Nibiru tidak menyangka akan diputuskan pacarnya setelah berjanji akan menikahinya. Padahal hubungan mereka sudah berjalan selama lima tahun, tetapi dengan mudahnya pria itu mengakhirinya.
Kalut akan sakit hati, Nibiru ditantang oleh seorang kuli bangunan tampan yang mempunyai identitas misterius untuk menikah dengannya. Berawal dari tantangan, berakhir di pelaminan, kisah cinta Nibiru dan Bumi dimulai saat ini.
Apakah pernikahan karena taruhan ini akan berjalan mulus ataukan justru berubah jadi petaka untuk keduanya ? Nantikan kisah Nibiru dan Bumi, dua planet yang seiras dan sama, memiliki makna yang sama sebagai tempat hidup manusia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Musim Semi yang Hangat
Toko Alat Bangunan Blue Cage Aster yang dibangun Nibiru sejak dia lulus SMA dengan bermodalkan upah dan pinjaman dari mantan bosnya yang sudah pindah ke kota lain, dia membuka bisnisnya sendiri hingga sebesar ini.
Harry, pria berdarah campuran Filipina-Indonesia itu menjemput sang bos dari titik yang dimaksud Nibiru.
"Bos, siapa dia!?" tanya Harry dengan tatapan menyelidik seraya melirik Bumi yang tampak kacau.
"Dia calon suamiku," jawab Nibiru singkat sambil sibuk membuka kotak P3K di dalam mobil berlambang tiga berlian itu, keduanya duduk di bangku penumpang.
Harry terkejut, dia sempat menoleh ke belakang tapi langsung menatap ke depan saking kagetnya," Nibiru... Kamu beneran mau nikah!? Kok orangnya beda!?" tanya Harry tak percaya. Sebab orang-orang di toko tahunya kalau Nibiru itu pacaran dengan Agus, bukan dengan pria tampan dengan tatapan mendominasi yang duduk di samping Nibiru saat ini.
"Apanya yang beda? Sejak awal orang yang kamu pikirkan tidak punya niat menikah denganku," ujar Nibiru.
Semakin kaget-lah pria itu, padahal dia tahu betul sejak awal pacaran kedua sejoli itu sangat dekat dan saling mencintai, tapi ternyata modal cinta saja tidak cukup, Agus mencari kepuasan lain dengan maksud melakukan dosa, tentu Nibiru menolak.
"Baguslah kamu tidak berakhir dengan bajingan itu," ucap Harry dengan senyuman tipis yang menghiasi wajahnya.
Ucapannya tentu menarik atensi Nibiru dan Bumi. Keduanya serentak menatap Harry, menunggu penjelasan dari kalimatnya.
" Agus adalah pembohong besar Nibiru, aku yakin dia akan mendapat masalah di tempat kerjanya nanti," tuturnya dengan senyum miring di wajahnya.
"Masalah? Maksud kamu apa Har?' tanya Nibiru penasaran.
" Salah satu temanku bekerja di Grup Sekala, dia adalah supervisor di sana, sama seperti Agus, belakangan mereka memergoki orang itu bertemu dengan saingan Grup Sekala dan melakukan transaksi gelap dengan mengganti bahan bangunan yang seharusnya berkualitas tinggi menjadi kualitas setengahnya," terangnya dengan jelas.
Harry menceritakan apa yang temannya jelaskan padanya, dan hal ini membuat Bumi tersenyum tipis. Bukan dia tidak tahu apa yang dilakukan Agus, dia hanya menunggu waktu yang tepat untuk bergerak dan menjebloskan pria itu ke penjara.
"Gila! Dia benar-benar sudah gila, kalau Tante Linda dan om Ardian tahu ini dia pasti akan dicoret dari KK!" tukas Nibiru.
Jelas dia terkejut, karena selama mengenal Agus, dia tahu kalau Agus itu jujur dalam pekerjaannya, tetapi sekarang dia malah menunjukkan kulit aslinya sebagai ular licik yang mengeruk dan merugikan orang lain.
