NovelToon NovelToon
Senandung Penantian

Senandung Penantian

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Oksigen TW

Cerita ini benar karya orisinil Author.

✅️ Bijak dalam membaca
✅️ Mohon saran dan kritik yang membangun
❌️ Tidak boomlike dan lompat bab

Uswa wanita yang penuh luka, menemukan secercah cahaya dalam sorot mata Hanz, seorang nahkoda yang ia temui di dermaga.

Gayung pun bersambut, bukan hanya Uswa yang jatuh hati, namun Hanz juga merasakan getaran kecil di hatinya.

Seiring berjalannya waktu, rasa di antara keduanya semakin besar. Namun, Uswa selalu menemukan ketidakpastian dari kegelisahan Hanz.

Uswa pun terjebak dalam penantian yang menyakitkan. Hingga akhirnya, ia dipertemukan oleh sosok Ardian, pria yang berjuang untuk Uswa.

Lantas, kisah mana yang akan dipilih Uswa?

Tetap menanti Hanz yang perlahan memulihkan luka, namun selalu berakhir dengan ketidakpastian?

Atau membuka lembaran baru bersama Ardian yang jelas memiliki jawaban yang sudah pasti?

Ikuti kisah dan temukan jawaban Uswa pada cerita Senandung Penantian.

Cover by Ig : @desainnyachika
Ig : @oksigentw
TT : @oksigentw

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oksigen TW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Uswa bergegas mengendarai motor menuju Dermaga. Semenjak kepergian Hanz, setiap hari Uswa menyempatkan diri ke Dermaga. Meski ia tak dapat menatap sosok itu, namun ia bisa melepaskan sedikit gelisah hatinya.

'Pria itu begitu merepotkan,' batin Uswa.

Uswa sadar, kehadiran Hanz sangat membuat hatinya resah. Berulang kali Uswa berusaha menepis bayang-bayang Hanz, namun selalu gagal. Hanz, pria itu semakin bersarang dalam benaknya. Dan pada akhirnya, Uswa selalu berakhir dalam penantian tak berujung.

Uswa sampai di gerbang Dermaga. Tidak biasanya pada pukul 17.00 gerbang tertutup. Uswa pun terpaksa berhenti, karena di-stop oleh security. Uswa menepikan motor, memarkirkan motor tepat di depan pos jaga. Wanita itu mematikan mesin motornya. Ia pun turun dari motor, melepas helm dan meletakkan di kaca spion.

"Ibu ada kepentingan apa ke Dermaga?" tanya security itu.

Uswa terdiam. Ia menelisik security di hadapannya. Ia membaca nama yang tertera di dada kanan security itu. Uswa mencoba mengingat, apakah ia pernah bertemu dengan security itu, atau memang security itu masih baru. Bukan tanpa sebab Uswa berpikir seperti itu. Pasalnya, semua security yang tugas di Dermaga sudah mengenalnya.

"Bapak ini baru, ya?" tanya Uswa, membuat security itu mengerutkan kening.

"Iya, Bu. Saya memang baru masuk, Bu. Ada apa ya, Bu?"

Uswa bingung mendapat pertanyaan lagi dari security itu. Ia bingung bagaimana menjelaskan pada pria di hadapannya. Uswa ingin bilang, bahwa dia sering ke sana, dan dia salah satu karyawan PT yang memiliki Dermaga itu. Namun, Uswa segan mengatakannya, ia memilih diam, berharap mas Dika, sosok yang ia kenal datang.

"Bu?" panggil security itu, membuat Uswa sadar dari lamunannya.

"Eh ... iya, Pak. Saya mau ke Dermaga. Saya biasa ... ke sini, Pak." Uswa merasa gugup dan canggung menjawab security itu.

"Maaf, Bu. Dermaga ini mulai tadi siang sudah aktif. Ada satu kapal yang baru bersandar, Bu. Dan, Dermaga ini sudah tidak dibuka untuk umum." jelas security itu, dengan tegas dan rinci.

"Tapi, saya ...."

"Maaf, Bu. Saya hanya menjalankan tugas." sanggah security itu, memotong kalimat Uswa.

"Mbak Uswa ..." panggil sosok pria yang sangat dikenal Uswa dari dalam pos.

Uswa dan security itu menatap ke sumber suara. Uswa tersenyum sumringah. Wajahnya seketika berubah cerah. Ia berharap mas Dika mengizinkan dirinya masuk ke Dermaga.

"Mau ke Dermaga?" tanya mas Dika.

