Niat hati ingin memberikan kejutan di hari pernikahan. Hatinya hancur berkeping-keping di saat sang suami lebih memilih meninggalkannya di bandingkan bertahan di dalam pernikahan.
Pertemuannya Alex dengan wanita bernama Eliza menggoyahkan hati pria itu, padahal pria itu sudah beristri yang tak lain pelakor dalam hubungan Eliza.
Jerat pun mulai Eliza lakukan demi membalas rasa sakit yang dulu pernah Mauren lakukan.
Bagaimana kisah mereka bertiga? akankah hubungan Eliza dan suami orang diresmikan atau justru karma Eliza tuai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 - Aku akan menikahimu
Alex memperhatikan Eliza dari atas hingga bawah dan dari bawah sampai ke atas lagi. Matanya di buat terkesima terpesona melihat Eliza memakai pakaian wanita dan berdandan sederhana membuatnya terlihat sangat cantik.
Deg ... deg ... deg ...
Jantung Alex berdebar-debar tidak karuan kala wanita itu tersenyum manis padanya. Senyuman Eliza yang sangat khas itu mampu membuat para pria betah memandangnya. Namun, atensinya teralihkan saat klien yang ada di hadapannya memuji kecantikan Eliza dan hal itu membuatnya tidak suka.
"Cantik sekali dia. Siapa dia?" .
"Ekhem ..." Alex kembali ke mode serius karena mereka belum selesai bicara. Orang itu terhenyak.
"Maaf maaf Tuan," ucapnya lagi lali melirik Eliza yang sedang bergerak berjalan duduk dengan anggun di salah satu meja yang ada di sana.
"Tuan untuk pesanan yang Anda inginkan kami akan segera segera membuatnya. Kalau begitu kita deal dengan harga dan Model yang Anda pilih," kata Alex ingin segera menyudahi pertemuan mereka dikarenakan ingin segera menghampiri Eliza. Mata Alex sesekali mencuri pergerakan Eliza. Wanita itu kadang menopang dagu, kadang mengetuk-ketuk meja, dan sekarang dengan anggunnya bermain ponsel sampai sekali tersenyum.
"Baiklah Tuan, kalau begitu kita deal seperti yang tadi saya bicarakan." Dan mereka pun saling berjabat tangan menandakan jika keduanya setuju dengan meeting barusan.
Alex yang ingin cepat-cepat menghampiri Eliza meminta Kenan untuk mengurus semuanya, "Kenan, kamu urus semua ini saya mau ke depan!" ujarnya sambil berdiri dan segera keluar dengan tergesa menghampiri Eliza.
"Baik, Bos."
*****
Grep ....
Alex langsung memegang tangan Eliza tanpa rasa jijik ataupun sungkan seperti kepada wanita lainnya. Eliza terhenyak ada tangan yang mencekal tangannya dan ia mendongak, "Bos Alex."
"Ikut saya sekarang juga!" ujar Alex dingin dan sedikit memaksa meminta Eliza berdiri untuk mengikutinya.
"Kemana, Bos. Bukannya Anda belum selesai meeting? Saya tunggu saja di sini, tidak mengapa, Bos." Eliza bertanya tetapi juga mengikuti ajakan Alex. Dia berdiri dan berjalan di belakang tubuh kekar Alex dengan tangan di gandeng oleh Alex.
Alex menoleh menatap tajam, "Meeting selesai dan sekarang tinggal kita yang harus meeting. Ayo ikut saya."
"Memang nya kita mau meeting tentang apa? Saya kan bukan klien Anda, Bos. Saya hanya sekertaris pribadi Anda yang akan ikut kemanapun Anda pergi."
"Justru itu saya akan bicara denganmu serius." Alex malah membawa Eliza ke kamar hotel yang ia tempati dan dia sedikit menghempaskan tangan Eliza lalu menutup pintu kamar nya.
"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Alex dingin sambil menatap mata Eliza yang juga menatapnya secara teduh.
"Saya kan harus bekerja agar saya tidak kena denda dan tidak di PHK. Kalau saya Anda pecat saya mau cari kerja dimana lagi? Saya mau bayar kontrakan pakai apa? Dan saya harus makan bayar pakai apa? Jadi saya memutuskan datang ke kesini untuk membantu Anda bekerja." Dengan santai Eliza berkata panjang lebar sambil berjalan mendekati kasur lalu duduk dengan salah satu kaki ia tumpangkan ke atas kaki satunya.
