NovelToon NovelToon
Asmara Dunia Lain

Asmara Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Cinta Beda Dunia / Fantasi Wanita
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Cancer Star

Rukmini gadis desa yang berwajah manis, hilang mendadak tanpa ada yang tau keberadaan nya , 2 tahun kemudian dia kembali ke desa nya, dari mana kah rukmini menghilang
yuk simak cerita selanjutnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cancer Star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Orang Bayaran

Semenjak rahmat bertemu dengan rukmini entah kenapa bayangannya selalu hadir di pelupuk matanya. Apalagi di saat rahmat berada di rumahnya.

seperti siang ini karena hari minggu dia hanya menghabiskan waktu nya duduk-duduk di teras rumah dinas nya di temani secangkir kopi dan biskuit.

Rahmat teringat kembali pertemuannya dengan rukmini di pasar kemarin pagi.

" Dalam Mimpiku Rukmini Mengatakan Kalau Kita Akan Bertemu Ternyata Benar Atau Ini Hanya Kebetulan Saja." gumam nya lirih.

" Aduuu...Kenapa Aku Sampai Lupa Menanyakan Alamat Rumah Nya, Semoga Nanti Bisa Bertemu Lagi Dengan Rukmini." lanjutnya sambil tersenyum.

Intan yang kebetulan dari warung depan membeli sesuatu melihat rahmat duduk sendirian di teras, tidak jadi masuk kerumah nya melainkan membelokan langkah nya menemui rahmat.

" Oeee..Mat! Lagi Ngelamunin Apa?." sergah intan sambil memegang pundak rahmat.

Rahmat yang sedang melamun terlonjak kaget di tegur seperti itu oleh intan.

" Astaghfirullah Intan, Bikin Kaget Saja. Bisa Nggak Sih Kamu Mengucapkan Salam Jangan Asal Main Selonong Aja Kaya Bajai." seru rahmat sambil memegang dadanya.

Intan hanya tertawa melihat tingkah rahmat. " Kamu Kalau Kaget Makin Ganteng Aja, Hihihi." balas nya sambil tertawa.

" Ada Apa Tan Kamu Kesini?." lanjut rahmat kembali.

" Tidak Ada Apa-apa Pengen Ngobrol Aja, Daripada Di Rumah Sendirian, Sepi Tahu." timpal nya.

" Memang Nya Mau Ngobrolin Apa?." sambung rahmat kemudian.

" Ya Ngobrol! Kamu Ndak Suka Ya Kalau Aku Kesini?." pungkas nya dengan wajah yang terlihat mulai kesal.

" Ya Nggak Lah Aku Cuma Nanya Aja." melihat raut muka intan yang sudah berubah rahmat buru-buru melembutkan nada bicaranya.

Pak bakri juga tampak sedang duduk di teras nya menikmati udara yang kebetulan cuaca tidak terlalu panas siang ini. Rahmat yang melihat pak bakri duduk sendirian segera memanggil nya.

" Pak Bakri Kesini Bergabung Biar Lebih Rame!," teriak rahmat dari teras rumah nya.

Pak bakri menoleh lalu menjawab, " Ndak Usah Pak Rahmat, Ndak Enak Nanti Mengganggu," balas nya.

" Achhh...Nggak Apa-Apa Ko, Ayolah," panggil nya lagi .

Pak bakri kemudian melangkah menuju tempat rahmat yang kebetulan rumah dinas itu semuanya berjejer dan hampir berdempetan antara yang satu dengan lain.

Intan yang melihat pak bakri mendatangi mereka terlihat jengkel karena maksud hati ingin berdua saja dengan rahmat ternyata batal.

" Mari Masuk Pak, Kita Ngobrol Biar Ndak Jenuh Dirumah Sendirian." ucap rahmat tersenyum.

Pak bakri lalu duduk di kursi samping rahmat sambil berkata, " Pak Rahmat Ndak Usah Panggil Pak Ya Biar Lebih Akrab Lagi, Kita Juga Mungkin Seumuran," tuturnya sambil tersenyum.

" Baiklah Sekarang Kita Sebut Nama Saja, Kecuali Di Sekolah." sambung rahmat.

" Bu Intan Rupanya Disini Juga, Oh Ya Kalian Masih Satu Desa Atau Cuma Sama Sekolahan Dulu Sebelum Pindah?." tanya pak bakri.

