NovelToon NovelToon
Polisi Cantik Milik Sang Penguasa

Polisi Cantik Milik Sang Penguasa

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:443.8k
Nilai: 5
Nama Author: dewi kim

"Aku bosan menjadi polisi pangkat ren dahan, jadi aku memutuskan untuk menikahi Senna demi naik pangkat. Dan maaf Nana, kisah kita selesai sampai di sini."

Nana begitu hancur ketika mengetahui bahwa Darius, sang kekasih meninggalkannya dan menikahi anak komandan mereka.

"Darius, padahal kita berjuang bersama untuk masuk kedalam dunia kepolisian ini, tapi demi pangkat kau meninggalkanku."


Satu tahun kemudian

Nana menatap tak percaya pada lelaki kaya di depannya, lelaki yang tiba-tiba mengajaknya menikah. "haruskah aku terima tawarannya untuk membalas Darius?"

Ikuti kisah mereka di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Posisi Ter4ncam

***

Ya, Darius memang sudah tidak tahan hidup dengan keluarga Senna, hinaan demi hinaan dia terus dapatkan dari keluarga istrinya, begitu pun ayah Senna, yang juga memperlakukannya dengan buruk, padahal ayah Senna sendiri yang menyuruh Darius utuk menikahi Senna. Ayah mertua Darius memang selalu bersikap baik padanya di hadapan orang lain, tapi jika tidak di depan siapa pun, sikap ayah Senna sama saja seperti sikap keluarga yang lain.

Dan tau apa yang membuat Darius menyerah dengan pernikahannya dengan Senna? itu adalah karena Senna sendiri, setiap Darius di rendahkan oleh keluarga Senna, Senna sama sekali tidak pernah membela Darius dia seolah menikmati jika Darius di rendahkan oleh keluarganya, bahkan terkadang Senna juga selalu terang-terangan merendahkan Darius.

Darius tidak sekuat itu untuk bertahan, jadi dia lebih memilih untuk menceraikan Sena, walaupun dia tau, ayah Senna akan menjegal karirnya, dia tidak masalah jika harus memulai semuanya dari nol, asalkan mentalnya baik-baik saja.

"Aku yakin, itu adalah sebuah karma karena menyakitimu." Jessica kembali berbicara, hingga Nana langsung tersadar. Jujur, walaupun dia mengutuk Darius, dia sama sekali tidak senang dengan kabar ini.

"Sudah tidak usah membahasnya lagi, tidak baik membahas orang lain." Nana lebih memilih untuk tidak membahas tentang Darius, Darius juga bukan urusannya, walaupun sempat kasihan pada Darius. Tapi Nana tersadar ketika berpikir bahwa itu adalah pilihan Darius sendiri.

"CK, harusnya kau senang mendengar kenyataan ini, setidaknya dia mendapatkan karma dengan cepat."

Nana tertawa mendengar ucapan Jessica, selama ini Jessie begitu menggebu-gebu membenci Darius,. "Tapi jika dipikir, ini semua sudah takdir Tuhan. Jika Saat itu Darius tidak meninggalkanku, aku pasti masih menjadi pengecut di kantor ini, dan karena Darius menikah dengan Senna aku pun bisa menikah dengan suamiku."

Wajah Nana langsung memerah ketika mengatakan itu, dia seperti mempunyai kepercayaan diri lebih untuk mengatakan bahwa Jayden adalah suaminya.

"Ah, aku sungguh merinding." Jessica langsung bangkit dari duduknya kemudian dia pergi ke mejanya membuat Nana tertawa.

Waktu menunjukkan pukul 05.00 sore, Nara bangkit dari duduknya kemudian wanita cantik itu langsung pamit pada rekannya, ketika sudah keluar dari ruangannya, mana menghentikan langkahnya ketika melihat Darius yang sepertinya akan naik ke lantai atas.

Yang membuat Nana bingung wajah Darius babak belur, seperti habis dihajar, tidak mungkin juga Darius seperti ini karena tugas, sebab Darius sudah mengambil cuti selama 2 Minggu.

Darius tersenyum getir ketika melihat mantan kekasihnya, lelaki itu sempat menghentikan langkahnya. Tadinya dia ingin menyapa Nana, tapi dia tidak seberani itu untuk menghadapi Nana jadi pada akhirnya Darius pergi begitu saja.

Lelaki itu berencana untuk meminta pemindahan tugas, karena dia tidak ingin terlibat lagi dengan Sena dan keluarganya. Sudah cukup Darius menjadi tameng selama beberapa bulan ini, dan dia tidak mau lagi terlibat dengan apapun yang berhubungan dengan Sena apalagi dengan ayah mertuanya.

Nana tersadar ketika Darius melewatinya, dari tatapan Darius, dia tahu Darius ingin menyapanya. Setelah itu Nana pun langsung melanjutkan langkahnya, baru saja Nana akan keluar dari pintu ponsel Nana berdering satu panggilan masuk dari Jayden

"Hmm, Tuan."

