NovelToon NovelToon
Stole My Rain

Stole My Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ega Endrawati

Aku Revina.

Aku adalah orang yang tidak pernah menyangka jika perjalanan cinta ku akan berjalan seperti ini.

Aku kira, cinta itu hanya menyenangkan saja, ternyata cinta juga ada sedih nya. Di dalam cinta ada marah nya, ada kecewanya, ada kebohongan nya, bahkan ada pengkhianatan yang amat sangat menyakitkan.

Kenapa tidak pernah ada orang yang menceritakan sisi buruk dari rasa cinta ?

Kenapa mereka hanya menceritakan sisi bahagianya saja ?

Jika tau akan serumit ini, aku tidak akan pernah coba-coba untuk main-main dengan rasa cinta,sampai pada akhirnya aku akan siap menerima segala konsekuensinya.

Aku sudah terlanjur masuk kedalam sebuah perangkap yang hanya akan menenggelamkan ku di dalam kekelaman nya. Aku harus mencari jalan sendiri, mencari jalan terang untuk terbebas dari rasa cinta ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Endrawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Beberapa hari berlalu,dan semua berjalan dengan biasa saja. Aku menikmati hari-hariku di rumah dengan tenang,menjalani hari-hari ku seperti biasa di sekolah dengan bahagia bersama teman-teman ku,dan tidurku pun nyenyak tidak ada mimpi buruk sama sekali.

Malam hari ketika aku sedang bermain dengan Nicko di lantai bawah,aku mendengar suara motor terpakir di garasi rumah ku. Aku sudah bisa tau siapa pemilik motor yang bisa lolos masuk gerbang rumah dan parkir di garasi ku tanpa memberitahu pemilik rumah dulu.

Aku berjalan untuk menyambut si pemilik motor itu,aku keluar dan berjalan ke garasi motor.

“Ngapain malem-malem lo kesini?” Tanya ku kepada Tristan yang baru saja mematikan mesin motornya dan melepaskan helm juga jaketnya.

“Ya elah ada tamu bukan nya di sambut baik malah di omelin”

“Dih pengen banget jadi tamu lo” ketusku sambil kembali berjalan masuk ke dalam rumah.

“Dari mana lo? Rapih bener” tanya ku melihat pakaian nya begitu rapi memakai kemeja flanel dan celana panjang hitam. Karena biasanya dia hanya memakai kaos dan celana pendek,kadang celananya robek-robek.

“Kan gue abis jalan sama Celine. Terus tadi gue sempet ke rumah Dara dulu sebentar” jawab nya sambil terus berjalan mengikuti ku.

“Oh iya. Jadwal ngedate kan lu”

Lalu aku duduk kembali di lantai sambil membawa Nicko dan kembali menyisir rambut Nicko. Tristan ikut duduk bersandar di tembok di samping ku.

“Iya” jawab nya dengan wajah yang begitu terlihat tidak senang.

“Kenapa lo? Pulang nge date bukanya happy malah kusut gitu”

“Ngga. Gue cuma ngerasa Celine masih tertutup aja sama gue”

“Kenapa?”

“Ga tau feeling aja”

“Bisa aja feeling lo salah”

“Iya sih. Tapi ga tau,perasaan gue suka ga enak aja”

Aku menertawakan nya.

“Lo kan baru juga mau mulai sama dia. Udah jadian kan?” Tanya ku pada kalimat terakhir.

Tristan menggedikan bahuku.

“Udah apa belom?” Tanya ku meminta jawaban yang benar.

“Kayanya sih udah”

“Loh kok kayanya,gimana sih?”

“Ya waktu itu sih gue minta buat jalanin dulu aja. Kalo seandainya kita cocok ya lanjut,kalo ngga ya udah selesai”

Aku kembali tertawa.

“Ketawa aja terus” sinis nya dengan kesal melihat aku yang terus saja menertawakan nya.

“Ya abis lo ga jelas banget sih. Ya kalo jadian bilang aja jadian langsung sama dia,kenapa harus kaya gitu”

“Karena gue masih belum yakin 100%”

“Kenapa?”

Dia hanya diam sambil menatap ku,seolah ada hal yang dia ingin katakan tetapi terlihat begitu berat sekali.

“Ga tau” jawab nya sambil memalingkan wajahnya.

“Terus gimana?”

Pertanyaan ku sepertinya sudah membuat dia kesal.

“Ngga lo,ngga Dara sama aja nanya nya. Kenapa kalian sebagai cewe tuh ga ada yang bisa kasih saran gue sih? gue harus gimana,bukan nya malah nanya balik”

“Dihh ya iyalah,lo sebagai cowo juga seharusnya bisa komitmen sendiri tanpa kebingungan kaya gini”

“Gue kan udah berkomitmen dengan cara minta buat jalanin dulu aja”

“Itu bukan komitmen ya,tapi coba-coba”

“Coba-coba berhadiah. Kalo gagal ya cari lagi”

“Hmm udah pinter ya lo sekarang mainin cewe”

“Bukan mainin itu namanya,tapi sedang mencari yang terbaik”

“Allaaahhhh ternyata sama aja lo”

“Sama siapa?”