" Aku Dan Intan Kebetulan Dari Desa Yang Sama Kri," imbuh rahmat.

" Oooo..." pak bakri hanya ber'O ria.

" Duduk Dulu Ya Aku Masuk Ke Dalam Sebentar." pamit rahmat pada bakri.

Rahmat segera melangkah masuk tak lama kemudian keluar kembali, terlihat sebuah cangkir di tangannya, dia lalu meletakkan nya di atas meja.

" Di Minum Dulu Kri, Mumpung Masih Hangat, Maaf Nih Cemilan Nya Cuma Biskuit, Heheheh." tawar rahmat terkekeh.

Intan yang dari tadi di situh tap pernah terdengar suara nya dia betul-betul dongkol pada rahmat karena memanggil bakri ke rumah nya.

****************

Ratna sangat marah ketika tahu perjodohan nya di batalkan secara sepihak oleh rahmat, emosi nya memuncak, nafasnya memburu dadanya naik turun.

" Awas Kau Rahmat Aku Akan Cari Tahu Siapa Wanita Yang Membuat Dirimu Tak Bisa Menerimaku Akan Kujauhkan Dia Darimu," dengusnya geram, matanya melotot tajam seakan rahmat ada di hadapannya.

Siang itu di rumah ratna tampak tiga orang lelaki bertubuh kekar dengan tampilan nya yang sangar mereka terlihat sedang mengobrol dengan ratna.

" Ada Apa Bos Muda Memanggil Kami?." tanya salah satu lelaki itu.

" Aku Ada Pekerjaan Untuk Kalian." balas ratna.

" Apa Itu Bos Muda? Katakan Pada Kami!." sambung lelaki yang bertato naga di lengannya.

" Aku Ingin Kalian Memata-Matai Seorang Laki-laki Yang Bernama Rahmat Laporkan Padaku Dengan Siapa Dia Bergaul Maksudku Siapa Wanita Yang Sering Bersama Nya, Mengerti!." perintah ratna pada ketiganya, tampak bibirnya tersenyum sumringah.

" Paham Bos Muda, Sekarang Berikan Kami Alamat Dan Fotonya, Secepatnya Bos Akan Mendapatkan Informasi." sergah lelaki bertato naga itu dengan wajah tegas.

" Kalau Berhasil, Kalian Akan Mendapatkan Bayaran Yang Mahal." janji ratna pada mereka.

" Jadi Kapan Kamu Berangkat Bos Muda," lontar nya lagi.

" Sekarang Aja Aku Tidak Mau Kalau Sampai Calon Suamiku Makin Dekat Dengan Wanita Manapun, Ini Uang Untuk Keperluan Kalian Selama Disana Nanti," seru nya ketus.

Ratna kemudian memberikan foto dan alamat rahmat yang dia dapatkan dari guru tempat rahmat dulu mengajar. Ternyata ratna membayar preman yang biasa di panggil oleh bapaknya bila hendak menagih hutang pada seseorang untuk memata-matai rahmat selama di sana.

Setelah mendapatkan nya ketiga lelaki itu segera menaiki motor nya masing-masing menuju desa tempat rahmat mengajar. Sekitar dua jam perjalanan pun mereka sampai di sekolah yang di maksud ratna.

" Lebih Baik Kita Cari Dulu Tempat Penginapan Sementara Untuk Mengetahui Dimana Rahmat Tinggal." titah salah satu lelaki suruhan ratna.

Mereka segera bertanya pada penjaga sekolah yang terlihat masih berada di situ.

" Pak! Apa Ada Penginapan Dekat Sini?" tanya nya pada bapak penjaga sekolah.

" Iya Pak! Ikuti Saja Jalan Ini Nanti Ada Rumah Bercat Biru Nah Itu Penginapan Nya," urai bapak penjaga sekolah.

Tanpa mengucapkan terimakasih mereka langsung menuju rumah yang di maksud bapak tadi, bapak penjaga sekolah memandangi mereka penuh selidik mungkin karena penampilan ketiga lelaki itu terlihat sangar dan gahar.

Setelah mendapatkan rumah yang tidak terlalu jauh dari sekolah tempat rahmat mengajar mereka lalu menyewanya.

Senin pagi yang sangat cerah tampak rahmat sudah bersiap-siap berangkat mengajar, setelah menutup pintu dia lalu meninggalkan rumah nya, ketika hendak membuka pintu pagar intan memanggilnya.

