Danisha Putri atau yang akrab di sapa Anis, tidak menyangka niatnya ingin menolong persalinan seorang wanita yang menderita keracunan kehamilan justru berujung menjadi sasaran balas dendam dari seorang pria yang merupakan suami dari wanita tersebut, di kala mengetahui istrinya meregang nyawa beberapa saat setelah mendapat tindakan operasi Caesar, yang di kerjakan Anis.
Tidak memiliki bukti yang cukup untuk membawa kasus yang menimpa mendiang istrinya ke jalur hukum, Arsenio Wiratama memilih jalannya sendiri untuk membalas dendam akan kematian istrinya terhadap Anis. menikahi gadis berprofesi sebagai dokter SP. OG tersebut adalah jalan yang diambil Arsenio untuk melampiaskan dendamnya. menurutnya, jika hukum negara tak Mampu menjerat Anis, maka dengan membuat kehidupan Anis layaknya di neraka adalah tujuan utama Arsenio menikahi Anis.
Mampukah Anis menjalani kehidupan rumah tangga bersama dengan Arsenio, yang notabenenya sangat membenci dirinya???.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Danisha Putri.
Keesokan harinya, Anis yang baru saja terjaga dari tidurnya seketika membulatkan kedua matanya ketika menyadari jika tubuhnya berada di pelukan Ansenio.
Perlahan Anis mendongakkan kepalanya.
"Oh astaga apa yang aku lakukan??". Gumamnya setelah melihat wajah Ansenio yang masih memejamkan matanya.
dengan hati hati Anis menarik diri dari pelukan Ansenio agar pergerakan tidak sampai membangunkan pria itu.
"Siapkan air hangat untukku!!." baru saja hendak turun dari tempat tidur, seketika Anis menghentikan pergerakannya saat mendengar seruan dari Ansenio. Pria itu bersuara masih dengan kedua mata yang terpejam, sebelum beberapa saat kemudian membuka kedua matanya, menatap ke arah Anis.
"Baik tuan." menyadari tatapan tak terbaca dari Ansenio, Anis pun dengan cepat menjawab. dengan selembar handuk yang menutupi polosnya Anis turun dari tempat tidur.
Tidak bisa di pungkiri, tubuh putih nan mulus serta bentuk tubuh yang indah milik Anis membuat Ansenio selalu menelan ludahnya dengan susah payah ketika melihatnya.
"hays......Apa dia pikir aku ini pembantunya yang bisa ia perintah sesuka hati." Di sela aktivitasnya menyiapkan air hangat untuk Ansenio, Anis terdengar menggerutu kesal.
"Apa kau mengatakan sesuatu???." tiba tiba suara bariton milik Ansenio mengejutkan Anis, bahkan ia hampir saja terjerembab saking terkejutnya. Jangan pikir Ansenio segera menolongnya seperti adegan romantis yang biasanya terjadi di dalam sinetron, Ansenio bahkan hanya menatap Anis dengan tatapan datar.
"Dasar pria tidak punya hati." saking kesalnya Anis sampai mengumpat Ansenio, dan tentu saja umpatan itu hanya terlontar di dalam hatinya.
"Berhenti mengumpatku!!."
Seketika sebuah senyum terbit di bibir Anis, lebih tepatnya senyuman palsu sengaja di tampilkan Anis. "Mana mungkin saya berani mengumpat anda, tuan." ucapnya.
Hari itu rasanya pagi Anis di sambut dengan begitu banyak drama permintaan Ansenio, yang mau tak mau harus di penuhi oleh Anis, termasuk menemani pria itu mandi bersama.
***
Setelah selesai bersiap kini Anis Hendak berangkat kerja, dan untuk kali pertamanya ia di antarkan oleh Ansenio menuju rumah sakit sebelum kemudian Ansenio kembali melanjutkan perjalanannya menuju perusahaan.
"Saya sudah mendapatkan informasi tentang kejadian di club malam itu, tuan." di perjalanan menuju perusahaan setelah mengantar Anis, Jasen pun segera memberi informasi kepada Ansenio tentang kejadian di club malam waktu itu.
Perhatian Ansenio seketika beralih dari ponselnya, kini ia menatap ke arah asisten pribadinya itu seolah menginginkan informasi lebih lanjut.
"Dari hasil rekaman CCTV serta penyelidikan saya beberapa hari terakhir ini, saya mendapatkan informasi jika malam itu nona Syela ternyata berada di club malam itu bersama dengan beberapa orang temannya." lanjut Jasen.
"Syela ?? Bukankah wanita itu sedang berada di luar negeri??." tutur Ansenio.
