Setelah akadnya bersama sang suami, Aleta mengetahui fakta yang menyakitkan. Laki-laki yang baru beberapa jam menjadi suaminya ternyata selama ini mengkhianatinya. Lebih menyakitkan lagi selingkuhan dari sang suami yakni orang terdekatnya. Aleta hancur, hidupnya tak berati lagi, namun ia tak ingin hidupnya sia-sia untuk laki-laki yang telah mengkhianatinya. Ia bersumpah akan membalas rasa sakitnya kepada kedua orang yang sekarang menjadi incaran atas rasa sakit hatinya.
Namun siapa sangka? setelah mendapatkan kehancuran dalam hidupnya, Aleta justru dipertemukan dengan seorang laki-laki yang akan merubah hidupnya, ia juga yang membantu Aleta membalaskan dendam.
Arfandra Nanggala, laki-laki mapan,tampan, juga sangat pintar dalam bersandiwara, menyembunyikan setatus dirinya juga termasuk bagian dalam sandiwara Arfandra.
"Kamu tidak ingat perjanjian kita diawal?"
"Untuk sekarang aku masih ingat, tapi tidak tahu ke depannya."
Damn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 9
Suara mobil terdengar saat Aleta sedang asik rebahan di sofa ruang tengah. Gadis itu segera beranjak dan mengintip dari jendela. Senyumnya segera terukir tahu siapa yang datang.
Rupanya malam ini Aleta kembali diselamatkan karena kehadiran kedua orang tuanya. Aleta tidak perlu menghindar lagi karena ia akan menggunakan orang tuanya agar Dipta tidak bertindak lebih dengannya. Ingatkan Aleta, jika laki-laki itu tadi sudah membuatnya hampir menangis di kantor.
"Mama!" serunya menghampiri kedua orang tuanya.
"Sayang, mama kangen jadi mampir ke sini deh," ujar beliau.
"Tata malah seneng mama sama papa ke sini, masuk yuk!" ajaknya.
"Kamu sendiri Ta? Dipta belum pulang?" tanya papanya ketika duduk di ruang tamu.
"Akhir-akhir ini kak Dipta pulang telat terus pa, kayaknya lagi sibuk banget di kantornya," jelas Aleta diangguki oleh papanya.
"Sama aja sayang, kakak mu juga pulang malam terus, lembur terus dia," beritahu mamanya yang langsung membuat Aleta terdiam beberapa saat.
"Oh ya? Kebetulan sekali dong ma?" ujarnya tersenyum tipis.
"Sebentar ya Tata buatin minum." Aleta segera pergi ke belakang untuk membuatkan kedua orang tuanya minuman.
Sampai di dapur. Aleta diam sejenak, tangannya mencengkram ujung wastafel dengan napas yang tidak beraturan. Matanya terpejam mengingat bagaimana suara perempuan tadi yang begitu manja.
"Kalian benar-benar menjijikan," ujarnya dalam hati.
Meski pikiran dan hatinya sangat terusik, namun Aleta mencoba untuk tetap tenang. Rasa kecewanya sudah tidak bisa diukur lagi, air matanya pun menetes begitu saja, tanpa permisi dan terkendali.
"Udah Ta, air mata lo berharga untuk nangisin laki-laki brengsek seperti Dipta."
Setelah dirasa tenang. Aleta segera membuatkan minuman untuk kedua orang tuanya, jangan sampai mama atau papanya curiga karena ia terlalu lama berada di dapur.
Dan benar saja. Saat ia membalikan tubuhnya untuk menuju ke ruang tamu. Mamanya sudah berdiri di sana. Aleta sedikit terkejut mendapati mamanya.
"Mama, ayo ma," ajaknya bersikap biasa saja.
Mama Desi atau mama Aleta dan Alesa hanya mengangguk tanpa suara. Entah Aleta sendiri tidak tahu sejak kapan mamanya berada di sana, tetapi semoga saja mamanya tidak memergokinya ketika tadi air matanya sempat terjatuh.
"Diminum pah, mah," ujarnya menaruh minuman di atas meja.
"Gimana Ta? Menikah enak bukan?" goda papanya. Pak Irwan.
"Enak nggak enak sih pa," balasnya seadanya.
Jika boleh, Aleta ingin sekali mengatakan tidak ada enaknya sama sekali, bahkan bisa dibilang Aleta menyesali pernikahannya, namun ia tidak mau terus merasa jika pernikahannya itu salah, karena yang salah Dipta dan Alesa bukan pernikahannya.
"Enak karena Dipta lembur terus ya?" goda beliau lagi membuat Aleta tertawa sumbang.
"Papa, nggak perlu goda Tata seperti itu," peringat mamanya.
Tidak lama suara mobil Dipta terdengar. Melihat Aleta yang diam saja di tempat duduknya membuat kedua orang tuanya saling pandang.
"Tata itu suami kamu pulang, sambut dong jangan duduk aja," lagi-lagi papanya memberi wejangan yang membuat Aleta akhirnya mau tidak mau beranjak dari duduknya untuk menyambut kepulangan Dipta.
"Iya pa," balasnya singkat.
Aleta berdiri di depan pintu tidak langsung menghampiri Dipta. Terlihat Dipta yang sedang keluar dari mobil, namun ternyata Dipta tidak pulang sendiri melainkan dengan...
"Alesa," lirihnya.
