PROLOG
Dimalam yang sunyi aku menangis seorang diri, meratapi hidup kenapa harus seperti ini. Bukannya Aku tidak bersyukur ya Allah tapi kenapa ujianmu kali ini begitu berat.
Jika memang ujianmu kali ini untuk mengangkat derajatku dimata-Mu ataupun dimata manusia lainnya aku ikhlas. Walau sakit ini seperti sembilu.
Hai, Namaku Sarena Anastasya. Aku adalah istri dari seorang pengusaha kaya yang bernama Willy Atmadja anak dari papa Atmadja mertuaku. Awalnya hidup kami begitu bahagia, kami menjalani hidup seperti pasangan lainnya. Tapi, semenjak kedatangan seorang wanita bernama Eksa semuanya perlahan berubah.
Yah, dia adalah mantan kekasih suamiku dulu. Dia kembali karena ingin merebut suamiku, Lucu sekali memang dia yang meninggalkan suamiku dengan alasan yang tidak masuk akal.
Bagaimana tidak dia meninggalkan suamiku dulu dengan alasan tidak bahagia dan ingin mencari kebahagiaan lain. Sekarang, waktu suamiku sudah bahagia denganku dia datang ingin merebut semua bahagiaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reina Naura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Sampai diruang TV aku mengubah ekspresi wajahku dengan senyum ceria.
" Mamah lama sekali di kamar? " Ucap Kayla
" Iya tadi Mamah sekalian ke kamar mandi Nak " Ucapku sambil terus beristighfar di dalam hati.
" Oh begitu? Papah mana? Apa Papah tidur lagi Mah? " Tanya Raylin
" Papah di kamar sayang, Mungkin sebentar lagi kesini " Ucapku padanya
Mereka hanya mengangguk dan berOh ria. Setelah itu mereka kembali fokus dengan layar televisi.
Tak lama Mas Willy datang dan bergabung bersama kami untuk menonton TV.
" Papah kenapa lama sekali?" Tanya Kayla
" A-ah tadi Papah berendam dulu sayang jadi lama. Papah minta maaf ya " Ucapnya lagi
" Oh begitu? Papah capek sekali ya? " Tanya Kayla lagi
" Iya, Papah soalnya Papah banyak pekerjaan akhir-akhir ini Nak. Rasanya lelah sekali " Ucap Mas Willy
" Jangan terlalu capek Pah, Nanti sakit " Ucap Raylin menimpali. Ah manis sekali bukan anak-anakku ini? Mereka begitu perhatian dengan Papahnya. Sedangkan Papahnya malah perhatian dengan wanita lain. Sungguh sangat membagongkan.
" Iya sayang, Papah pasti jaga kesehatan. Kan sebentar lagi kita akan liburan. Jadi, Papah juga harus mengejar pekerjaan agar selesai saat musim liburan tiba. Agar kita jadi pergi liburan tanpa Papah harus memikirkan pekerjaan " Ucapnya
Aku berdecih dalam hati melihat mulut manisnya. Muak sekali rasanya. Aku lirik jam ternyata sudah menunjukan pukul 20:30 malam.
" Sayang sudah malam, Ayok kita tidur " Ucapku pads anak-anak
" Sebentar lagi ya Mah, Jam 21:00 deh kita tidur " Ucap Raylin
" Ya sudah kalau begitu, tapi tidak boleh lebih dari itu ya " Ucapku pada mereka
" Oke Mah siap " Ucap mereka kompak
" Anak pintar " Ucapku sambil mengelus kepala mereka
" Sayang, Bagaimana kalau besok malam kita semua makan di luar? " Ucap Mas Willy
" Makan malam di luar? Ya boleh saja Mas, Anak-anak gimana mau nggak? " Tanyaku
" Mau Mah, udah lama juga nggak makan di luar " Ucap Raylin
" Iya Mah, Kita makan yang enak-enak besok ya. Di restaurant yang biasa aja Pah " Ucap Kayla
" Iya, Sesuai yang tuan putri inginkan. Papah akan booking dari sekarang ya " Ucap Mas Willy
" Asiik.. Kalo perlu ajak Oma dan Opa sekalian Pah biar ramai " Ucap Kayla
" Gitu ya? Nanti ya coba Papah tanyakan pada Oma dan Opa apakah mereka mau atau tidak " Ucap Mas Willy
" Mah kita juga udah lama yah tidak ke rumah Kakek dan Nenek di desa " Ucap Raylin
Kakek dan Nenek adalah sebutan untuk kedua orang tuaku. Ya, Aku adalah seorang gadis desa yang dulu kuliah di jakarta dan bertemu dengan Mas Willy. Kami dulu hanya sebatas teman kuliah tapi, karena mungkin sering bertemu jadi tumbuh benih-benih cinta diantara kami.
" Iya Nak, Nanti ya sekalian kalau kalian liburan kita kunjungi Kakek dan Nenek di desa. Mungkin kalai kita sudah pulanh dari Bali saja kita kunjungi Kakek dan Nenek. Bagaimana? " Tanyaku pada mereka
" Boleh Mah, Kayla juga rinduuu sekali dengan Kakek dan Nenek . Di desa juga enak bisa jalan-jalan ke sawah dan sungai " Ucap Kayla antusias
" Iya Nak, Udara di desa memang masih terjaga dan alami. Kita juga bisa liat sunrise kan? Tanpa harus jauh-jauh pergi ke gunung atau dataran tinggi untuk melihat matahari terbit. Cukup kita duduk di sawah dan menunggu fajar tiba " Ucapku pada Kayla
" Iya Mah, Di rumah Nenek itu sangat indah. Kayla sangat suka di rumah Nenek. "
entar di Syang Indra lho