Kehidupan Xavier perlahan berubah saat mendapati seorang gadis pindahan yang tinggal tepat di lantai atas dari apartemen miliknya,
Pria berandal yang memang kurang perhatian dari kedua orangtuanya itu sedikit demi sedikit mendapati kehangatan dari seorang Casandra! gadis rumahan yang lembut nan ramah dan hanya tinggal berdua dengan sang ibu.
Kepolosan Casandra mampu membuat Xavier hanyut dan dilema atas perasaan nya sendiri! jika biasanya ia sangat mahir dalam menaklukkan hati seorang wanita! kali ini ia justru kebingungan dalam menyatakan perasaannya pada Casandra.
Akankah Xavier menemukan jalan kebahagiaan dan meninggalkan segala kebiasaan buruknya demi Casandra???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Getaran Hati Casandra
Dia benar-benar gadis introvert yang sesungguhnya! atau memang Cassie membatasi diri dalam bersosialisasi dengan mahasiswi lain? tunggu-, apa dia di bully? aku harus mencari tahu tentang hal ini!!
Xavier seketika menyalakan mesin Virus Alyen 988 saat mendapati Cassie muncul tak jauh dari posisi ia memarkir kendaraan.
"Apa kau butuh tumpangan Tuan Putri??"
Langkah kaki Cassie seketika melambat ia menoleh ke kanan hingga mendapati paras tampan Xavier yang melampirkan senyum di bibir sembari mengendalikan motor besarnya.
"Aku masih kuat berjalan kaki sampai apartemen!"
"Waaah ketus sekali kau ini wahai adik ku!! sungguh berbanding terbalik dengan sikap mu tadi malam!! jangan pergi Xav!!" Xavier berucap remeh dengan senyum lebar.
"Hentikan Xav!!! jangan mengungkitnya! lagipula kau selalu membuatku terkejut dengan semua tingkah laku mu, jadi-, kau harus bertanggung jawab!" Cassie melipat lengan dengan pandangan lurus ke depan.
"Jadi-, kau akan pulang bersamaku??"
"Eeeheeem!!! no!" Cassie menggeleng sebelum akhirnya menatap Xavier serta menggerakkan telunjuk ke kanan juga kiri.
"Oh c'mon kitten!! aku akan merasa jauh lebih tenang jika kau bersedia ku antar pulang!"
"Aku tak ingin pulang! aku masih harus pergi ke suatu tempat!"
Perkataan Cassie seketika membuat Xavier menghadang langkah kaki sang gadis dengan memberhentikan kendaraan secara melintang.
"Baiklah aku akan mengantarmu!"
"No Xav!!!!"
"Why???" Xavier seketika turun dari motor dan memegangi pundak Cassie dengan raut wajah kecewa.
Cassie justru hening ia melayangkan tatapan sepintas pada Xavier sebelum akhirnya kembali tertunduk dengan mulut terkunci.
"Tunggu-, apa kau ingin menghadiri kencan buta??" alis Xavier seketika terangkat dengan tatapan yang kian mengintimidasi.
"Apa maksudmu Xavier? jangan berbicara yang bukan-bukan! minggir!!" Cassie kembali melepaskan diri dari bentangan lengan Xavier yang membentengi tubuhnya.
"Lalu?? kenapa kau menolak tumpangan dariku, Cassie?? tunggu-, setidaknya berikan alasan padaku!!" pria dengan netra biru itu kembali meraih lengan Casandra dan menarik nya dengan kasar saat gadis itu hampir berlalu.
"Aku tak ingin jika sampai Lindsay melihat kita di tempat umum! dia pasti akan sakit hati, Xav!! masih beruntung dia tidak menjambak rambutku!!" Cassie menanggapi kalimat Xavier dengan suara yang semakin lirih.
"Aaaaaghh!! jadi karena wanita itu lagi? baiklah aku akan benar-benar membuat dia meninggalkan diriku secepatnya!!"