Jangan ditanya hati Aleta saat ini. Ia sudah semakin merasa muak melihat kedua wajah orang yang sangat dibencinya secara bersamaan, suara tadi semakin membenarkan jika ia tidak salah dengar dan memang suara Alesa.
"Kalian benar-benar gila, seterus terang ini di depan gue?" ujarnya dalam hati.
"Sayang, maaf ya tadi aku ada lembur lagi." Dipta berdiri di depan Aleta lalu mencium kening gadis itu.
"Tata, gimana kabar lo?" tanya Alesa memeluk Aleta. "I miss you Ta," lanjutnya lagi.
Aleta diam, tidak membalas ucapan Alesa ataupun pelukan wanita itu.
"Tata, are you okay sayang?" tanya Alesa dengan suara begitu perhatian.
Tuhan, bisa-bisanya ia mempunyai seorang kakak yang persis seperti ular berbisa, Aleta sampai tidak bisa berkata-kata melihat tingkah kakanya itu.
"Hey, ngapain masih pada di situ, ayo masuk kalian," suara papa Irwan seketika membuyarkan lamunan Aleta tentang kakanya.
Gadis itu masuk setelah Alesa masuk terlebih dahulu.
"Mama udah dari tadi ma? mobilku rewel jadi sekalian bareng Dipta," cerita Alesa dengan kedua orang tuanya.
"Tata, kaka sama suami kamu bikinin minum dulu nak," titah pak Irwan.
Aleta hanya mengangguk. Ia langsung menuju ke dapur karena merasa muak setiap kali melihat kakaknya.
Cup
Aleta dibuat terkejut saat tiba-tiba Dipta mencium tengkuk lehernya. Gadis itu menoleh dan menatap tidak suka Dipta atas perlakuan laki-laki itu padanya.
"Aku capek banget sayang, butuh energi dari kamu," ujar Dipta memeluk Aleta.
"Berhenti kak, ada mama sama papa," ujar Aleta terjeda. "Ada kak Sasa juga," lanjutnya dengan sengaja.
Dipta tampak terdiam beberapa saat sebelum akhirnya tidak peduli dengan penolakan Aleta padanya.
"Nggak papa sayang. Kita kan udah nikah, mereka pasti maklum kok kalau liat kita mersa seperti ini," ujar Dipta tidak dipedulikan oleh Aleta.
Gadis itu sibuk membuat minuman tanpa peduli dengan tindakan Dipta. Namun saat tangan Dipta mulai menjalar pada bagian dadanya. Aleta langsung menoleh dan menatap laki-laki itu.
"Kak berhenti, kita nggak akan tahu perasaan mereka kalau liat kita seperti ini, malu atau bahkan malah risih? Apa lagi kak Sasa, dia kan belum menikah pasti sangat malu jika melihat perlakuan kakak ke aku sekarang," jelasnya lagi.
Dipta terdiam dengan jakun naik turun. Aleta dapat melihat perubahan pada raut wajah laki-laki itu, sudut bibirnya tertarik ke atas, namun hatinya sudah membuncah ingin sekali menghabisi laki-laki di depannya.
Diamnya Dipta semakin memperkuat dugaannya selama ini, meski Aleta belum pernah memergoki keduanya secara langsung, tetapi dengan membaca chat mesra juga kedekatan keduanya seakan menjelaskan semuanya. Dan apa ini? Dipta benae-benar memilih untuk tidak meneruskan kegiatannya.
"Ada hati yang harus lo jaga kan kak?" ujar Aleta dalam hatinya.
"Kak, ini kopinya." Aleta sengaja memberikannya secara langsung kepada Dipta. Ia enggan untuk membawakannya.
"Aku ke depan dulu," ujarnya berlalu pergi meninggalkan Dipta yang masih berdiri di tempatnya.
"Harusnya gue marah, tapi kenapa selalu nggak bisa?" ujarnya dalam hati.
"Mama nginep ya di sini," ujar Aleta tiba-tiba.
"Nggak bisa dong sayang. Kamu kan udah ada Dipta, kapan-kapan deh."
"Kenapa Ta? Dipta nakal ya?" goda Alesa seketika membuat Aleta tertawa sumbang.
Yang benar saja Alesa masih begitu santai menggodanya? Sebenarnya Alesa ini termasuk mahluk jenis apa sampai tidak mempunyai perasaan seperti wanita. Jika Dipta dan ia selingkuh, untuk sekedar menggoda Aleta saja pasti Alesa harus berkuat hati, tetapi apa yang Alesa perlihatkan benar-benar tidak bisa Aleta perkirakan.
"Iya nakal, suka nggak tahu diri banget," balasnya ambigu.
mau tau Fandra berapa lama redmoon nya😁😁🤭🤭🤭
cm seminggu paling kl ga 9 harian laaah.
tp kan hbs itu lgsg bs unboxing kq😁😁
sabar ya mas Fandra😉
nanti bakal ada masa masa indah pernikahan sm Tata🥰🥰
kenapa ketahuan nya setelah menikah.....
Dasar Dipta buaya kadal buntung. udah punya istri hamil masing aja jajan sana sini. awas aja Alesa bakal kena penyakit nya ntr😌😌😌
di dukung kq mas Fandra biar Arfanda Junior nya segera rilis dan mba Tata jg jd lupa sama dendamnya. biar fokus aja sm dede emes nya🤭🤭