NovelToon NovelToon
Clara : Si Pendiam Yang Di Inginkan Banyak Orang

Clara : Si Pendiam Yang Di Inginkan Banyak Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: LiliPuy

meski pendiam , ternyata Clara mempunyai sejuta rahasia hidup nya, terlebih dia adalah anak dari seorang petinggi di sebuah perusahaan raksasa,

namun kejadian 18 tahun silam membuat nya menjadi seorang anak yang hidup dalam segala kekurangan,

dibalik itu semua ternyata banyak orang yang mencari Clara, namun perubahan identitas yang di lakukannya , menjadikan dia sulit untuk di temukan oleh sekelompok orang yang akan memanfaatkan nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LiliPuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pihak berwajib

Matahari mengintip di balik awan, cahaya keemasannya menembus celah-celah pepohonan tua di pinggir jalan. Clara berdiri di depan gedung Sky Corp, ragu-ragu. Di dalam, jeritan masa lalu dan misteri yang tak terjawab berdesir di pikirannya.

Saat Clara melangkah masuk, aroma antiseptik dan kertas transaksi memenuhi udara. Suara klakson mobil dari luar terdengar samar, tetapi di dalam gedung ini, keheningan dan ketegangan menyelimuti.

“Clara!” Ria berlari menghampiri, wajahnya penuh semangat. “Kau sudah mendengar berita tentang dokter itu? Mereka bilang jaksa datang!”

Clara meregangkan lehernya, berusaha mengusir rasa ketakutan yang mengendap.

“Jaksa? Kenapa mereka datang?” tanyanya sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling, berharap tidak melihat wajah-wajah yang dikenalnya.

“Untuk menyelidiki kematian dokter. Ini bisa jadi lebih rumit dari yang kita duga,” Ria menjelaskan, suaranya bergetar.

“Rumit? Semua ini sudah rumit!” Clara menggigit bibirnya, menahan amarah dan rasa takut yang meluap.

Sementara itu, di ruang sebelah, Peter mengamati dari kejauhan. Dia mencuri pandang ke arah Clara dan Ria. Jantungnya berdetak lebih cepat setiap kali matanya bersua dengan Clara.

“Harus ada sesuatu yang kita lakukan,” kata Ria, mencengkeram lengan Clara. “Kita tidak bisa diam saja.”

Clara menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. “Kita harus mencari tahu lebih banyak tentang hubungan dokter itu dengan Pak Vincent.”

Peter akhirnya mendekat, wajahnya serius. “Tapi kita perlu hati-hati. Ada banyak hal yang bisa membahayakan kita.”

“Saatnya kita mencari jawaban,” Clara menjawab mantap. “Kalau Pak Vincent terlibat, kita harus tahu seberat apa keterlibatannya.”

Ketiga sahabat itu bergerak menyusuri koridor, satu langkah-langkah berani di atas lapisan misteri yang semakin tebal. Mereka menghampiri kantor Pak Vincent dengan detak jantung yang cepat.

“Peter, kau bisa selalu mundur,” ujar Ria, mengingatkan.

“Tidak, aku harus ikut,” jawabnya tegas. “Ini tentang keluargaku juga.”

Clara mengangguk, menatap Peter. “Baiklah. Kita pergi bersama.”

Pintu tertutup di depan mereka. Suara ketukan di pintu menggema, dan akhirnya suara dari dalam memanggil, “Masuk!”

Mereka melangkah ke dalam, kesan formal terhampar di ruangan yang luas itu. Pak Vincent duduk di belakang meja kerjanya, terlihat tenang meski wajahnya sedikit tegang.

“Kalian datang di waktu yang tidak tepat,” katanya, matanya tajam menilai.

Clara melangkah maju. “Pak Vincent, kami butuh menjelaskan tentang kematian dokter. Kami mendengar bahwa jaksa sedang menyelidiki.”

Senyum Pak Vincent surut. “Kematian itu tragedi, namun itu bukan urusan kalian.”