"Apa maksud mu, Xav? dia benar-benar tulus mencintaimu! bisa-bisanya kau berniat untuk menyakiti Lindsay!!"
"Aku ingin kau merasa nyaman tanpa tekanan dari siapapun saat kau bersamaku! that's why??"
"X-xav-,"
"Apa pelukan ku semalam tak juga membuat mu berubah pikiran??" Xavier membelai wajah Cassie dengan tatapan yang semakin dalam.
"Pelukan?? bukankah kau memelukku hanya karena aku ini seorang adik kecil bagimu?"
"Huuuuffttt!! Cassie-, tidak kah hatimu bergetar karena diriku? maksud ku-, aku sungguh tak memiliki perasaan apapun pada Lindsay, untuk saat ini!"
Xavier?? hatiku? entah sejak kapan? tapi kenyamanan yang selalu kau berikan-, aku bahkan menginginkan mu Xav!!
Cassie menghela nafas, gadis itu mengalihkan pandangan demi menyembunyikan rasa gugup juga kecewa.
"Hey!!! aku bicara padamu wahai gadis dibawah umur!!!"
"Berhentilah menyebut diriku dengan kalimat itu Xav!!!" Cassie kembali melayangkan tatapan dengan raut wajah jengkel dihadapan Xavier.
"Why!!! kau memang dibawah umur bukan??"
"Diam lah, kakak tertua!! kau memang menyebalkan!"
"Tapi aku menyukai mu!!" Xavier kembali berbicara dengan nada gemas serta telapak tangan yang mengacak rambut Cassie.
"Terserah!! tolong bawa diriku ke perpustakaan kota sekarang!!"
Cassie menampik telapak tangan Xavier, gadis itu tampak cekatan naik serta duduk dibelakang tubuh Xavier setelah memperhatikan arloji di pergelangan tangan kirinya.
"Perpustakaan kota??"
"Hmmmm!!!"
"Setidaknya kenakan dulu helm ini kitten!!"
"Haruskah??"
"Demi keselamatan mu!!"
"Tapi aku percaya padamu, Xav!!! kau pasti membawa kendaraan dengan hati-hati!"
Kenapa dia bawel sekali??
"Tetap saja!! jangan banyak bicara! lekas kenakan helm ini!" Xavier memutar tubuh serta dengan cekatan meletakan pelindung kepala untuk Cassie.
"Berjanjilah untuk tak mengemudi dengan ugal-ugalan!"
Xavier tersenyum lebar saat mendapati Cassie yang kini telah mencubit kemeja hitam pada area pinggang nya.
"As your command my kitten!!"
****
"Hubungi Iliard jika kau telah selesai membereskan tugas mu, Dixie! pak Roland tak bisa menjemput karena ayah membutuhkan nya hari ini,"
"Apa ibu akan menjalani operasi nya pekan ini ayah?"
Tuan Theodore kembali membeku saat mendengar pertanyaan dari lisan sang putri,
"Semoga saja demikian!" senyum palsu kembali nampak menghiasi wajah Tuan Theodore dihadapan sang putri.
"Baiklah ayah! aku mengerti! ayah juga harus menjaga kesehatan! aku minta maaf karena belum bisa menemani ayah untuk menjaga ibu di rumah sakit."
"Tak apa Nak! ayah mengerti perihal semua event yang kau tangani!"
"Terima kasih ayah! aku sungguh beruntung, ayah memang yang terbaik!!" Dixie seketika menubruk tubuh sang ayah dengan senyum di bibir.
"Baiklah Nak! ayah pergi sekarang!! jaga diri baik-baik!"
Dixie mengangguk sebelum akhirnya melambaikan tangan hingga kendaraan sedan silver milik Tuan Theodore menghilang.
Pria itu? bukankah dia yang sempat membantu ku, di taman Sungai Gurkha? aku tak percaya bisa kembali menemukan nya, meski belum sempat melihat wajahnya secara keseluruhan, kenapa jantungku dibuat berdebar hebat seperti ini?
