jangan—“
Fabby pun segera berlari masuk ke dalam rumahnya. Pada saat masuk, terlihat Andin sedang berbincang hangat dengan seorang pria yang duduk membelakangi pintu masuk. Perlahan Fabby melangkahkan kakinya menghampiri nenek dan pria itu.
“Fabby, akhirnya kamu pulang juga. Nak Arga sudah menunggu kamu lama, loh,” ucap Nenek Andin.
Pria yang bernama Arga itu bangkit dari duduknya dan seketika membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Fabby. Fabby memperhatikan penampilan Arga dari atas hingga bawah, tidak dipungkiri kalau masalah wajah pria itu memang tampan. Tapi, pada saat Fabby melihat penampilannya, Fabby tampak illfeel.
“Halo, Fabby, perkenalkan nama aku Arga,” ucap Arga sembari mengulurkan tangannya ke arah Fabby.
“Suaranya sama dengan yang aku dengar di telepon tadi, tapi kenapa penampilannya seperti ini,” batin Fabby.
“Fabby, itu Nak Arga ingin bersalaman denganmu,” tegur Nenek Andin.
Fabby tersadar, lalu Fabby pun memilih duduk dengan melewati Arga dan mengacuhkan uluran tangan Arga. Arga mengepalkan tangannya sembari tersenyum, dan Arga pun menarik kembali tangannya. Andin merasa kesal kepada Fabby yang dirasanya sangat tidak sopan.
“Fabby, kamu benar-benar tidak sopan!” bentak Nenek Andin.
“Sudah Nek, tidak apa-apa. Lagi pula siapa aku sampai-sampai ingin bersalaman dengan Fabby,” ucap Arga merendah.
“Maafkan Fabby ya, Nak Arga,” ucap Nenek Andin sungkan.
“Iya, Nek.”
“Silakan duduk, Nak.”
“Baik Nek, terima kasih,” sahut Arga.
“Fabby, ini Arga yang dari dulu ingin nenek kenalkan kepada kamu,” ucap Nenek Andin antusias.
“Nenek kenal di mana dengan dia? Terus, pekerjaan dia apa?” tanya Fabby dengan angkuhnya.
“Aku hanya seorang sekuriti dari yayasan, dan dulu aku bertemu dengan Nenek Andin karena aku sempat bekerja di perusahaan beliau sebagai sekuriti,” sahut Arga dengan ramahnya.
“Apa, sekuriti? Nenek mau jodohkan aku dengan seorang sekuriti?” ucap Fabby tidak percaya.
“Memangnya kenapa kalau Arga seorang sekuriti? Pekerjaan dia halal kok, yang jelas Arga adalah anak yang baik, sopan, dan juga jujur. Dan yang terpenting, nenek yakin kalau Nak Arga bisa menjaga dan membahagiakan kamu,” sahut Nenek Andin.
“Nenek jangan bercanda, kalau masalah menjaga, oke Fabby percaya tapi kalau membahagiakan, Fabby sama sekali tidak yakin. Nenek lupa ya, kalau Fabby itu pewaris tunggal dan pengusaha sukses, mana mungkin Fabby harus menikah dengan sekuriti yang gajinya pun hanya cukup untuk aku makan satu kali di restoran Jepang,” sahut Fabby masih dengan angkuhnya.
“Astaga Fabby, jaga ucapan kamu!” bentak Nenek Andin.
“Tidak apa-apa, Nek. Memang kenyataannya Arga orang miskin, kalau soal materi aku memang tidak akan bisa membahagiakan kamu karena gaji aku sebulan mungkin untuk make-up kamu pun tidak akan cukup, tapi aku bisa membahagiakan kamu dengan cinta aku dan bahkan aku rela mengorbankan nyawaku untukmu,” sahut Arga mantap.
Fabby tersenyum sinis. “Hidup di dunia ini butuh uang Mas, memangnya kamu makan dengan cinta? Jangan banyak menggombal, aku bukan tipe wanita yang mudah digombali.” Fabby bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja membuat Andin sangat geram.
“Fabby, kamu mau ke mana?” teriak Nenek Andin.
“Fabby mau istirahat Nek, capek,” sahut Fabby.
Andin geleng-geleng kepala melihat tingkah cucunya itu, bahkan wajahnya sudah memerah menahan rasa malu di hadapan Arga. “Nak Arga, maafkan Fabby, ya,” ucap Nenek Andin malu.
“Tidak apa-apa, Nek. Tapi sepertinya aku akan sulit sekali untuk mendapatkan cinta Fabby,” sahut Arga putus asa.
Andin menghampiri Arga dan berpindah duduk di samping Arga. Dengan penuh kasih sayang dan senyuman, Andin pun mengusap punggung Arga. Andin sangat berharap kalau Arga akan menjadi cucu mantunya.
