Nala dan Zayn, dua remaja yang saling jatuh cinta. Nala merupakan gadis yatim piatu yang di rawat oleh tantenya. Namun karena sebuah kebencian Zayn terhadap Tante dari Nala yang merupakan selingkuhan papanya, membuat Zayn salah langkah hingga menyakiti gadisnya. Apalagi perselingkuhan itu terjadi di saat sang mama koma.
Dan di saat yang sama, Zayn mengetahui kenyataan bahwa dirinya bukanlah anak kandung mama papanya.
Lalu siapakah orang tua kandung Zayn??
Bagaimana pula dengan hubungan antara Zayn dan Nala???
Apakah Nala tak berhak bahagia???
Selamat datang di tulisan receh Mak othor 🤭. Semoga berkenan ya bestiiii...
Silahkan mampir, tapi please...kalo emang ngga minar, tolong skip aja dan tapi jangan kasih bintang 1 ya 🙏🙏🙏☺️
Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 33
Zayn dan Nala segera mendapatkan pertolongan. Beruntung ada yang mengenal Zayn juga Nala sebagai pemilik bengkel. Ia memberi tahu Marwan dan Arda agar segera menyusul Zayn dan Nala ke rumah sakit.
Keduanya di bawa menggunakan salah satu mobil yang lewat. Mobil bak terbuka dan di kawal oleh beberapa orang dengan motor. Beruntung rumah sakit tak terlalu jauh dari tempat kejadian.
Zayn dan Nala langsung di larikan ke UGD. Luka yang Zayn alami cukup berat melihat darah yang keluar dari kepalanya sangat banyak.
Dan keduanya pun di tangani oleh petugas sebaik mungkin. Dokter yang menangani Zayn merupakan dokter perempuan yang masih muda.
"Masyaallah, apa pasien habis begituan ya?", batin dokter itu tanpa mengeluarkan kata-kata itu karena bukan hanya ia yang menangani Zayn.
"Cari tahu data pasien!"
"Siap dok!", sahut perawat yang bertugas. Ia pun membuka dompet milik Zayn.
Salah seorang perawat menyingkir dari ranjang Zayn.
"Zayn Alexander!", katanya membaca kartu identitas Zayn.
Ia membuka kartu nama perusahaan ternama yang ada di kartu itu.
"Nasuci Alexander, CEO Alz.Co! Apa dia ibunya ya?? Namanya sama?!", monolog perawat itu.
Lalu perawat itu membuka foto berukuran kecil yang bergambar Zayn di apit oleh dua orang dewasa. Tak lupa ia membuka lipatan fotokopian buku nikahnya dengan Nala.
"Oh....jadi mereka udah nikah?? Astaghfirullah, ampuni hamba yang sudah berpikir negatif ya Allah!", batin perawat itu.
Akhirnya perawat itu menghubungi nomor ponsel Suci.
Di kediamannya, Suci sedang berada di ruang makan. Dia sedang mengupas buah. Namun ternyata ia merasa haus hingga ia menjalankan kursi rodanya ke arah dapur.
Nugi sendiri menuruni tangga menuju ke meja makan. Ia sudah melewati waktu sarapannya karena ada urusan dengan Lidya tadi.
Baru akan duduk, ponsel Suci berdering. Nugi memanggil Suci tapi tak ada sahutan. Karena ia pikir ada yang penting, Nugi pun mengangkat panggilan itu.
[Hallo]
[Selamat pagi, dengan orang tua dari saudara Zayn Alexander?]
Nugi berdecak sebal.
[Iya, saya papanya]
Jawab Nugi. Suci yang sedang berjalan ke arah Nugi tertegun mendengar pengakuan Nugi yang masih mengakui Zayn sebagai putranya.
padahal jelas-jelas kemarin Nugi sangat membenci hal itu.
[Begini pak. Saudara Zayn Alexander baru saja mengalami kecelakaan dan sekarang sedang di tangani di UGD rumah sakit Xxx]
Gigi Nugi bergemeletuk menahan emosi.
[Baik, terimakasih informasinya]
Perawat yang menelpon Nugi merasa heran karena papa pasien langsung mematikan panggilannya.
"Merepotkan!!", monolog Nugi.
"Itu ponsel ku, siapa yang telpon?", tanya Suci. Nugi menoleh cepat. Niatnya ia tak ingin memberi tahu Suci, tapi ternyata istrinya malah mendengarkan obrolannya di telpon.
"Pihak rumah sakit! Zayn kecelakaan!", jawab Nugi.
Suci terkejut bukan main. Ia langsung meraih ponselnya dan menjalankan kursi rodanya ke kamar. Suci butuh mengambil tas dan bersiap ke rumah sakit.
"Mau ke mana kamu?", tanya Nugi.
"Aku mau bertemu putra ku!", sahut Suci.
