Mentari dijodohkan oleh ayahnya dengan pria lumpuh. ia terpaksa menerimanya karena ekonomi keluarga dan bakti dia kepada orangtuanya.
apa yang terjadi setelah mentari menikah?
apa akan tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya?
apakah mentari bahagia? atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ristha Aristha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Ada Pelet!
...Rumah Beni...
Ketika Dita, Revan, Beni dan Ranti sedang duduk santai di teras. Sebuah mobil berhenti di depan gerbang rumah Beni.
Pekerja yang ada di rumah Beni membukakan pintu gerbang dengan lebar, agar mobil bisa masuk. Ternyata yang datang adalah Bambang ayahnya Reza. beliau sering berkunjung, karena berhubungan baik dengan Beni. Istrinya Bambang bernama Mega yang memiliki usaha catering, yang telah bekerja sama dengan perusahaan Dita selama bertahun-tahun.
Karyawan di pabrik memang setiap hari mendapatkan tunjangan makan gratis. Catering ibunya Reza yang di percaya untuk untuk bekerja sama. Makanya hubungan mereka sangat baik.
Namun Bambang tidak pernah tahu, jika pemilik pabrik sebenarnya adalah Dita. Yang ia tahu pabrik itu milik Beni.
Bambang keluar dari mobilnya. Ia datang tidak sendiri, namun bersama Mega istrinya.
Mega menatap aneh pada pemandangan yang di hadapannya. Karena mertua dari Mentari duduk di kursi, sedangkan pemilik rumah duduk di lantai.
"Kami, kedalam dulu". Dita bangkit dari duduknya, dan diikuti Revan.
Beni dan Ranti berdiri dan menyambut kedatangan tamu mereka. Beni saat ini berusia 39 tahun dan Ranti berusia 34 tahun, Mereka memiliki dua anak. Makanya masyarakat desa yang memujinya, karena di usianya yang masih mudah sudah memiliki pabrik dan usaha lainnya.
"Mungkin pembantu itu, menggunakan pelet ya, Pa!" bisik Mega pada suaminya.
"Jangan berbicara seperti itu, Ma! nanti mereka dengar". Bambang merasa segan.
"Biar saja, Pa! Mereka dengar, kasian pak Beni dan istrinya. Masak duduk di bawah, sedangkan pembantunya duduk diatas. Gak kebalik tuh babu malah bersikap seperti majikan!", nyinyir Mega lagi.
Bambang diam saja, kemudian mengulurkan tangannya kepada Beni. Mereka bersalaman, dan Beni mempersilahkan tamunya masuk.
Begitu juga Ranti menyambutnya dengan baik, kemudian menyuruh mereka untuk masuk kedalam ruang tamu.
"Bik Inah!" seru Ranti.
Art yang bernama Inah datang menghampiri Ranti.
"Tolong buatkan minum untuk tamu"
"Pak Bambang dan Bu Mega, mau minum apa?" tanya Ranti mengalihkan pandanganya pada kedua tamunya.
"Teh saja, Bu". Jawab Mega.
"Teh dua, jangan lupa membawa camilannya juga ya", ucap Ranti
Inah mengangguk dan kemudian menuju dapur.
Mega menyikut suaminya, agar memulai pembicaraan. Sebab mereka datang kerumah Beni memiliki tujuan tertentu.
"Pembantu yang tadi kemana, Bu?" tanya Mega.
Ranti dan Beni langsung bertatap muka, karena tentu saja mereka tidak mengerti maksud dari ucapan Mega.
"Maklumlah pak Beni dan Bu Ranti inikan orang kaya, jadi mempunyai pembantu gak cukup satu!" Ucap Bambang.
"Iya pak Bambang, kasihan istri saya kalau harus mengurus rumah sendirian. Apalagi dia memiliki bisnis sendiri, jadi memiliki asisten rumah tangga tidak cukup satu!" Tukas Beni.
"Benar kan Ma, kita saja yang memiliki rumah tidak seluas rumah ini memiliki pembantu dua, apalagi Pak Beni!" ujar Bambang.
Mega hanya mengangguk mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya.
"Oh iya Pak Beni, tadi ada berita heboh tentang seserahan untuk Mentari yang di bawakan oleh keluarga anda. Bahkan berita videonya juga sudah viral lho, Gendis menantuku yang memberi tahu" kata Mega.
Memang, Video seserahan Mentari sudah viral. Banyak komentar yang menuai kontroversi. Ada yang memuji Mentari adalah wanita beruntung. Sedangkan yang iri semacam Mega dan yang lainnya semakin sakit hati.
"Benarkah? Saya malah baru tahu jika ada yang merekam dan menyebarkan video tersebut hingga viral di media sosial". Ucap Ranti yang memang belum mengetahui berita itu .
"iya, viral sekali! Kalian berdua ini memang baik sekali, sama pembantu saja bisa seroyal itu!" ucap Mega lagi.