" Rahmat Tunggu! Kita Berangkat Bersama-sama!" pinta nya pada rahmat.

Rahmat kemudian menghentikan langkah nya sembari menunggu intan yang menuju ke arah nya.

" Ayo Buruan Nanti Telat!." titah rahmat pada intan.

Karena rumah dinas mereka tidak terlalu jauh dari sekolah jadi rahmat dan juga intan hanya berjalan kaki.

" Rahmat, Boleh Aku Nanya Sesuatu Padamu?." tanya intan tiba-tiba.

" Boleh, Kamu Mau Nanya Apa?." balas rahmat

" Apa Kamu Sudah Punya Pacar?." tukas intan.

" Aku Tidak Punya Pacar Intan, Memang Nya Kenapa?." sergah nya.

" Tidak Apa-apa Cuma Heran Aja Masa Cowo Setampan Dan Sekeren Kamu Belum Punya Cewe Sih," lanjut intan tersenyum.

" Tidak Ada Yang Mau Tan, Jadi Sampai Sekarang Masih Jomblo Deh."

" Kalau Misalnya Ada Yang....." belum sampai ucapan intan tiba-tiba pak bakri berteriak. Rahmat dan intan menoleh terlihat pak bakri berlari kecil mendekati mereka.

" Kita Barengan Ya! Sepi Kalau Jalan Sendirian." pintanya dengan nafas ngos-ngosan.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju sekolah, terlihat bapak penjaga sekolah membukakan pintu gerbang sambil berkata ," Selamat Pagi, Bapak-bapak Yang Ganteng Dan Ibu Yang Cantik." sapa nya.

" Selamat Pagi Juga Pak Karyo," ucap ketiga nya serempak.

Ketiga lelaki yang di tugaskan ratna memata-matai rahmat ternyata dari jam setengah tujuh sudah berada di sebuah warung yang sudah ada di sebrang jalan di depan sekolah.

" Somad! Lihat Ketiga Orang Disana Apa Ada Salah Satu Dari Dua Lelaki Itu Yang Kita Cari?" tanya lelaki bertato naga pada temannya yang bernama somad.

Dia segera menoleh memperhatikan nya sambil berkata, " Iya Yang Tinggi Dan Tampan Itu Orang Nya," ucap nya senang.

" Jadi Bagaimana? Apa Kita Menunggu Nya Sampai Pulang?." balas somad.

" Kita Pulang Saja Dulu Ke Penginapan, Nanti Jam Setengah Duabelas Baru Kesini Lagi," timpal lelaki yang memiliki tompel di pipinya .

" Apa Kamu Memperhatikan Wanita Yang Bersamanya, Apa Mungkin Itu Pacarnya?." lanjut somad.

" Belum Tentu Tompel, Siapa Tahu Pacar Pria Yang Satunya," potong si tato naga.

" Untuk Lebih Jelasnya Kita Buntuti Aja Setelah Mereka Pulang," tukas si tompel.

Akhirnya mereka memutuskan kembali dulu ke penginapan. Sekitar jam dua belas ketiga lelaki bayaran ratna kembali mengintai rahmat

Taklama kemudian terlihat dia keluar bersama intan sambil ngobrol sekali-kali intan tertawa di sela obrolannya.

" Mad! Jangan-jangan Perempuan Itu Pacar Nya Rahmat, Soalnya Mereka Tampak Sangat Akrab Sekali," tutur si tompel.

" Bisa Jadi, Ayo Kita Ikuti Mereka." ajak somad pada kedua temannya.

Rahmat dan intan akhirnya sampai juga di rumah nya sebelum masuk intan berteriak pada rahmat. " Rahmat! Bisa Nggak Nanti Antar Aku Ke Toko Buku."

" Boleh, Asalkan Jangan Lama-lama Ya, Soalnya Aku Mau Istirahat." balas rahmat dengan nada terpaksa.

" Bagaimana Kalau Kamu Kembali Ke Desa Melaporkan Hasil Penyelidikan Kita Pada Ratna, Aku Sama Si Tompel Tetap Menunggumu Di Penginapan." titah somad pada kedua temannya.

" Baiklah," dia kemudian menuju ke tempat motornya terparkir kemudian melajukan nya dengan kecepatan tinggi.