“Sama cowo-cowo di luar sana”

Tristan menertawakan aku sambil mengusap wajahku dengan kesal.

“Lo ga punya mantan aja sok tau”

“Eh tapi gue bisa liat ya” jawab ku dengan ikut tertawa bersamanya karena tersadar apa yang di katakan nya benar,sambil memegang tangan nya agar tidak mengusap wajahku lagi.

“Cenayang lo ? bisa liat hahaha”

“Ih iya. Gue tuh bisa nilai mana cowo baik sama mana cowo buruk ya” ucap ku dengan penuh keyakinan.

“Heh. Lo cuma bisa bedain,mana cowo cakep sama mana cowo jelek”

“Iya. Lo termasuk kriteria cowo jelek”

Kami terus saja tertawa dengan celotehan kami,sampai tangan kami berpegangan pun kami tidak menyadarinya.

Tiba-tiba kami melihat ada sosok pria berdiri begitu tegap di ambang pintu. David,dia sedang berdiri dengan membawa sesuatu di satu tangan nya dan menatap begitu tajam ke arah kami berdua.

Tristan yang sudah tersadar lebih dulu melepaskan genggaman tangan ku dengan kembalu menatap David dengan dingin.

Aku berjalan menghampiri David dengan begitu tenang.

“Ada apa?” Tanya ku kepada David yang masih menatap tajam Tristan.

“Ini udah malem,kenapa masih ada yang bertamu”

Aku berdecak dengan kesal.

“Dia habi nge date sama pacarnya,terus sebelum pulang dia mampir dulu kesini. Emang kenapa sih?” Tanya ku benar-benar marah dengan sikap David yang masih saja risih dengan Tristan.

“Apa ga ada waktu besok?” Tanya David masih dengan menahan emosinya.

“Dia mampir sekalian lewat rumah aku. Ini bukan pertama kalinya dia dateng kerumah ku malem-malem gini” jawab ku dengan sinis.

“Ya udah gue cabut ya. Sampai ketemu besok di sekolah” pamit Tristan yang sudah berdiri di samping ku. Lalu Tristan berjalan melewati David dan mereka saling melempar pandang begitu tajam.

Tinggi mereka hampir sama,jadi mereka bisa begitu setara saling tatap seperti itu dengan enak nya.

“Kamu kenapa sih? Aku udah bilang,ga usah rese sama temen-temen aku” kesal ku saat Tristan sudah berada di parkiran untuk bersiap pulang.

“Aku ga masalah sama temen kamu yang lain,tapi kalau dia, aku ga suka” ucapnya.

Aku menunggu Tristan pergi dulu dari rumah ku sebelum aku kembali memaki David.

“Bisa ga sih kamu ga usah kaya gitu?”

“Ga bisa. Aku ga suka sama dia” tegasnya.

“Apa alesan nya? Karena dia cowo?”

“Karena di suka sama kamu”

Aku memegang kening ku menahan emosi ku kepada David.

“Denger aku baik-baik. Aku suka sama semua sahabat aku,aku sayang sama mereka,aku peduli sama mereka semua tidak terkecuali Tristan. Begitupun juga mereka,kalau pun Tristan suka sama aku,ya karena aku sahabatnya”

“Aku ini laki-laki,aku tau apa yang di fikirin dia”

“Apa?” Tanyaku menantang.

David diam tak menjawab.

“Aku cape ya berantem terus sama kamu cuma karena hal ini. Aku juga cape terus-terusan ngejelasin sama kamu,kalau kamu ga bisa larang aku untuk berteman sama semua sahabat aku termasuk Tristan. Mereka akan lebih penting untuk aku dari pada kamu”

Lalu aku masuk ke dalam rumah dan menutup pintu dengan kencang sekali.

Aku berjalan dengan cepat untuk kembali ke kamar aku. Bi inah yang ada di dapur berjalan ke arahku.

“Itu den David ya?”

“Iya. Temuin aja sama Bi Inah,tanya dia ada perlu apa?” ucap ku dengan tidak menghentikan langkahku

Karena sejak awal aku melihat David memegang sesuatu di tangan nya. Mungkin tujuan awalnya bukan untuk bertengkar dengan ku,namun karena aku sudah malas,akhirnya aku membiarkan Bi Inah yang bertemu dengan David.

1
vivian
Support up thor semangattttt
tyan_01
Up thor
vivian
Love you thor
venna
Terusan nya gimanaa ???
Anonymous
Bagus thor😇
Ms. No name
Ayo up thor upp
venna
Lanjut thor semangat 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!