Langkah Dixie seketika tampak berat saat mendapati seorang pria yang mengendrai Virus Alyen 988 melintas tepat dihadapannya,
Haruskah aku menyapanya? tunggu-, apa itu Cassie??
Raut wajah Dixie tampak serius, ia terus memperhatikan Casandra yang tak kunjung menyadari kehadirannya,
"Jangan pulang seorang diri!! segera hubungi diriku! dan jangan pulang lebih dari jam 7 malam!" Xavier melepas helm yang ia kenakan sebelum akhirnya berbicara panjang lebar sembari membantu Cassie mengangkat pelindung kepala yang gadis itu kenakan.
"Kau ini sungguh cerewet sekali kakak! lebih cerewet dari ibu!!"
Dia benar-benar menawan! kakak?? apa mereka bersaudara? kenapa Cassie sama sekali tak pernah bercerita jika ia memiliki saudara lelaki?
Senyum Dixie semakin mengembang, ia tanpa ragu melangkah menghampiri Cassie juga Xavier.
"Hai Cassie!!!"
"Dixie?? kau juga kemari?" Casandra seketika memalingkan wajah saat mendapati suara Cassie dari arah kiri.
"Apa kau lupa? aku ingin mencari rekomendasi buku yang bisa memberikan pencerahan terkait karya seni! kau tahu kan-, aku sedang mencoba untuk membenahi galeri milik ku!" Dixie berucap santun disertai senyum manis dihadapan Cassie juga Xavier.
"Cassie! maaf-, aku harus segera pergi sekarang!"
"Xav! apa kau tak ingin-,"
"Tidak!! aku sibuk sekarang!!" Xavier berucap tegas, ia bahkan telah kembali mengenakan helm, pria dengan netra biru itu juga seketika memacu kendaraan meninggalkan Cassie juga Dixie.
Ada apa dengannya?? kenapa Xavier tampak begitu terburu-buru?
"Eeehemm! Cassie-, apa kakak mu juga seorang introvert?? sepertinya dia begitu ketakutan saat melihat ku!"
"A-apa??"
"Eeehmmmmm!!" Dixie mengangguk dengan malu-malu.
"Apa kalian pernah bertemu sebelumnya?"
"Sebenarnya hanya karena kejadian tak disengaja! ada beberapa orang bandit jalanan yang hampir memeras ku saat aku mengunjungi salah satu taman di kota ini! tapi berkat kakak mu-, aku bisa selamat!"
"Begitu-, kah?" Cassie menyunggingkan senyum tipis saat menanggapi kalimat sang sahabat.
"Kenapa kau tak bercerita bahwa dirimu memiliki seorang saudara lelaki, Cassie?" Dixie meraih lengan Casandra dan kembali melangkah perlahan memasuki area perpustakaan.
"I-itu? sebenarnya aku dan-,"
"Kau dan kakakmu tak begitu akur? begitulah kehidupan persaudaraan, Cassie! kakak lelaki cenderung usil dan suka menjahili kita! aku jadi merindukan kakakku yang berada jauh di luar negeri sekarang!"
"Dixie! aku dan Xavier-,"
"Namanya Xavier??" Dixie memutar langkah ia kini berhadapan dengan Cassie dengan tatapan mata yang berbinar.
"Kenapa dia sungguh tampan sekali, Cassie?? kau tahu? aku bahkan telah jatuh hati pada kakak mu meski diriku belum melihat seluruh penampakan dari wajah nya! dan ternyata-, astaga! hatiku sungguh tak lagi bisa ku kendalikan sekarang!"
Kalimat Casandra kembali terhenti, Dixie yang kini berbicara dengan antusias dihadapannya seketika membuat Cassie menahan diri.
Xavier, dia memang memiliki aura tersendiri dimata para gadis,