****************

Dirumah rukmini terlihat dia sedang bersantai diteras bersama bi ijah terdengar suara tawa dari keduanya di sela obrolan nya bi ijah bertanya ." Neng Rukmi, Ko Suaminya Tidak Pernah Pulang, Masa Istrinya Hamil Dia Sekali Pun Tak Melihat Nya," lontar bi ijah.

" Mungkin Nanti Malam Dia Datang Bi, Emang Kalau Dia Pulang Bibi Mau Masakin Apa?." goda rukmini pada bi ijah.

" Hehehe...Pak Hanggara Suka Makan Apa Sih Nanti Bi Ijah Masakin Tapi Ada Syaratnya." pesan bi ijah tersenyum genit.

" Apa Bu Syaratnya," tukas rukmini.

" Kalau Suami Neng Datang Kasih Tau Bibi Ya, Soalnya Bi Ijah Penasaran..Pengen Sekali Melihat Nya, Boleh Ya Neng?." bujuk bi ijah sembari memegang tangan rukmini.

Rukmini tersenyum melihat bi ijah merajuk seperti anak kecil. " Nanti Rukmi Tanya Bi, Soalnya Mas Hanggara Itu Orangnya Pemalu Tapi Setelah Bertemu, Bibi Jangan Tergoda Ya, Hihihi..." canda rukmini sambil tersenyum.

Bi ijah tiba-tiba seperti memikirkan sesuatu, rukmini yang melihatnya lalu bertanya. " Ada Apa Bi?."

" Itu Neng, Aku Jadi Teringat Lelaki Ganteng Yang Bertemu Dengan Kita Di Pasar Kemarin, Siapa Dia Apa Neng Rukmi Sudah Kenal?," tanya bi ijah.

" Ooo...Dia Rahmat, Ceritanya Panjang Bi Sampai Aku Bisa Mengenalnya." terang rukmini mengingat kembali ketika bertemu secara tidak sengaja dengannya.

" Kapan-kapan Ceritain Ya Neng, Bibi Penasaran Soalnya," tawarnya.

Malam pun tiba sekitar jam sembilan rukmini yang mulai mengantuk membaringkan tubuh nya di kasur tiba-tiba angin berhembus kencang membuat pintu jendela kamar terbuka.

Muncullah seorang lelaki yang sangat tampan dan gagah menggunakan pakaian kerajaan, rukmini yang melihatnya segera bangun dan melangkah memeluknya.

" Mas Hanggara Kenapa Lama Sekali Baru Kesini Aku Sudah Rindu Sekali," rajuk rukmini.

" Maafkan Mas Saya, Banyak Urusan Di Istana Yang Harus Di Selesaikan Tapi Kamu Tak Perlu Khawatir Karena Biarpun Mas Tak Ada Di Sisimu Anak Kita Akan Selalu Menjagamu," terang hanggara patih.

" Anak! Anak Yang Mana?." tanya rukmini heran.

" Anak Yang Kau Kandung Sekarang Ini," tutur hanggara patih.

" Jadi Mas Hanggara Sudah Tahu Kalau Aku Hamil." balas rukmini heran.

" Tentu Aku Tahu Sayang," imbuhnya sembari memeluk dan mencium rukmini.

" Mas Apa Kamu Bisa Menampakan Wujudmu Di Depan Kedua Orang Yang Tinggal Bersamaku Di Rumah Ini, Mereka Ingin Sekali Bertemu Denganmu." bujuk rukmini.

" Baiklah, Tapi Tidak Semudah Itu Sayang Mereka Harus Meminum Air Yang Sudah Kumantrai Terlebih Dahulu." pesan nya.

" Buat Apa Mas?." tanya rukmini binggung.

" Supaya Mata Batin Pak Kahar Dan Bi Ijah Terbuka Dengan Begitu Mereka Bisa Melihat Ku," terang hanggara patih.

" Jadi Selama Ini Mata Batinku Juga Terbuka Mas?," sela rukmini.

" Ya Tidaklah, Kamu Bisa Melihatku Karena Memang Aku Menghendakinya, Berbeda Dengan Pak Kahar Dan Bi Ijah Mereka Bisa Bertemu Dengan Ku Atas Permintaan Istriku Yang Cantik Ini. Tapi Ada Nanti Saat Nya Aku Menampakan Diriku Di Depan Orang Biasa Tanpa Harus Meminum Air Yang Sudah Ku Mantrai." potong hanggara sambil mencubit pipi rukmini.

