Amber Kemala, janda yang memiliki trauma atas kegagalan pernikahannya itu bekerja sebagai seorang pelatih tari balet anak-anak. Namun ia mendapatkan tawaran khusus dari seorang duda tampan untuk menjadi pengasuh putri kecilnya, yang tidak lain adalah murid Amber sendiri.
Arion Maverick, duda dengan segudang pesona. Ia melakukan sebuah kesalahan pertama yang membuatnya semakin tergila-gila pada pengasuh sang anak. Laki-laki itu selalu merasakan hasrat yang memuncak dan keinginan yang menggebu-gebu setiap kali bersama Amber.
Sekali saja bibir Arion pernah mengecap hangat tubuh wanita bernama Amber, selamanya laki-laki itu tidak bisa melupakannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Minum Bersama
Sesuai perkiraan Arion, malam ini ia pulang larut karena banyaknya pekerjaan di perusahaan yang membuatnya harus bekerja sampai larut di akhir pekan.
Karena perusahaan sedang mempersiapkan peluncuran produk baru ke pasaran, maka mau tidak mau Arion pun harus mengawasi segala sesuatunya dengan teliti agar tidak sampai terjadi kesalahan.
Pukul sebelas malam, Arion baru tiba di kediamannya. Laki-laki itu langsung pergi ke ruang kerja untuk meletakkan tas berisi laptop serta beberapa berkas penting miliknya. Setelah itu, ia pergi membersihkan diri sebelum melihat keadaan sang buah hati.
Setelah berganti pakaian, Arion menuju kamar Aara. Laki-laki itu mengetuk pintu beberapa kali, namun tidak terdengar suara Amber menyahutinya.
Arion ingin kembali ke kamarnya, namun ia merasa tidak tenang sebelum melihat secara langsung bahwa Aara dalam keadaan baik-baik saja.
Akhirnya, laki-laki itu membuka pintu kamar perlahan. Beruntung, Amber tidak menguncinya.
Di balik pintu, Arion sedikit mengintip. Gadis kecilnya sedang tidur dengan nyenyak sambil memeluk sebuah boneka kesayangannya. Laki-laki itu tersenyum, ia lega karena Aara baik-baik saja.
Namun anehnya, Arion tidak melihat keberadaan Amber di dalam kamar sang anak. Laki-laki itu mengernyitkan dahi, berusaha mencari keberadaan Amber dengan membuka pintu kamar lebih lebar.
"Ke mana dia?" gumam Arion.
"Bukankah aku menyuruhnya menginap? Apa dia pulang dan meninggalkan Aara sendirian?"
Arion menghela napas panjang. Ia akhirnya masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Ia berpikir jika Amber telah melanggar perintahnya dan pulang meninggalkan Aara tidur sendirian.
Arion mendekati Aara, ia duduk di tepi kasur sambil mengusap lembut pipi gadis kecilnya. Aara tidur dengan pulas, ia sama sekali tidak menyadari kehadiran sang ayah.
Saat Arion memberi satu ciuman kecil di kening anaknya, terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka. Arion segera mengalihkan pandangan, menoleh pada wanita yang baru saja keluar dari sana.
"Nona Amber," sapa Arion. "Aku pikir kau sudah pulang," lanjutnya.
"Bukankah kau memintaku untuk menginap? Aku tidak bisa tidur. Jadi, aku ke kamar mandi untuk mencuci wajah," jawab Amber.
"Kenapa? Kau tidak nyaman tidur di sini?"
"Tidak, aku hanya tidak terbiasa tidur di rumah orang lain."
"Hmm, aku baru saja tiba. Jika tidak keberatan, minumlah denganku," tawar Arion.
"Minum?" Amber mengernyit.
"Hmm, aku punya banyak koleksi wine di ruang kerjaku. Kita bisa minum sambil mengobrol."
Amber terdiam sesaat, ia menatap wajah tampan Arion dengan iris mata berwarna kecoklatan itu. Rasanya sayang sekali jika menolak tawaran sang majikan, lagi pula Amber tidak bisa tidur, akhirnya ia setuju dengan ajakan Arion.
Arion mengajak Amber masuk ke ruang kerjanya. Laki-laki itu memamerkan berbagai koleksi wine dari berbagai jenis dan merk. Arion adalah pecinta anggur, ia membeli wine dari berbagai negara untuk merasakan perbedaannya.
"Apa semua wine ini beralkohol?" tanya Amber. Ia melihat satu persatu botol kaca di hadapannya.
"Tidak semua, hanya beberapa."
"Kenapa kau menyukai wine? Aku rasa semua ini jenis wine mahal."
"Karena bagiku, minuman itu mampu membantuku meredakan stres dan menenangkan. Setiap botol memiliki cita rasa yang berbeda meski terbuat dari bahan dasar yang sama. Setiap negara punya cara tersendiri dalam pengolahannya, itulah mengapa aku senang mengoleksinya."
"Wow, harganya pasti tidak murah," gumam Amber. Wanita itu melihat botol di rak kaca paling atas.
"Apa ini beralkohol?" tanya Amber.
"Kadar alkoholnya ringan. Kau mau mencobanya? Ini wine terbaik dari Inggris."
"Bolehkah?"
"Hmm, tentu saja." Arion mengangguk. Ia mengambil dua gelas kaca dari bawah rak dan membuka botol di tangan Amber.
Mereka bersulang bersama, menikmati kenikmatan wine dengan aroma yang khas.
...🖤🖤🖤...