"Cepat aku menunggu di luar."setelah mengatakan itu, Jayden pun langsung mematikan panggilannya membuat Nana menggeleng, wanita itu bergegas untuk keluar dari kantor.

"Maaf membuatmu menunggu lama, Tuan," ucap Nana ketika masuk ke dalam mobil. Jayden Tidak menjawab, lelaki itu menyalakan dan menjalankan mobilnya membuat Nana kebingungan, karena Jayden tidak menjawab ucapannya padahal biasanya Jayden akan menjawab dengan ramah. Bahkan sekarang Nana merasa raut wajah Jayden terlihat sangat dingin.

Ada rasa sesak yang menggunung di diri Nana, bayang-bayang Jayden akan kembali bersikap seperti dulu menghantam otak wanita itu. Tapi seperti biasa, Nana tidak mungkin bertanya kenapa sikap Jayden berubah jadi Nana lebih memilih untuk menyadarkan kepalanya ke belakang lalu melihat ke arah jalanan.

Tanpa Nana sadari sebenarnya Jayden sedang cemburu, tadi ketika dia sampai di kantor Nana, dia melihat Darius turun dari mobil, dan otomatis Jayden tau Darius bertemu dengan Nana karena jarak Nana keluar dari kantor dengan Darius masuk ke kantor tidak begitu jauh.

Entahlah ketika melihat Darius Jayden selalu kesal, dia tidak suka Darius berpapasan dengan Nana. Itu sebabnya mood Jayden langsung berubah ketika Darius masuk ke dalam kantor.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang dikendarai oleh jayden sampai di rumah. Karena masih kesal, Jayden pergi begitu saja meninggalkan anak di dalam mobil, sedangkan Nana yang sudah tidak aneh dengan sikap Jayden juga ikut turun.

Waktu menunjukkan pukul 8 malam, Jayden terus melihat ke arah pintu berharap Nana masuk ke dalam kamar. Setelah pulang menjemput Nana, Jayden tidak keluar dari kamar, begitupun dengan Nana yang tidak masuk ke dalam kamar.

Pada akhirnya karena Nana tidak masuk ke dalam kamar, Jayden pun bangkit dari duduknya, kemudian lelaki itu keluar dari kamar, kepalanya menengok ke sana kemari mencari keberadaan istrinya.

Hingga tak lama Jayden menghentikan langkahnya ketika melihat Nana duduk di balkon. Lelaki itu mengerutkan keningnya ketika Nana belum mengganti seragam.

"Kenapa kau di sini?" Tanya Jayden ketika sudah dekat dengan Nana.

"Oh, maaf Tuan." Nana langsung menunduk karena dia tidak mau Jayden melihat matanya yang sembab. Sedari tadi wanita itu menangis, karena dia berpikir sikap Jayden akan kembali dingin.

Jika ditanya apakah yang menakutkan di dunia ini, jawabannya bukan pekerjaan, melainkan dia paling takut didiamkan oleh Jayden. Semenjak Jayden menolongnya, Nana benar-benar menganggap Jayden adalah rumahnya, jadi ketika Jayden mendiamkannya hati Nana selalu nyeri. Dan yang paling membuat sesak, Nana Tidak bisa bertanya kesalahannya di mana.

Jayden mengerutkan keningnya ketika melihat Nana tidak mau menatap ke arahnya, dan ketika melihat Nana menunduk, barulah kecemburuan Jayden hilang. Tiba-tiba dia merasa bersalah pada istrinya.

"Gantilah pakaianmu setelah itu kita makan malam bersama." Akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut Jayden. Hingga Nana mengangguk. Wanita itu langsung pergi begitu saja meninggalkan Jayden.

Makan malam berlangsung dengan hening, Nana fokus dengan makanannya sedangkan Jayden sesekali melihat Nana, untuk pertama kalinya selama berbulan-bulan mereka terlibat kecanggungan lagi.

"Kau baik-baik saja?"pertanyaan bodoh itu dilemparkan oleh Jayden, hingga Nana mengangkat kepalanya kemudian mengangguk.

"Hmm, Tuan. Aku baik-baik saja."

Entah kenapa Jayden merasa kesal dengan jawaban Nana. Padahal biasanya mereka akan bercengkrama ketika makan malam, dan seperti biasa Nana akan menjadi pendengar yang baik untuknya.

Akhirnya acara makan malam pun selesai, Nana pamit terlebih dahulu pada Jayden Dia meminta izin pada Jayden untuk mengerjakan pekerjaannya di balkon.

***

Waktu menunjukkan pukul 02.00 dini hari, Nana masuk ke dalam kamar dengan mengendap, dia berharap Jayden sudah tidur. Nana sama seperti dulu, setiap Jayden mendiamkannya, Nana merasa bahwa Jayden tidak ingin melihatnya, jadi dia memutuskan masuk setelah Jayden tertidur.