" Kapan Mas Hanggara Akan Melakukan Nya," desak rukmini penasaran.

" Rahasia Dong," kelitnya.

" Iii..Mas Jahat" rukmini memanyunkan bibirnya yang merah.

" Istriku Tambah Cantik Kalau Lagi Marah, Gimana Nih Jadi Nggak Mereka Bertemu Denganku?," lanjut hanggara patih.

" Tapi Mas Apa Nanti Setelah Itu Pak Kahar Juga Bi Ijah Bisa Melihat Hantu Atau Sejenisnya Secara Mata Batin Nya Terbuka?," sambut rukmini khawatir.

" Jangan Takut Saat Mereka Terbangun Semuanya Kembali Normal," jelasnya.

" Kalau Begitu Aku Akan Memanggil Mereka Dulu," ucap rukmini bersemangat.

Hanggara patih kemudian memberikan cerek berisi air yang sudah di mantrainya pada rukmini, dia segera turun ke bawah mencari bi ijah.

" Bi Ijah Apa Sudah Tidur?." serunya.

Pintu kamar kemudian terbuka. " Neng Rukmi Ada Apa ?" tanya bi ijah heran melihat rukmini berdiri di depan kamar nya.

" Katanya Mau Bertemu Mas Hanggara?." terang nya.

Mata bi ijah langsung berbinar yang semula mengantuk.

" Beneran Neng Suamimu Pulang?, Bibi Mau!" wajah bi ijah terlihat bersemangat.

" Kalau Gitu Bibi Minum Ini Dulu Biar Segar," rukmini lalu memberikan segelas air pada bi ijah.

" Tolong Bi Berikan Juga Pada Pak Kahar, Setelah Itu Kalian Berdua Naik Ke Kamar Ku Ya," titah rukmini.

Bi ijah gegas menuju kamar pak kahar sama seperti perkataan rukmini, bi ijah juga mengatakan itu pada pak kahar hingga dia tidak merasa curiga di berikan air minum tanpa mereka minta.

                     Tok...Tok...Tok....

" Neng Rukmi, Ini Bibi Sama Pak Kahar." serunya.

pintu kamar kemudian terbuka rukmini lalu mempersilahkan keduanya masuk , tampak bi ijah mengendarkan pandangan nya ke setiap sudut kamar.

" Mana Pak Hanggara Nya Neng?," sosor bi ijah tak sabar.

" Iya Neng Rukmi Tidak Ada Siapa-siapa Selain Kita Disini," sambung pak kahar.

" Dia Ada Di Kamar Mandi, Sebentar Aku Panggil," timpal rukmini.

Dia kemudian mendekati kamar mandi dan mengetuknya pelan sambil memanggil suaminya.

" Mas..Mas Hanggara! Bi Ijah Sama Pak Kahar Sudah Datang! Ayo Keluar." seru rukmini.

Tak berapa lama gagang pintu kamar mandi terlihat bergerak jantung bi ijah berdetak hebat seakan ingin bertemu dengan idolanya begitupun pak kahar.

ketika pintu terbuka lebar keluarlah seorang lelaki yang sangat tampan hidung mancung, kulitnya putih, sinar matanya meneduhkan hati, rambutnya hitam dan berbadan kekar dia memakai baju kaos putih celana jeans biru, pak kahar dan bi ijah hanya bisa melotot diam dengan mulut menganga tanpa bisa berkata-kata.

Mereka seperti terhipnotis melihat ketampanan dan kegagahan hanggara patih, rukmini tertawa melihat kedua orang yang bekerja di rumahnya. Sedangkan hanggara patih tampak binggung melihat reaksi pak kahar dan bi ijah.

" Sayang Itu Kenapa Kasihan Nanti Ada Lalat Masuk Di Mulutnya," celetuk hanggara.

" Tidak Apa-apa Mas, Bentar Lagi Juga Sadar, Hihihi..." balas rukmini terkikik.

Tak lama kemudian bi ijah dan pak kahar sudah bisa menguasai diri nya dan kembali menatap hanggara patih.