"Maksudnya bagaimana, ya Bu?" tanya Ranti.
Mega tak berbicara langsung pada intinya.
"Mertuanya Mentari, itu kan pembantu kalian. Kenapa bisa seroyal itu kepadanya? Memberikan mobil mewah, rumah, perhiasan, dan juga uang cash 500 juta. Itu sangat fantastis untuk anak seorang pembantu! Apa mereka bisa membayarnya dengan bekerja seumur hidup. Atau mereka berhutang pada kalian? Seberani itu meminjamkan kepada pembantu?" cerocos Mega.
Sementara Bambang merasa malu. Sebenarnya ia enggan datang ke rumah Beni. Namun istrinya memaksa untuk di antarkan. Akhirnya ia menuruti keinginan istrinya.
Bambang sudah menduga, istrinya akan mengatakan hal ini.
Mega tak terima dan sangat berang, saat mengetahui Mentari mendapatkan seserahan yang semewah itu. Sedangkan dulu ia menyuruh Reza meninggalkan Mentari dan menikahi Gendis yang seorang ASN. Menurutnya Mentari tak pantas untuk mendapatkan semuanya.
"Saya ingin membuat kalian sadar, bahwa apa yang kalian lakukan itu salah. Mentari hanya seorang perempuan miskin yang bekerja di minimarket. Bahkan dulu Reza anak saya saat memiliki hubungan dengan Mentari sangat lama. Saya tak pernah memberikan restu padanya. Jadi saya menyuruh Reza untuk memutus hubungan dengan gadis itu, dan bisa menemukan calon istri yang lebih sepadan. Buktinya sekarang Reza menikah dengan seorang ASN".
"Ma!" Bambang mencekal lengan istrinya, agar berhenti berbicara.
"Kita, pulang saja". ajak Bambang.
Sebab melihat raut muka Beni dan Ratna menunjukkan ketidak sukaan dengan apa yang di katakan oleh istrinya.
"Nanti dulu Pa, Mama cuma ingin memberikan nasehat pada mereka. Agar kebaikannya itu tidak di manfaatkan oleh pembantunya sendiri. Sebab kita tahu bagaimana Mentari yang sebenarnya itu seperti apa!".
Ranti menggeleng tidak percaya. Ia tidak pernah habis pikir, Mega rela datang kesini hanya untuk mengatakan ini semua. padahal sebelumnya Mega tidak pernah berkata julid di hadapannya.
"Kalian berdua ini terlalu baik, apalagi sama pembantu. Apa karena anaknya lumpuh, jadi kalian menaruh rasa iba yang begitu besar kepadanya. Sehingga kalian mau memberikan harta sebanyak itu?. Hati-hati lho pak Beni, dan Bu Ranti. Bisa saja pembantu dan sopir kalian menggunakan pelet, sehingga membuat kalian mengikuti kemauannya. Bahkan harta yang ia minta bernilai fantastis.
Apa perlu kalian saya kenalkan ustadz yang bisa ruqyah. jika kalian berminat nanti akan saya ken_"
"Lebih baik kalian sekarang pergi dari rumah kamu! Dan apa yang di katakan Bu Mega semuanya tidaklah benar. Tidak ada ada pelet atau apapun semacamnya. Ini juga bukan urusan kalian! Lebih baik kalian pergi saja. Aku tidak suka dengan ucapan Bu Mega!" Ranti langsung mengusir keduanya.
Beni juga sangat marah dengan ucapan Mega. Namun, karena permintaan Dita yang tidak boleh mengungkapkan identitasnya. Membuat dia menahan diri.
Mega langsung terkesiap saat di usir. Bambang semakin malu.
"Maafkan istri sikap saya".
"Pa!" Mega langsung memotong ucapan suaminya.
"Kalian pergi sekarang! Atau kamu akan memutuskan kerja sama dengan catering Bu Mega!" ancam Ratna.
Keduanya tercengang. Mega tentu saja takut jika mereka beneran memutus kerja sama dengannya.
...****************...
...Rumah Bagas ...
"Mbak Laras, mana Tari?" tanya Denok ketika memasuki rumah Bagas.
"Sedang di kamar bersama suaminya", jawab Laras
"Hmmmmm, pengantin baru! Semoga malam pertamanya Mentari tidak mengalami kesulitan!" ucap Denok
Laras mendengarkan ucapan Denok, hanya bisa menghela nafas saja. sebab Denok selalu mencari celah untuk menghina.
"Uang cash yang tadi, ada di mana? Apa sudah di buka?" tanya Denok
"Tidak di buka!" jawab Laras.
"Hati-hati lho Mbak, nanti utangnya tidak pas 500 juta. Atau nanti malah palsu lagi. Dimana simpan uangnya, Mbak?" Tanya Denok lagi.
...****************...
lanjut thor
ines bukan rasa cinta itu..