“Justru ini urusan kami!” Ria menyela. “Kami perlu tahu apa yang terjadi.”

Pak Vincent menyandarkan punggungnya ke kursi, lalu mengerutkan dahi. “Kalian tidak memahami situasinya. Banyak yang bisa terjebak dalam masalah ini.”

Peter bersuara, suaranya penuh semangat. “Kami berhak mendapatkan jawaban! Keluarga Clara berhubungan langsung dengan kasus yang sedang diselidiki.”

“Hentikan,” tegas Pak Vincent, gestur tangannya menghentikan aliran kata-kata. “Kalian terlalu muda untuk memahami risiko ini.”

Clara tidak kuasa menahan emosinya. “Jadi, lebih baik kami tetap diam? Cukup sudah semua kebohongan yang ada. Keluarga kami berhak tahu kebenaran!”

“Apa yang kalian cari tidak akan membawa kalian pada hal baik,” Pak Vincent memperingatkan, nada suaranya mendatar.

Di luar ruangan, detektif Joe melangkah masuk. Janggutnya disisir rapi, tatapan matanya tajam menembus suasana.

“Maaf, Pak Vincent. Urusan ini tidak bisa dihindari. Kami harus menyelidiki lebih dalam mengenai kematian dokter,” katanya.

Sudut mulut Pak Vincent menekuk, wajahnya sepertinya mengumpulkan badai. “Mengapa? Kenapa kalian semua berkumpul di sini?”

“Karena sudah terlalu banyak yang tersembunyi, Pak,” jawab Clara, berani menatap mata Pak Vincent. “Kami tidak akan mundur, meski kau mencoba menakut-nakuti kami.”

Pak Vincent menatap Clara, seolah mendalam memahami kebangkitan semangatnya. “Kalian tidak menyadari bahayanya. Ini bukan hanya tentang kalian. Ini tentang semua yang terlibat.”

Detektif Joe beranjak menghampiri Peter. “Kau kurasa berkontribusi banyak dalam kasus ini.”

Peter menghirup napas dalam. “Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tetapi jika orang tuaku terlibat, aku ingin tahu apa yang sebenarnya.”

“Cokelat, pak! Siapa yang pernah menyebut cokelat?” seru Ria. “Ini semua soal teror yang melanda keluarga dan hari-hari kelam.”

Pak Vincent berdiri, mengawasi mereka dengan kondisi tenang namun tegang. “Kalian adalah anak-anak. Jangan coba-coba mendalami lebih dalam ke dalam lautan ini. Pasangannya bisa jadi hitam pekat.”

“Kalau begitu, bawa saja aku ke hujan. Kami akan melangkah ke dalam kegelapan itu,” Clara menantang.

Detektif Joe tersenyum sinis, “Kalian lebih baik mencarikan jawaban ketimbang mencari masalah. Ikuti saya.”

Clara dan Peter saling tatap, lalu bergerak mengikuti detektif ke arah ruang penyelidikan. Ini bukan lagi tentang rasa takut. Ini tentang kebenaran.

Ruang itu dipenuhi dengan laporan, peta, dan dokumen-dokumen yang berserakan. Clara mendekat, matanya terpaku pada berkas yang menyebutkan nama-nama korban.

“Ingat nama-nama ini, Clara. Mereka bisa saja ada keterkaitannya.” Detektif Joe menunjuk beberapa nama.

Peter tampak gelisah, membolak-balik berkas tanpa hasil. “Apa mungkin, semua ini terkait dengan gelang kuda laut yang kau temukan?”

“Butuh waktu lebih untuk memahami semua ini,” Clara menjawab, berusaha menyusun pikiran.

Di saat itu, pintu terbuka dan seorang pengacara memasuki ruangan dengan langkah sigap. “Kami harus menghentikan penyelidikan ini sebelum semakin meluas. Ada kepentingan yang harus dilindungi.”

Ria mendengus, “Apa kau bekerja untuk Pak Vincent?”

“Ini bukan hanya soal kepentingan pribadi. Keluarga yang terlibat dan semua yang ada di sini,” pengacara itu menjawab tegas.