"Bukannya dia anak kesayangan? Aku ragu orangtuanya akan melakukan hal itu," ucap Bumi seraya menatap Nibiru.
Gadis itu menggelengkan kepalanya," Tidak Bumi, sifat keluarga Nugroho tidak seperti Agus, pria bajingan itu hanyalah sekam yang bersembunyi di tumpukan benang sutra, dia aib bagi keluarga Nugroho!" tukas Nibiru.
Sekarang semua terlihat jelas, alasan kenapa keluarga Nugroho membuang sekam busuk di tumpukan jerami itu adalah karena kelakuan Agus yang tidak bisa dikontrol.
Sebelum bertemu Nibiru, pria itu memiliki pergaulan bebas, bahkan terjerat kasus tabrak lari hingga membuat malu keluarga Nugroho.
Setelah bertemu Nibiru, kelakuan bejatnya seolah diredam sejenak dan dia mulai berubah, tetapi saat kekuasaan dan uang mulai menghampiri tangannya, sifat aslinya muncul kembali.
Harry dan Bumi sangat terkejut mendengar kenyataan bahwa Agus, bukanlah pewaris grup Nugroho seperti yang diberitakan dalam artikel.
"Kita tiba, sebaiknya tidak usah bahas orang sialan itu, aku tidak mau kita terkena sial karena manusia terkutuk itu!" tutur Nibiru.
Mereka tiba di Toko Bangunan Blue Cage Asteria, toko bangunan tiga lantai dengan warna biru pastel mendominasi bangunan itu.
"Ayo ke dalam, " ajak Nibiru seraya menggenggam tangan pria itu.
Dengan patuh Bumi masuk ke dalam mengikuti langkah kaki Nibiru dan Harry, para karyawan yang bekerja di sana langsung menyambut Nibiru dengan salam hormat dan segan.
Ternyata aura Nibiru sebagai seorang bos sangat berbeda dengan auranya ketika bermain dengan teman sebaya.
"Nibiru, sepertinya semua orang menatap ke arah kita," bisik pria itu.
Dengan senyuman lembut Nibiru menatapnya," Itu karena aku membawamu masuk ke dalam, dan wajahmu terlalu tampan!" balasnya.
" Sepertinya bukan Nibiru, mereka malah kelihatan sangat hormat dan segan padamu, kamu hebat!" puji pria itu sambil menaikkan jempolnya yang dibalas tawa geli oleh gadis itu.
Mereka memasuki bangunan itu, menuju ruang kerja Nibiru.
Dengan patuh pria itu duduk di sana sambil mengamati ruang kerja Nibiru. Ornamen kayu mendominasi di sana, ruangan kerjanya diberi cat biru Dongker dengan campuran putih yang membuatnya terlihat segar dan classic.
Tumpukan kertas bon dan dokumen transaksi tertata rapi di rak cokelat tua, alat-alat bangunan dan sampelnya tertata rapi di sisi kiri ruangan.
Satu meja kerja dan dua buah sofa panjang mengisi ruangan itu.
"Kemari, biar ku obati," ucap Nibiru seraya menuangkan cairan antiseptik ke kapas yang ia pegang.
Tanpa mengatakan apa-apa, Bumi patuh saja dan mengikuti instruksi gadis itu. Dalam hati kecilnya dia merasa takjub dengan usaha yang didirikan Nibiru atas hasil keringatnya sendiri.
Karakter Nibiru terlihat jelas dalam ruangan itu, cerita dan sifat aslinya semua terlukis dalam ruangan itu.
"tahan ya, ini sedikit perih," ucapnya lembut sambil mengoleskan antiseptik ke bibir dan pipi Bumi yang terluka.
Perlahan dan dengan penuh kelembutan, dia mengoleskan antiseptik ke wajah Bumi, sedikit meringis tak sampai menangis, luka Bumi kini dibalut plester tipis.
"Sudah," ucapnya seraya menatap wajah tampan di hadapannya itu.
Manik karamel bak akhir musim panas itu menatap permulaan musim semi di hutan tropis yang teduh, dan sejuk.
