Apa jadinya jika gadis berusia 23 tahun menjadi pengasuh sekaligus ART di rumah seorang duda tampan yang kesepian? Mengurus rumah dan satu bocah yang nakal sungguh membuat kepala Anggita merasa pusing, tapi ternyata menghadapi duda tampan yang manja juga kesepian jauh membuatnya lebih pusing.
Seiring berjalannya waktu, Anggita dan Angkasa saling jatuh hati. Tapi Edo mantan kekasih Anggita muncul dan memaksa minta balikan. Yang lebih mengejutkan, ternyata Edo adalah keponakan dari Angkasa. Tak hanya itu, mantan istri Angkasa juga kembali dari luar negri dan memaksa untuk rujuk dengan alasan anak.
Bagaimanakah kelanjutan hubungan Anggita dan Angkasa?
Akankah keduanya sanggup menghadapi badai masalah yang muncul dalam bahtera percintaan mereka?
Follow Ig : Fatmawatisiti1472
Note :
-Alur cepat
-Bukan novel panjang
-Konflik ringan
-slow up
-slow revisi
Selesai baca follow akun Noveltoon author ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Anggita membantu Rosa menyiapkan makan siang, sementara Angkasa menjemput Nania di sekolahnya. Rosa terlalu sibuk untuk memasak, selama ini dia lebih suka memesan makanan secara online via aplikasi ojek online.
Dari jauh, Rosa mengamati Anggita yang begitu serius memotong sayuran, bakso dan bahan bahan lainya. Apa gadis muda seperti Anggita benar-benar bisa memasak? Rosa sedikit heran, karena di zaman seperti sekarang ini memang jarang ada anak muda yang bisa memasak.
Tiba-tiba Rosa teringat pada Zoya mantan istri Angkasa. Dia berasal dari kelas yang sama seperti Anggita, tapi gayanya melebihi kaum bangsawan saja. Jangankan memasak, membuat secangkir kopi untuk suaminya saja dia tidak bisa. Dari segi skill Anggita dan Zoya berbeda, apa dari segi lainnya juga akan berbeda?
"Kak, apa kamu suka makanan pedas?" teriak Anggita dari ambang pintu dapur.
"Nggak, aku nggak suka pedas. Aku juga nggak suka pada bau lada dan pala," sahut Rosa.
"Oke."
Satu jam berlalu, makan siang telah siap di atas meja. Angkasa dan Nania juga sudah datang. Angkasa mengajak keluarganya makan siang bersama, harusnya sih suasana jadi hangat karena ramai orang. Tapi ruang makan siang itu terasa dingin bagi Anggita.
Rosa sama sekali tidak mengajaknya berbincang, bahkan melirik ke arahnya juga tidak. Wajahnya cemberut, bibirnya terus mengatup dan hanya terbuka saat menyantap makanan.
"Dia menyebalkan!" Batin Anggita.
Rosa selesai makan, dia meneguk segelas air putih dan mengelap bibirnya yang basah dengan beberapa lembar tisu. Wanita berambut pendek itu tak menyangka kalau masakan Anggita enak, bahkan membuatnya makan dengan lahap.
"Bang, aku ada kabar baru," Rosa memasang wajah serius.
"Kabar apa?"
"Dia kembali ke negara ini, bersama anak dari suami ke duanya. Aku dengar dia baru saja bercerai," tutur Rosa.
Anggita kehilangan nafsu makan, terlebih saat melihat ekspresi wajah Angkasa yang mendadak berubah jadi sedih. Tanpa diberi tau Anggita bisa tau kalau yang dimaksud dengan dia adalah mantan istri Angkasa.
Dia telah kembali ke negara ini, tidak mungkin dia tidak menemui Angkasa dan putri mereka. Bagaimana ini? Bagaimana kalau dia mengajak Angkasa untuk merajut asa kembali? Rasa takut mulai menyelimuti hati Anggita, dia takut ditinggal pergi oleh Angkasa sementara dia telah memberikan segalanya sebagai bukti cinta untuk pria itu.
"Bodoh sekali kamu Anggita. Kenapa kamu nggak berpikir jauh sebelum melakukannya kemarin!" Anggita memaki dirinya sendiri.
"Tolong jangan bahas soal dia lagi, aku nggak mau mendengar cerita apapun tentangnya." pinta Angkasa pada Rosa.
***
Nania sedang asyik bermain dengan adik bayi, Anggita menyelinap keluar rumah dan duduk dibawah pohon jambu air yang ada dihalaman. Matanya berkaca kaca, dadanya terasa begitu sesak.
"Anggita...!" panggil Angkasa. Anggita tak menoleh, dia tak mendengar suara apapun karena terlalu serius melamun sambil menangis.
"Dia terisak?" Batin Angkasa. Pria itu khawatir, dia langsung menghampiri kekasih hatinya itu.
"Sayang, sedang apa kamu disini?"
"Menenangkan diri,"
"Apa yang sedang mengganggu pikiranmu?"
"Dia kembali. Dia pasti akan mencari mu dan Nania. Bagaimana jika dia mengajakmu untuk rujuk? Bukankah dia sekarang janda?"
"Jika itu terjadi, aku akan menolaknya mentah-mentah,"
"Benarkah?" Anggita menoleh kearah Angkasa dan menatap matanya lekat-lekat.
"Apa yang terjadi denganmu? Apa kamu terlalu khawatir? Tenang saja aku nggak akan meninggalkan kamu apapun yang terjadi. Aku mencintaimu, aku nggak akan tergoda dengan wanita lain selain kamu!" Angkasa mencoba meyakinkan hati Anggita yang sedang bimbang.
Anggita masih muda, dia juga belum lama putus cinta karena diselingkuhi. Wajar jika Anggita memiliki kekhawatiran berlebih, pola pikirnya belum matang. Dan lagi dia tipe wanita yang cemburuan.
Anggita memeluk tubuh Angkasa erat, dengan lembut angkasa mengelus kepala Anggita dan menciumnya. Aroma wangi dari sampo yang Anggita kenakan sangat candu, membuat Angkasa ingin menciumi gadis itu lagi dan lagi.
"Aku percaya padamu. Tapi, awas saja kalau kamu berani mengingkari janjimu!" Anggita memberikan peringatan keras.
***
Disebuah ruang tamu ....
"Kak, aku sudah selesai membungkus semua hadiah hadiah ini. Btw, anak siapa yang sedang ulang tahun?" tanya Keke pada Zoya Kakak perempuannya yang belum lama pulang dari luar negri.
"Semua hadiah itu untuk Nania, putriku. Aku ingin mengunjungi rumah Angkasa besok," sahut Zoya.
"Apa? Kakak mau kesana? Apa Kakak nggak takut akan diusir dan ditendang oleh Kak Angkasa?" Keke panik. Dia teringat bagaimana Angkasa saat mengusir Zoya keluar dari rumah itu.
Angkasa menjambak rambut Zoya, mendorongnya hingga jatuh ke lantai lalu menyeretnya dengan kasar hingga keluar gerbang rumahnya. Dia seperti kesetanan saat sedang marah, benar-benar mengerikan.
"Dia nggak akan melakukan itu, dia sangat mencintaiku," ucap Zoya dengan rasa percaya diri tinggi.
Bersambung...
mka nya kurleb ya gt sbangsa tumbuh tumbuhan tp bs beranak pinak😁🤣🤣🤣😂😂😂