Kebenaran mulai mengalir, namun dengan setiap kata, bahaya mengintai di balik setiap langkah. Clara menatap Peter dan Ria, dan dalam sekejap, mereka saling menegaskan.

“Apapun yang terjadi, kita akan menghadapinya bersama,” kata Clara pelan.

Ketegangan di udara semakin menebal, seolah malam menyelimuti siang. Rahasia dan kebohongan menunggu untuk terkuak, dan perjuangan ini baru saja dimulai.

Kepala Clara berputar, mencerna setiap informasi. Kecemasan menelusup, mendorongnya untuk menyelidiki lebih dalam.

“Apakah semua ini ada kaitannya dengan Sky Corp?” tanyanya dengan suara bergetar. Dia menatap detektif Joe, berharap mendapatkan keyakinan.

Detektif Joe menyandarkan punggungnya ke dinding, wajahnya serius. “Sky Corp memiliki jejak panjang yang merugikan banyak orang, Clara. Namun, tidak ada bukti yang jelas. Kita perlu menyusun kondisi dengan bijak.”

Peter menyilangkan tangan, ekspresi wajahnya menegaskan ketidakpuasan. “Tapi kita tidak bisa menunggu terlalu lama! Selama ini kebenaran tertutup rapat, kita harus beraksi!”

“Arti dari sebuah kebenaran bisa sangat menghancurkan,” pengacara itu menyela, memandang ketiga anak muda itu. “Pikirkan baik-baik sebelum terjun ke dalam nuansa kegelapan ini.”

“Lalu, apa yang mesti kami lakukan?” Clara bertanya, suaranya penuh semangat, berusaha mengabaikan ketakutan yang merayap.

“Kumpulkan informasi dari berbagai sumber, pelajari setiap detail. Itu kunci untuk menyelidiki lebih lanjut,” Jawab Detektif Joe.

“Lantas, bagaimana dengan dokter yang tewas itu?” Ria menginterupsi, menekankan keingintahuannya. “Apakah itu ada keterkaitannya?”

Detektif Joe mengangguk pelan. “Kematiannya bisa jadi bukan sekadar kebetulan. Ada kemungkinan dia mengetahui lebih banyak tentang aktivitas gelap di Sky Corp.”

Clara menatap Ria, keduanya saling mengingat kejadian terakhir mereka dengan dokter itu. “Kita harus menyelidiki latar belakangnya. Siapa yang dia temui sebelum dia mati?” Clara menyarankan.

“Jangan lupakan gelang kuda laut. Ada sesuatu yang harus dijelaskan,” Peter menambahkan, tatapannya tajam.

Ketiga mereka sepakat untuk menyelidiki lebih dalam. Mereka meninggalkan ruang penyelidikan dengan keyakinan baru, ketika petang menjelang merupakan sinyal pertempuran baru.

Hari berikutnya, Clara, Peter, dan Ria berkumpul di taman kota, di antara pepohonan rindang. Suasana sejuk membuat Clara merasa sedikit lebih tenang.

“Ria, kau pasti tahu banyak tentang Sky Corp, kan?” Clara memulai percakapan sambil menggenggam gelang kuda lautnya yang terpasang di pergelangan tangan.

Ria mengangguk. “Benar. Tapi Skandal yang pernah terjadi sangat tersembunyi. Hanya beberapa kabar burung yang bisa kuperoleh.”

“Bisa jadi, kita butuh pendekatan yang berbeda. Mungkin dengan menyusup ke dalam?” Peter berbagi ide.

Clara meliriknya, ada semangat menyala di matanya. “Menyusup? Sepertinya itu sangat berbahaya.”

“Tapi kita juga tidak bisa Tersakiti begitu saja,” Peter menekankan.

“Pertanyaannya, bagaimana cara kita menyusup?” Ria memikirkan strategi mereka.

“Mungkin mencari celah di acara internal perusahaan, di mana pelanggan atau klien berdatangan,” ucap ria

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!