Keduanya saling bertatapan, bertemankan debaran jantung mereka bak lari di pacuan.
Pria itu menyadari, hatinya selalu memiliki tempat khusus untuk seorang perempuan yang disebut Nibiru.
Ahhh.... Bumi tahu, bahwa musim semi yang hangat tengah menyelubungi dirinya. Dia sadar, dia telah jatuh cinta pada perempuan itu, Nibiru Asteria, sosok yang ingin dia jadikan rumah untuk pulang.
"Kak Arya!" ucap Nibiru tiba-tiba, membuat orang yang dia panggil sedikit tersentak bersamaan dengan bibirnya yang tersenyum tipis dan alisnya yang melengkung membentuk bukit, tanda kalau dia ketahuan.
Bumi sudah tahu kalau Aurora telah memberitahukan bahwa dia adalah Arya, tentu ini sesuai dengan rencana pria itu.
"Arya siapa?" kilahnya seraya memundurkan tubuhnya dan menghindari tatapan musim panas itu.
"Kak Arya, kamu itu kak Arya yang datang seenaknya dan hilang bagai ditelan bumi seenaknya juga, kamu itu kak Arya!" ujar Nibiru seraya menatap kedua manik emerald Bumi dengan tajam.
1 detik... 2 detik... Mereka bertatapan dalam keheningan.
" Hahahaha.... Akhirnya kamu sadar, dasar tidak peka, apakah sebegitu mudahnya kamu melupakan aku Nibiru? mengingat banyak momen kita lewati meski hanya enam bulan berteman!?" godanya seraya melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Nibiru dengan jahil.
"Yahh... Gimana aku sadar kak Arya, wajah kamu itu beda banget sama yang dulu, coba kakak tanya sama siapa saja yang kenal kakak, mereka pasti tidak akan kenal dengan kakak yang sekarang!" tukasnya penuh protes.
Bibir sang Adam tersenyum miring, dia senang Nibiru memanggilnya seperti itu, tapi rasanya hubungan mereka seperti adik dan kakak, " Ck... Kamu nya yang emang lupa Nibiru, dan lagi... Jangan panggil aku kakak, aku bukan kakakmu!" bisik Bumi dengan tatapan mengintimidasi yang membuat Nibiru tergugu.
Kedua tangan Bumi mengungkung gadis itu di sofa biru tua yang cukup lebar itu.
" Eh... Kalau bukan kakak apa dong!?" balasnya.
"Aku calon suamimu, lebih baik panggil nama, panggil sayang juga boleh, honey, hubby, baby dan Mas lebih boleh lagi!" celetuknya seraya mendekatkan wajahnya ke wajah Nibiru.
Deg.. Deg...
Ohh pria edan yang gak tahu kalau pesona tampannya membuat orang sakit jantung, Nibiru sudah hampir copot jantung karenanya.
"Em... I-itu... Lebih baik panggil nama!" seru Nibiru sambil menggeliat keluar dari kungkungan pria itu.
Wajahnya semerah tomat, jantungnya berdebar kencang,"Sepertinya jantungku sudah bermasalah, dia berbahaya!" ucap Nibiru sambil menjauh dari Bumi.
" Kenapa menjauh? Aku gak makan orang Nibiru," balas Bumi sambil duduk bersandar dengan kedua kaki disilangkan, menatap Nibiru dengan tatapan hangat dan penuh pesona.
Ulalalala....
Hati Nibiru seketika meleleh bak es krim di bawah terik matahari, "Ya Tuhan, pesonanya mengerikan, arrkhhh... Bagaimana aku akan menangani pria ini, dia sangat aneh!!" batin Nibiru berteriak kencang.
" I-itu... Aku ke toilet dulu!!" ucap Nibiru sambil berlari terbirit-birit, keluar dari ruangan itu.
"Hahahahah...." tawa raksasa Bumi membuat rasa malu di diri Nibiru kian besar, dia berlari dan menyembunyikan dirinya di balik pintu kamar mandi.