Helaan nafas lega terlihat dari wajah Nana, ketika melihat Jayden sudah tidur. Wanita itu pun langsung menyimpan laptopnya kemudian dia mengambil bantal lalu membaringkan tubuhnya di sofa.

Baru saja Nana akan terlelap, mata wanita itu membulat ketika merasakan tubuhnya melayang, dan ternyata Jayden yang menggendong ya.

"Tu-Tuan ...." Nana berbicara dengan terbata.

Tapi Jayden tidak menjawab ucapan Nana, lelaki itu berjalan ke arah ranjang kemudian dia membaringkan tubuh Nana di sana, dan setelah Nana berbaring Jayden pun langsung ikut berbaring.

"Tu-tuan ...."tentu saja Nana gugup, biasanya dia memang tidur dipelukan Jayden. Dan yang membuat dia gugup adalah karena tadi Jayden terlihat marah padanya, tapi sekarang Jayden malah bersikap seperti biasa dan itu tentu saja membuat Nana bingung.

"Sudah malam, ayo tidur." Jayden tidak ingin membahas apapun dengan Nana, jadi dia mengajak Nana untuk tidur.

"Tuan, apa aku membuat salah padamu tadi sore?"

Sebenarnya Nana tidak ingin bertanya tentang tadi pagi tapi wanita itu didera penasaran, jadi Dia memutuskan untuk bertanya pada Jayde.

Jayden berdehem, mana mungkin dia mengakui bahwa dia sedang cemburu. "Aku hanya banyak pekerjaan saja, maaf jika aku melampiaskannya padamu." Akhirnya Jayden menemukan alasan yang pas, walaupun Jayden sudah menjawab. Tapi entah kenapa tiba-tiba Nana merasa sedih, itu berarti setiap Jayden kesal dia akan menjadi sasaran lelaki itu. Tapi Nana bisa apa, dia tidak mungkin protes dengan sikap suaminya.

"Oh ya, apa kau tadi berpapasan dengan mantan kekasih?" Tanya Jayden, tadinya dia tidak ingin bertanya tentang ini tapi tentu saja rasa penasaran lebih mendominasi.

"Oh, sepertinya dia sedang mengurus berkas perceraiannya dengan istrinya."

"Appppppa!"

Jayden secara otomatis melepaskan pelukannya, membuat Nana memegang jantungnya karena dia terkejut dengan teriakan suaminya.

"Tuan kau kenapa?" Tanya Nana yang menatap Jayden dengan bingung.

"Jika Dia bercerai dengan istrinya, apa Dia akan mendekatimu lagi?" Tanya Jaydan. "Tidak ini tidak bisa dibiarkan." Belum dalam menjawab Jayden sudah berbicara lagi.

"Tu-tuan kau mau apa?" Tanya Nana ketika Jayden mendekat, mata nana membulat ketika Jayden mendorong tubuhnya dengan lembut, dan sekarang lelaki itu malah men didih tubuhnya.

"Tu-tuan. ...."

Menurut kalian sekarang goal ga wkwk?

1
Muhammad Al fatih
emang ceritamu ngak bisa ditebak Thor,dan inilah yg selalu bikin penasaran
Muhammad Al fatih
kok aku ngak setuju ya kalau Nana sama Darius apa lagi Jayden,
melita indra wijaya
ni msh lnjt gak k
Sabariah Bakri
x sabar nk tggu bahagia ye nana
Muhammad Al fatih
mampus, sukur sukur jadi gila lagi yakan
Muhammad Al fatih
kalau Jayden punya kuasa begitupun dengan Jessi,good job jessi
Muhammad Al fatih
tidak semudah itu ferguso
Muhammad Al fatih
emang ngak di novel ngak didunia nyata orang yg berduitlah yg berkuasa
Muhammad Al fatih
ingin rasanya ku tonjok balik mukanya Jayden,😡😡😡😡
Merica Bubuk
Iya Thor, aq dah otw k sana kok
Merica Bubuk
Rasain lu 🤣🤣🤣
Norma Koelima
next Thor..sudah lama loh nunggunya...takut jamuran kita para readers
Merica Bubuk
Bisa jd ntar lu masuk RSJ lg Jayden 🤣🤣🤣
Merica Bubuk
Bangke kau, jayden 😡😡😡
Merica Bubuk
Penonton kecewaa 🤦‍♀️🤦‍♀️
Merica Bubuk
Wiihh... ko bisa
Merica Bubuk
Ciluuukk... weeww 🙈🙉
Merica Bubuk
Jd nangis aq 😭😭😭
Merica Bubuk
Ceileehh... knpa ga kau gendong sperti mbah surip...🤣🤣🤣
Ga romantis lu mah, Jayen 🤭🤭🤭
Merica Bubuk
Puber kedua boss ...🤭🤭
Lqgu Gamma 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!