Nugi sebenarnya tak suka Suci terlalu peduli pada anak angkat mereka. Tapi...mungkin ia masih punya hati nurani. Ini tentang nyawa seseorang yang selama ini sudah menjadi bagian dari keluarganya. Apalagi ...sebentar lagi ia pun akan memiliki seorang anak dari Lidya.
"Aku antar!", kata Nugi. Suci sempat terkejut. Tapi karena ia sedang terburu-buru, maka tawaran Nugi tak ia sia-siakan.
💫💫💫💫💫💫💫
"Pasien kehilangan banyak darah. Tanya ke bank darah.....AB negatif???"
Perawat yang di minta bertanya ke bank darah pun sama tertegunnya. Dari banyaknya manusia bergolongan darah AB saja jarang, dan sekarang negatif???
"I-iya dok...saya tanyakan lebih dulu!", ujar perawat itu. Walaupun ia tahu....kemungkinan stok itu sangat kecil.
Zayn benyak kehilangan darah dari kepalanya. Benturan keras karena tak memakai helm mungkin salah satu pemicunya.
Nala, gadis itu pun mengalami pendarahan hanya saja tak separah Zayn.
"Syukurlah, janinnya masih bisa di selamatkan meski rentan keguguran. Ini sebuah keajaiban!", ujar dokter yang menangani Nala.
Dan perempuan manis itu masih belum sadarkan diri.
💫💫💫💫💫💫
"Kami pamit dulu, lekas sembuh ya Tuan Damian!", kata Bisma pada rekan bisnisnya tersebut.
"Terimakasih atas kunjungannya Tuan Bisma!", kata rekan Bisma.
Dan samar-samar mereka mendengar pengumuman bahwa ada pasien yang sangat membutuhkan donor darah dengan golongan yang cukup langka.
"Mas, darah kamu AB negatif. Bisa tolong pasien itu kan?", tanya Dinara.
"Iya, bismillah sayang! Semoga darah ku cocok untuk pasien itu!", jawab Bisma. Tanpa ragu sepasang suami istri itu pun langsung ke bagian informasi untuk mengatakan niatnya mendonorkan darahnya sesuai dengan informasi yang di umumkan.
Perawat yang tadi di minta untuk bank darah sempat tertegun menatap Bisma.
"Kenapa sus?", tanya Dinara yang agak risih suaminya di pandang seperti itu oleh perawat yang masih muda.
"Maaf Bu. Wajah suami ibu...mirip sekali dengan pasien yang kecelakaan dan membutuhkan darah suami ibu. Makanya ...saya sempat...eum...maaf ya Bu!", perawat itu tak melanjutkan ucapannya karena temannya menyenggol bahunya.
"Korban kecelakaan?", tanya Dinara.
"Udah sayang, ayo! Lebih cepat darah ku di transfusi itu lebih baik agar nyawanya cepat tertolong!", kata Bisma.
Dinara pun mengiyakan lalu menemani suaminya untuk di ambil darahnya.
Dalam hati Dinara, entah kenapa ia merasa cemas. Tapi entah apa yang ia cemaskan. Soal donor darah, ini bukan pertama kalinya bagi Bisma.
Tapi....perasaannya gelisah dan tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata.
Proses pengambilan darah Bisma pun selesai. Pria matang itu di minta istirahat lebih dulu untuk memulihkan stamina.
Salah seorang perawat membawa darah itu ke ruangan Zayn.
"Sus, apa pasien yang kecelakaan satu orang?", tanya Dinara.
"Dua orang bu. Sepasang suami istri yang masih sangat muda", jawab perawat itu sambil berbenah ruangan.
"Yang membutuhkan donor, yang suaminya?'', tanya Dinara lagi. Padahal perawat sebelumnya sudah mengatakan seperti itu.
"Iya Bu. Kalau pasien yang perempuan Alhamdulillah tidak terlalu parah. Dan...sebuah keajaiban, janin yang ada dalam kandungannya selamat."
"Masyaallah!", Dinara menutup mulutnya karena sungguh takjub dengan keajaiban itu.
"Setelah suami saya pulih, boleh kami jenguk mereka?", tanya Dinara.
Bisma sebenarnya kurang setuju karena kesannya nanti mereka di kira tak ikhlas membantu. Tapi...mau tak mau ia pun harus menuruti keinginan istrinya.
"Tentu Bu, pasien perempuan di ruangan anggrek. Dan pasien laki-laki masih di ICU."
Dinara mengucapkan terimakasih pada perawat itu. Lalu perempuan berseragam hijau muda itu berpamitan meninggalkan ruangan Bisma.
"Kita jenguk ke sana, Ma?", tanya Bisma. Tanpa ragu, Dinara pun mengangguk.
Entah dorongan dari mana ia ingin sekali menemui sepasang suami istri yang masih muda tersebut.
💫💫💫💫💫💫💫
Malam bgt ya??? 🙏🙏🙏
Terimakasih 🤗