Kelicikan Mertua

Hari berganti hari tiba lah hari minggu dimana,Harun akan pergi merantau, Mirna sebagai seorang istri mempersiapkan semua keperluan Harun selama di perantauan.

Rasa sedih untuk mengiklaskan suami pergi merantau sangat berat tapi mau bagaimana lagi keinginan suaminya tidak bisa diganggu gugat.

"Mas nanti kalo sudah sampai jangan lupa kasih kabar ya,! harap Mirna pada suaminya namun hanya dibalas deheman saja.

"Jangan lupa jaga kesehatan dan jangan terlambat makan selama disana. "lagi Mirna mengingatkan suaminya tetap jawaban deheman.

"Aku menikah sama orang atau menikah dengan patung si, Tinggal jawab Ya apa susahnya mas."Mirna pergi sambil marah pada suaminya, sedangkan Harun hanya diam ditempat sambil menikmati rokok dan secangkir kopi.

Waktu keberangkatan sudah tiba ,mobil yang menjemput juga sudah tiba,Harun membawa tas dan langsung bersalaman kepada orang tuanya. Mirna hanya bisa melihat kepergian Harun dengan hati hampa karna suaminya pergi tanpa menoleh sedikit pun ke arah Mirna.

Ke esokan harinya Mirna berangkat ke kota pagi -pagi ,karna kemarin Mirna sudah izin dengan sang mertua untuk pergi ke kota walau tidak diperdulikan oleh mertuanya terpenting sudah pamit pikir Mirna

Sesampainya di kota hari sudah siang dan Mirna mendatangi tempat kerja temanya sebagai prt bernama Jumi

"Jum gimana tentang kerjaan yang kamu kasih tau ke aku. "

"Ya bentar Mir kamu istirahat sebentar kamu kan baru sampai"

"Sekarang aja Jum aku ga enak sama majikan kamu, kamu disini kan kerja nanti kamu dimarahi kalo lama nemeni aku disini"

"Gapapa Mir nyantai saja majikan ku baik kok orangnya dan pengertian"

Benar saja majikan Jumi datang mendekati Jumi dan Mirna.

Sambil tersenyum dan berjabat tangan Bu Sofie majikan Jumi menyapa Mirna dengan ramah

"Halo siang Saya Sofie majikan Jumi."

"Siang bu,Saya Mirna teman Jumi maaf kedatangan saya menggangu pekerjaan Jumi. "

"Oh gapapa mb santai saja silahkan saya tinggal dulu"

"Iya Bu terimakasih"

"Ayo Mir aku antar ke tempat Bu Eko majikan kamu semoga kamu kerasan kerja disana. "

"Iya semoga saja Jum, Terimakasih"

Mirna dan Jumi pergi menuju rumah Bu Eko kebetulan Bu Eko sudah pulang dari tempatnya bekerja,karna Bu Eko bekerja menjadi guru.

"Assalamualaikum Bu"

"Walaikumsalam "

"Kenalkan Bu ini teman saya Mirna yang mau kerja disini"

"Mari masuk dulu, Mb Jum dan mb Mirna kita bicara didalam"

"Kenalkan Mb Mirna saya bu Eko langsung saja ya mb saya butuh orang bantu-bantu dirumah, dan yang tinggal di rumah hanya saya, suami saya anak saya dua tapi berada diluar kota"

Mirna menyetujui untuk bekerja ditempat Bu Eko dengan upah yang cukup bagi Mirna.

Hari-hari dilalui oleh Mirna yang bekerja dikota tidak terasa setengah tahun sudah Mirna bekerja dan setiap hari Mirna menunggu kabar dari Harun namun tak ada kabar dari hari keberangkatan hingga sekarang.

Hingga pada suatu malam ada telepon masuk dari nomor Tuti tenyata setelah diangkat ternyata yang menelpon Pak Abdul,Bapak mertua mirna memberi kabar kalo bapak mau jual pohon jati tapi bapak ingin Mirna yang membeli katanya sayang kalo dijual ke orang lain.

Karna dipikir-pikir lumayan kalo punya pohon kayu bisa dijual sewaktu waktu atau buat perbaikan rumah Mirna setuju dan akan pulang besok siang.

Setelah sambungan telepon terputus Mirna menemui Bu Eko minta ijin besok siang pulang kampung dengan alasan ada perlu, dan Bu Eko pun memberi ijin kepada Mirna. Setelah meminta izin mirna pamit untuk beristirahat karna semua pekerjaan sudah beres semua.