Nasib malang menimpa Celine Violetta Atmadja. Baru saja dia berkabung kerena meninggalnya sang ayah, dia justru diusir oleh Ibu dan juga saudara tirinya. ternyata selama ayahnya sakit keras, mereka sudah membalik nama semua aset kekayaan milik keluarga Atmadja menjadi milik mereka. Untuk itu, Celine tidak mempunyai pilihan selain pergi dari sana.
Tapi bukan berarti Celine akan diam saja. Dia bersumpah akan membalas ibu dan saudara tirinya itu. Apapun akan dia lakukan, termasuk menikah dengan pria cacat yang kaya untuk membalas mereka.
Nicholas Arian Dirgantara, CEO tampan yang bernasib tragis. Dia harus duduk di kursi roda setelah kecelakaan hebat yang menimpa dirinya 2 tahun yang lalu. Karena hal itu juga, kekasihnya berselingkuh dengan sahabat Nick
Semenjak saat itu, Nick menjadi pria yang agresif. Kondisinya yang tidak bisa berbuat apa-apa membuatnya mudah marah. Hingga suatu hari, ibunya datang membawa seorang wanita yang akan menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Mulai Perduli
Celine kembali ke kamar Nicholas dengan membawa baskom berisi air hangat. Dia terdiam sejenak dan melihat Nicholas yang kesusahan saat pindah ke tempat tidur.
Celine meletakkan baskomnya dan membantu Nicholas pindah ke tempat tidur. Setelahnya dia menyingkirkan kursi rodanya. Dan jongkok didepan Nicholas.
Tanpa mengatakan sepatah katapun, Celine menaikkan celana Nicholas dan membasuh kaki pria itu menggunakan air hangat yang dia bawa.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Nicholas. Dia bukan anak kecil yang harus cuci tangan dan kaki sebelum tidur. Lagipula dia tidak melakukan aktivitas apapun yang membuat kedua kakinya kotor.
"Aku dengar kau sudah lama tidak melakukan terapi dan berhenti melakukan pengobatan. Itu akan semakin memperlambat kesembuhanmu. Kau harus melatih otot-otot kakimu dan mulai melakukan terapi lagi. Jadi....."
"Apa kau sadar dengan apa yang kau katakan? Dokter mengatakan jika sulit untukku bisa berjalan lagi. Lalu apa gunanya aku melakukan terapi?" sela Nicholas
Celine hanya melirik sekilas. Dia mengeringkan kaki Nicholas dengan handuk dan mengangkatnya ke tempat tidur. Dia juga naik ketempat tidur dan memijat kedua kaki Nick .
"Hentikan!! Percuma kau melakukan itu." cegah Nicholas
"Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Jika kau tidak mencoba, bagaimana bisa kau tahu jika prediksi dokter itu benar." ucap Celine yang membuat Nicholas terdiam.
"Aku tidak perduli bagaimana penilaian mu tentang diriku. Tapi memang benar, aku menikah denganmu karena ibumu mau membantuku. Jadi sebagai imbalannya, aku akan merawat mu. Aku akan membantumu sampai kau bisa berjalan lagi."
"Jika aku tidak bisa berjalan lagi?" sela Nicholas
Celine menatap Nicholas dan berkata, "aku akan menjadi kakimu untuk berjalan."
Deg
Nicholas memalingkan wajahnya. Entah mengapa mendengar ucapan Celine membuat jantungnya berdebar. Tidak!! Ini terlalu cepat untuk percaya dengan ucapan wanita itu. Bagaimana jika dia menipunya?
"Aku ini korban penipuan, jadi kau tidak perlu takut untuk percaya padaku. Karena aku tahu bagaimana rasanya di tipu, di bohongi dan dikhianati orang yang kita sayangi." ucap Celine seolah tahu apa yang Nicholas pikirkan.
Deg
Lagi-lagi Nicholas tercengang. Apa yang sebenarnya terjadi pada Celine? Apa mereka mengalami hal yang sama? Tapi walaupun begitu, setidaknya nasib Celine lebih beruntung karena tidak mengalami kelumpuhan seperti dirinya. Pikir Nicholas.
Celine membantu Nicholas untuk berbaring dan menarik selimut menutupi tubuh Nick sampai batas leher. " selamat malam." ucap Celine. Dia mengambil bantal dan tidur di sofa. Bukan dia tidak mau tidur satu ranjang dengan Nicholas, tapi dia cukup tahu diri. Daripada dia di marahi dan di usir, lebih baik dia berinisiatif lebih dulu. Setidaknya dia masih satu ruang dengan Nicholas. Jadi dia bisa membantu Nicholas jika pria itu membutuhkan sesuatu.
Sedangkan Nicholas tidak perduli dengan apa yang Celine lakukan. Dia mau tidur dimana pun, terserah. Tapi tetap saja, dia tidak bisa berhenti menatap Celine yang sudah terlelap di sofa.
Dia melihat tangan wanita itu yang terbalut kain perban. Dia teringat dengan apa yang sudah dia lakukan pada wanita itu tadi siang. Hah... Dia merasa jika dia sudah keterlaluan. Pasti lukanya sangat dalam. Apalagi Celine menggunakan tangan itu untuk membantunya tadi.
"Kenapa aku baru menyadari jika tangannya terluka?" gumamnya dalam hati
"Hah.. Apa yang kau pikirkan, Nick? Apa kau mulai kasihan padanya?" gumamnya bermonolog