"Iya, Mas." jawab Uswa, sembari menganggukkan kepala mantap.

"Lagi agak ramai. Soalnya sudah aktif untuk operasional mulai tadi siang," jelas mas Dika.

"Nggak apa-apa, Mas. Yang penting saya bisa ke sana." ujar Uswa, semangat.

"Mbak ini nggak apa-apa masuk. Beliau orang PT juga." Mas Dika menjelaskan pada bawahannya.

"Siap, Pak." Security itu langsung membuka gerbang untuk Uswa. "Silakan, Bu." imbuhnya lagi.

Uswa tersenyum. Ia menatap mas Dika. "Terima kasih ya, Mas," ucap Uswa.

"Hati-hati, Mbak."

Setelah berpamitan dengan mas Dika, Uswa langsung menuju motor. Ia menaiki motor kesayangan, bersiap menjalankan motornya. Sesaat, Uswa berhenti sejenak tepat di gerbang. Uswa menatap security yang sempat memberhentikan dirinya.

"Terima kasih ya, Pak." Uswa tersenyum ramah, sembari menganggukkan kepala. Security itu menjawab dengan sopan.

Uswa langsung mengarahkan motornya, menuju parkiran di dekat area Dermaga. Sesampainya di parkiran, Uswa terdiam sesaat. Matanya menatap lurus ke arah trestel, yang mengarah ke lautan.

"Ternyata memang sudah aktif. Kok nggak dengar, ya?" gumam Uswa. Tanpa pikir panjang, Uswa langsung melepas helm, dan segera turun dari motor.

Uswa melangkah menuju trestel. Menyusuri trestel inci demi inci. Ia melangkah pelan, namun penuh ketegasan. Uswa menikmati embusan angin sore itu. Uswa mempercepat langkah, menuju ujung trestel.

Tidak membutuhkan waktu lama, Uswa sudah sampai di ujung trestel. Ia berdiri tepat di tepi trestel. Pandangannya menatap lautan luas yang telah pasang. Air laut sore itu sudah hampir sama tinggi dengan trestel.

Uswa mengembuskan napas. Matanya terpejam. Telinganya menangkap suara embusan angin yang melebur dengan irama deburan ombak. Uswa berusaha mengalirkan melodi alam, melalui pembuluh darah, menuju pikiran dan perasaannya. Sore itu, Uswa benar-benar menikmati suara alam.

Uswa membuka matanya, kembali menatap sagara luas. "Bagaimana kabarnya di sana?" gumam Uswa.

Uswa bertanya pada angin yang menyapa. Ia berusaha menemukan jawaban, melalui melodi deburan ombak. "Huufft ...." Naasnya, Uswa hanya mampu menghela napas. Ia merasa sia-sia bertanya pada angin yang berembus.

"Lain kali kalau mau ke sini, ajak saya, ya?"

Uswa dikagetkan dengan suara yang ia kenal. Ardian. Lagi-lagi pria itu datang menghampirinya. Uswa menoleh ke kanan, menatap Ardian yang berdiri di sampingnya. Kali ini, entah mengapa Uswa tersenyum ramah pada Ardian.

"Tidak ada. Saya biasa sendiri. Jadi, rasanya aneh kalau mau ngajak teman," ucap Uswa, menjawab apa adanya dengan jujur.

"Saya juga suka ke sini. Rasanya tenang," tutur Ardian. Ada getar kebahagiaan terdengar dari suara Ardian. Ia senang Uswa menanggapi dirinya.

"Baiklah. Lain kali saya ajak kamu ke sini. Kalau nggak lembur. Hahaha ...."

Uswa tertawa renyah, menampakkan barisan giginya yang cantik. Pertama kali, Ardian mendengar tawa renyah Uswa, hingga membuat dirinya semakin terpesona. Ardian tersenyum senang. Ada rasa yang masuk, semakin menyentuh relung hatinya.

"Oh, iya. Selamat bergabung, ya. Maaf, tadi belum sempat ngucapin," ujar Uswa, sembari mengulurkan tangan kanannya.

Ardian terpaku menatap Uswa. Ia tidak menyangka kalau Uswa akan bersikap ramah padanya. Ardian menerima uluran tangan Uswa. Ada desir rasa yang membuatnya semakin jatuh hati pada wanita mini di hadapannya.

"Terima kasih, Wa." Ardian melukis senyum. Tatapannya semakin terpaku pada manik indah Uswa. Hanya sesaat. Uswa pun menarik tangannya, membuat Ardian terpaksa melepas tangan Uswa.