"Sebelum kejadian malam itu, berdasarkan informasi yang saya dapatkan Nona Syela sudah kembali ke tanah air dua hari sebelumnya. dan satu informasi yang paling penting tuan, yakni ternyata kejadian yang menimpa anda malam itu adalah perbuatan Nona Syela. sepertinya Nona Syela telah mendengar kabar meninggalnya Nona Ananda itulah mengapa wanita itu nekat untuk menjebak anda, tuan." jawaban Jasen Sontak saja membuat Ansenio berdecak kesal mendengarnya.
"CK.... apa dia pikir menjebakku dengan obat sialan itu aku akan tidur dengannya, dasar wanita tidak tahu malu. Aku lebih baik mati akibat reaksi obat sialan itu daripada harus tidur dengannya." tutur Ansenio dengan raut wajah yang berubah geram setelah mendengar informasi dari Jasen.
"Untuk saat ini biarkan saja dulu, lagi pula saya malas berurusan dengan wanita itu. tapi jika ke depannya Syela masih nekat melakukan sesuatu yang ingin merugikan saya, maka lakukan sesuatu yang seharusnya kau lakukan!!." lanjut Ansenio sebelum kemudian kembali fokus pada ponsel di tangannya.
"Baik Tuan." jawab Jasen patuh.
Jasen kenal betul dengan watak dan karakter dari majikannya itu, meski pun tak sealim Fajri namun majikannya itu tidak pernah tidur dengan wanita manapun selain mendiang istrinya Ananda, namun yang membuat Jasen tidak menyangka ketika malam itu Ansenio memintanya untuk membawa Anis ke hotel bersamanya.
Setelah majikannya itu menginap di hotel bersama Anis, pagi harinya Jasen tak sengaja melihat beberapa tanda kepemilikan di leher Anis. dari situ Jasen bisa menyimpulkan jika telah terjadi sesuatu di antara Ansenio dan Anis malam itu.
"Maaf tuan, apa siang ini kita akan meeting dengan perusahaan milik tuan Mike??." tanya Jasen setelah hening cukup lama.
"Sepertinya tidak, karena Mike sedang menemani kakaknya yang hendak melahirkan." jawab Ansenio apa adanya setelah mendapat pesan singkat dari Mike. Mike memiliki seorang kakak perempuan yang baru saja di tinggal oleh sang suami tercinta untuk selama lamanya, dan yang lebih mirisnya ketika dalam kondisi mengandung. tentunya sebagai seorang adik sekaligus paman bagi calon anak dari kakak perempuannya itu Mike dengan setia menemani selama proses persalinan berlangsung.
"Apa tidak sebaiknya siang ini kita ke rumah sakit untuk menjenguk kakak dari tuan Mike, tuan??." usul Jasen.
"Boleh juga." kata Ansenio tak merasa keberatan dengan usulan Jasen.
"Kau siapkan hadiah yang pantas untuk seseorang yang baru saja melahirkan karena siang ini kita akan segera ke rumah sakit!" lanjut Ansenio.
***
Di rumah sakit, Anis baru saja memberikan tindakan operasi Caesar pada salah seorang pasien.
Pandangan Mike tak berkedip sedikitpun kala menyaksikan seorang dokter cantik yang baru saja melepas masker yang menutupi sebagian wajahnya saat baru saja keluar dari kamar operasi.
"Dia." seketika senyum terbit di wajah tampan Mike ketika menyaksikan wajah cantik Anis, wanita yang Tempo hari ditemuinya secara tak Sengaja di depan gedung perusahaan Wiratama Group.
"Ternyata wanita itu bukan pegawai di perusahaan milik Ansenio, Selain cantik dia juga merupakan seorang dokter. Wah......." Mike semakin kagum dengan sosok Anis.
"Permisi, Tuan." seruan Anis membuyarkan lamunan Mike tentang dirinya.
"Iy _iya dokter.". sahut Mike dengan nada terbata karena gugup. Seumur hidup baru kali ini Mike merasa gugup dihadapan seorang wanita.
"Saya hanya ingin menyampaikan jika Kondisi pasien pasca operasi terbilang sangat baik, sebentar lagi pasien akan segera di pindahkan ke kamar perawatan." tutur Anis yang diakhiri dengan senyum ramah di akhir kalimatnya, sebelum kemudian pamit untuk segera kembali ke ruang staf dokter.
"Danisha Putri SP.OG." lirih Mike dalam hati ketika melihat Nametag yang tertulis di pojok kanan jas kebanggaan yang di kenakan Anis.
"Mengagumkan sekali." gumam Mike dengan seraya melebarkan senyumnya.
Setelahnya, Mike pun segera beranjak untuk melantunkan Adzan di telinga kanan keponakannya itu sebelum kemudian perawat yang bertugas segera memindahkan kakaknya ke kamar perawatan sesuai dengan instruksi dari dokter yang menangani.
Sebagai paman tentunya Mike merasa sedih ketika menyaksikan keponakannya harus lahir tanpa kehadiran ayahnya, yang kini telah menghadap sang pencipta.