"Bukannya kamu akan resign dan jadi kamu tidak perlu repot-repot lagi bekerja denganku. Saya sudah tidak lagi menginginkan Anda bekerja dengan saya. Mending sekarang kamu pergi dari sini!" Alex melemparkan jasnya ke sofa
Eliza mendongak memandang sendu wajah Alex, "Kenapa? Apa karena Anda sudah berhasil meniduri saya sehingga Anda tidak lagi menginginkan saya bekerja di perusahaan Anda?" dengan gamblang Eliza berkata seperti itu guna membuat Alex merasa bersalah padanya. Ini salah satu trik dia agar Alex bersedia menikahinya sesuai rencana dia, Celline, dan Sarah.
Deg ....
Alex terhenyak dan langsung menoleh, dia kembali tertegun kala tatapan Eliza terlihat sedih dengan mata sudah berkaca-kaca.
"Kamu pikir saya jalang sampai kau meninggalkan saya dengan sejumlah cek? Habis di pakai lalu di bayar," ucapnya begitu lirih dan tak terasa meneteskan air mata. Eliza segera menghapus air matanya secara kasar.
"Ck, sungguh saya memang terlihat sebagai jalang. Di pakai lalu di tinggalkan. Saya berjuang melindungi diri dari jerat pria yang selalu mengejar dan menginginkan tubuh saya tapi nyatanya saya malah terjebak satu malam dengan Anda. Tapi apa yang Anda bilang?" Eliza berdiri menghampiri Alex dan berdiri tepat di hadapan pria itu.
"Anda malah menyuruh saya melupakan semua yang terjadi setelah kita menghabiskan malam hangat secara bersamaan. Anda begitu mudah berkata seperti itu di saat semuanya sudah terjadi. Jika Anda tidak menyukainya kenapa Anda memaksa saya untuk melayanimu, hah?"
Alex membuang muka, "Itu karena kamu tidak menolak." Dia menjawab seakan Eliza tidak menolaknya. Padahal Eliza memohon-mohon agar pria itu tidak melakukannya dan malah Alex terus memaksa.
"Bagaimana saya bisa menolak sedangkan Anda terus memaksa. Bagaimana kalau saya hamil?" lirih Eliza terduduk lesu di lantai dengan isak tangis menggema.
Lagi-lagi Alex d buat tertegun dan terhenyak. Dia jadi berpikir mengenai apa yang di bicarakan Eliza. Bagaimana kalau wanita itu hamil atas perbuatannya.
"Eliza."
"Saya tidak mau hal itu terjadi, lantas kepada siapa saya meminta pertanggungjawaban jika nanti saya hamil? dan siapa yang akan merawat, membesarkan, membiayai calon anakku jika nanti saya keluar dari perusahaan Anda. Setidaknya jika saya bekerja ada uang yang akan saya kumpulkan tanpa perlu meminta pertanggungjawaban pria itu."
Dada Alex terasa terhantam batu besar, sesak. Sesak yang ia rasa adalah memikirkan Eliza hamil dan dia tidak bertanggungjawab atas kehamilan itu. Sedangkan Eliza selalu ada berkeliaran di dekatnya.
"Mau kamu itu apa, hah? Kamu mau saya menikahimu? Kamu mau saya memberikan uang lagi yang banyak untuk membungkam mulutmu agar tidak berkoar-koar di luaran sana?"
Eliza mendongak tidak menyukai perkataan Alex. Tangannya terkepal kuat seakan dirinya terus di katai wanita murahan.
"Saya bukan jalang, Alex. Hiks hiks hiks kamu jahat." Eliza malah menangis meraung di hadapan pria itu.
"Saya hanya ingin meminta pertanggungjawaban darimu atas apa yang kita lakukan. Aku takut, Alex. Aku takut semua orang menghakimiku hamil tanpa suami." tubuh Eliza memeluk kedua lututnya.
Alex pun terduduk di tepi ranjang dengan kedua sikut berada di atas paha dan telapak tangan di wajah. "Baiklah, saya akan menikahimu!"
Deg.