" Aduh Gusti Ko Bisa Ya Ada Manusia Paket Komplit Gitu, Biasanya Cuma Nasi Goreng, Mie Goreng, Sama Nasi Kuning Tapi Ini. Aduh Biung Kalau Bibi Punya Suami Cakep Kaya Gitu Tak Simpan Di Lemari Terus Di Kunci Deh," papar bi ijah matanya tak lepas dari hanggara patih.

" Iya Bi Ijah, Aku Aja Yang Jelas Laki-laki Terkagum-kagum Apalagi Perempuan," sambung pak kahar.

" Neng Rukmi Boleh Ndak Bibi Pegang Tangan Pak Hanggara? Sebentarrrrrrr...Aja! Boleh Ya?," bujuknya pada rukmini.

Rukmini tertawa melihat tingkah bi ijah, dia menoleh pada hanggara minta persetujuan nya yang di balas anggukan.

" Boleh Bi,Tapi....." belum selesai rukmini berbicara bi ijah sudah nyosor mendekati hanggara lalu memegang tangannya. " Yaampuuunnn...Ini Manusia Atau Apa Sih Kok Kulitnya Lembut Dan Putih Gini, Pak Hanggara Asal Nya Dari Daerah Mana? Apa Bapak Ada Keturunan Arab Sama Bule Atau India Gitu Kenapa Hidung Nya Mancung Sekali," bi ijah memberondong hanggara patih berbagai macam pertanyaan yang tak di mengerti oleh hanggara.

Setelah pak kahar dan bi ijah berkenalan dan bertemu langsung dengan hanggara patih, rukmini meminta mereka berdua kembali ke kamarnya. Kini tinggallah dia dan suaminya.

Hanggara patih dan rukmini kembali memadu kasih setelah beberapa hari tidak bertemu. Sebelum dia pulang ke istana nya hanggara patih menitipkan beberapa perhiasan untuk pak kahar dan juga bi ijah sebagai terimakasih nya karena sudah menjaga istri dan anaknya selama ini.

" Berikan Ini Pada Mereka Sayang, Rawat Kandunganmu Baik-baik. Kamu Tak Usah Khawatir Kalau Ada Yang Ingin Berbuat Jahat Padamu Karena Anak Kita Akan Menjagamu," pesannya sembari mencium perut rukmini.

" Jaga Ibumu Sayang, Tak Lama Lagi Kita Bertemu," ucap nya lagi .

Hanggara patih akhirnya kembali ke istana Kancana membawa rasa bahagia dihatinya.

...****************...

Si tato naga yang di suruh melapor ke ratna baru sampai sekitar jam sepuluh malam karena pergi kerumah pacarnya hingga lupa pada tugasnya akhirnya dia memutuskan menemui ratna besok pagi saja.

Setelah berada di rumah ratna dia lalu mengetuk pintu. Tak lama pintu pun terbuka ternyata ibunya yang membukakan pintu.

" Kamu Tato! Mau Bertemu Bapak Ya? Dia Tidak Ada Di Rumah!," sela ibu ratna.

" Bukan Bu, Aku Mau Menemui Ratna," lanjutnya.

" Ratna...! Ada Urusan Apa Kamu Dengan Anakku?" sambung ibu ratna, wajahnya terlihat heran.

" Ada Keperluan Sedikit," sambung tato yang mulai takut kalau urusannya dengan ratna ketahuan ibunya.

" Tunggu Sebentar Ibu Panggilkan, Kamu Duduk Saja Dulu," titahnya.

Tak lama kemudian ratna keluar dia langsung menarik tangan tato keluar dari rumahnya dan mereka tampak mengobrol di teras dengan suara yang hampir tak terdengar.

Terlihat ratna berbisik di telinga tato, entah apa yang di katakan nya yang jelas dia mengerakkan tangannya di depan leher nya seperti memotong.

Tato menaikan jempol nya kemudian meninggalkan rumah ratna dan kembali ke desa tempat kedua temannya menunggu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
CiCi Sila Syawal
next
Yuli
baik kakak terimakasih sudah membaca novelnya akan segera di update bab terbaru nya 😊
T3rr0r1st
Dijamin ngakak mulu!
Yuli: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Robert
cerita ini memicu imajinasiku, aku merasa seakan-akan hidup di dunia lain ketika membacanya.
Max Goof
Aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya, cepet update ya thor!
Yuli: sudah ada kelanjutannya ya /Smile/ selamat menikmati cerita author.. dan ditunggu kelanjutan nya akan segera diterbitkan/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!