“Apa Nak Arga masih mempunyai perasaan cinta kepada Fabby?” tanya Nenek Andin lembut.
“Tentu saja, Nek. Aku sudah menyukai Fabby sejak kecil, bahkan sampai sekarang usia aku menginjak 30 tahun pun, tidak ada satu wanita pun yang bisa menarik perhatian aku kecuali Fabby,” sahut Arga mantap.
“Kalau begitu, nenek minta sama kamu jangan pernah menyerah untuk mendapatkan cinta Fabby karena tidak ada satu orang pun yang nenek percaya untuk menjaga Fabby kecuali kamu. Fabby memang sedikit angkuh, tapi kalau kamu terus mendekati dia, nenek yakin Fabby pun akan luluh juga.” Andin kembali mengusap pundak Arga.
“Tenang saja Nek, aku tidak akan menyerah. 20 tahun aku memendam perasaanku kepada Fabby dan sekarang aku tidak akan melepaskan Fabby begitu saja, aku akan berusaha membuat Fabby jatuh cinta kepadaku,” sahut Arga.
“Baiklah, nenek percaya sama kamu.”
“Aku mau mengucapkan terima kasih karena nenek mau menerima orang miskin seperti aku,” ucap Arga.
“Ish, jangan bicara seperti itu tidak baik. Semua manusia itu sama di mata Allah, jadi kamu jangan merendah dan kamu jangan khawatir karena nenek juga tidak akan tinggal diam,” jelas Nenek Andin.
Arga pun menganggukkan kepalanya. “Kalau begitu, aku pamit pulang dulu, Nek.”
“Kamu tidak mau makan malam dulu di sini? Si bibi sudah masak banyak itu,” ucap Nenek Andin.
“Ah, tidak usah Nek, aku masih kenyang.”
“Ya, sudah kamu hati-hati di jalan. Sekali lagi nenek minta maaf atas kelakuan Fabby.”
“Iya, Nek.” Arga pun mencium punggung tangan Andin dengan khidmat.
Arga memang pria yang sangat sopan, dulu Arga adalah tetangga Andin dan secara diam-diam sering memperhatikan Fabby. Arga tidak berani mendekati Fabby karena Arga sadar, jika dirinya hanyalah seorang anak pemulung. Sejak kecil, Fabby memang sudah terlihat sombong dan manja maka dari itu Arga semakin tidak berani untuk mendekati Fabby.
Perlahan Andin membuka pintu kamar Fabby dan terlihat Fabby sedang memainkan ponselnya. “Fabby,” seru Nenek Andin.
“Nenek.” Fabby segera menyimpan ponselnya dan Andin duduk di hadapan Fabby.
“Kamu kenapa tadi bersikap kasar kepada Arga? Padahal nenek tidak pernah mengajarkan kamu untuk bersikap tidak sopan seperti itu,” ucap Nenek Andin lembut.
“Nek, Fabby pikir yang namanya Arga itu seorang pengusaha juga tapi nyatanya hanya seorang sekuriti,” ketus Fabby.
Andin tersenyum, lalu menggenggam tangan Fabby. “Memangnya kenapa kalau dia sekuriti? Itu pekerjaan halal kok, lagi pula menurut nenek, Arga adalah pria yang cocok untukmu,” ucap Nenek Andin.
“Sekarang Fabby tanya, apa nenek sayang sama Fabby?” tanya Fabby.
“Tentu sayanglah, kenapa kamu malah bertanya hal konyol seperti itu?” sahut Nenek Andin.
“Kalau nenek sayang sama Fabby, tentu nenek akan memberikan hal yang terbaik buat Fabby. Kalau nenek ingin Fabby menikah dengan pria itu, berarti nenek sudah tega membiarkan Fabby hidup susah. Apa lagi kalau semua orang tahu, jika Fabby menikah dengan seorang sekuriti bisa hancur reputasi Fabby,” rengek Fabby.
“Astaga Fabby, nenek tidak akan mungkin membuat kamu susah. Percaya deh sama nenek, kalau Arga adalah pria yang sangat baik,” bujuk Nenek Andin.
Fabby menarik selimut dan merebahkan tubuhnya dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya. “Maaf nek, Fabby capek. Bicaranya lanjut besok saja.”
“Ya, sudah nenek pergi tapi nenek harap kamu pikirkan lagi permintaan nenek, karena pria seperti Arga itu susah dicari,” ucap Nenek Andin.
Fabby tidak menjawab ucapan neneknya itu. Andin tahu, kalau Fabby hanya sedang menghindar saja supaya dirinya tidak terus-terusan membicarakan Arga. Andin pun memutuskan untuk keluar dari kamar Fabby dan membiarkan Fabby untuk memikirkan semuanya.
gasss season 2