Kedua insan itu terdiam. Mereka berdua merasa canggung. Uswa pun mengalihkan tatapan, menyapukan pandangan, hingga matanya menangkap sosok yang sangat ia harapkan.

"Dia ..." lirih Uswa, membuat Ardian ikut menatap sosok yang Uswa maksud.

Tanpa sadar, Uswa melangkah, menuju di mana sosok yang di maksud Uswa berada. Sosok yang sangat Uswa rindukan. Sosok yang sudah memporak-porandakan relung hatinya. Hanz, pria itu baru keluar dari pintu, yang tidak Uswa mengerti itu pintu apa.

"Mas ..." panggil Uswa, ketika dirinya tepat di belakang Hanz, hingga membuat pria itu membalikkan badan, terpaku menatap Uswa, yang telah meneteskan air mata.

Tidak ada suara. Tidak ada kata. Seketika hening tanpa arah. Keduanya seakan dihentikan oleh mesin waktu. Hanya tatapan yang saling menyapa, menyalurkan emosi yang terpendam. Keduanya merasakan getaran rindu yang mendalam.

"Mas ...."

Sekali lagi, suara Uswa menggetarkan jiwa. Air matanya semakin berderai, merasakan rindu yang sangat memilukan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Rinduku terlalu menyiksa, hingga pertemuan membuat air mataku luruh berderai....

...~Oksigen TW~...

...****************...

1
🌺Fhatt Trah🌺
jujur aja mas. jgn disimpen dlm hati
Oksigen TW: Entahlah, Hanz terlalu diam dengan perasaannya/Frown/
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
uswa udah benci banget ya sama ayahnya
Oksigen TW: Antata benci dan takut, Kak😔
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
mata tidak mungkin bohong ya hanz
Oksigen TW: Betul banget/Sob/
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
itu jawaban yg tepat
Oksigen TW: Tepat berujung salting/Chuckle/
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
cara penulisan authornya rapi. sukses dengan karya keren ini kk👍🏻👍🏻
Oksigen TW: Harus banyak belajar sama Kakak
Oksigen TW: Aamiin. Terima kasih, Kak
total 2 replies
🌺Fhatt Trah🌺
ayahnua punya istri yg lain kah
Oksigen TW: Iya, Kak😭
total 1 replies
mama Al
bunga untuk uswa

salam dari radar cinta Andara
Oksigen TW: Uswa : Terima kasih banyak, Kak😘
total 1 replies
mama Al
betul
Oksigen TW: Tapi, siap menanggung sakit yang luar biasa/Sob/
total 1 replies
mama Al
kau menggantungkan hubungan ini
Oksigen TW: Memang keterlaluan Hanz itu, Kak/Sob/
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
🌹🌹 + subs sudsh meluncur. semangat ya thor
Oksigen TW: Waahh ... terima kasih, Kakak😘🫶
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
cieeee ... yg ditunggu-tunggu🤭🤭
berdebar debar pasti itu hati
Oksigen TW: Banget, Kak🤣
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
di mana itu kota Dumai Thor?
kukira dunia maia🤭
Oksigen TW: Di Provinsi Riau, Kak
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
aku mampir thor. nyicil dulu ya
Oksigen TW: Terima kasih, Kak e. Ntar saya mmpir balik.🫶
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
inikah yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama?
untung gk jatuh ke dermaga ya Hanz, tapi jatuhnya ke hati Uswa🤭
Oksigen TW: Untung Hanz jago renang, jaga2 dia jatuh ke dermaga karena kekonyolan Uswa/Facepalm/
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
bilang aja cantik, mas. pake basa basi lagi🤭
Oksigen TW: Basa basi berujung cinta/Facepalm/
total 1 replies
mama Al
3 iklan untuk author
Oksigen TW: Terima kasih, Kak🫶
total 1 replies
mama Al
bahasanya keren
Oksigen TW: Punya Kakak jauh lebih keren😭
total 1 replies
mama Al
Yadi ternyata suka gosip juga
Oksigen TW: Bukan main si Yadi, Kak😭
total 1 replies
mama Al
sabar uswa

laut kan sering tidak ada sinyal
Oksigen TW: Sedih ya, Kak😭
total 1 replies
Dewi Payang
10 iklan buat kak Author, cemangatz💪
Dewi Payang: Sama2 kak🫰🫰
Oksigen TW: Terima kasih banyak, Kak🫶
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!