Baron adalah mimpi buruk di mata Evelyn sejak pertama kali mereka bertemu. Berharap tidak bertemu lagi dengan Baron, namun takdir berkata tidak. Bagaimana mungkin Evelyn tidak trauma, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Baron bercinta dengan pacarnya. Lalu bagaimana jadinya Evelyn malah terikat dengan Baron seumur hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IamLovelyvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33
"Jadi Bibi Ellen adalah dalang dibalik kematian ibu kandung Evelyn?" Kevin menyimpulkan cerita Baron tentang masa lalu kelam keluarga Evelyn dengan wajah dipenuhi keterkejutan.
Baron mengangguk pelan, dimana ia juga terkejut saat pertama kali mengetahui hal itu. Anak buahnya dengan cepat menyelesaikan perintahnya untuk menyelidiki kejanggalan yang dirasakan Evelyn. Ternyata firasat Evelyn tidak salah. Mimpi yang menghantuinya selama bertahun-tahun merupakan sebuah pertanda.
Siapa sangka ternyata Ellen dan Charles memiliki rahasia besar. Sebuah rahasia busuk yang dikubur bertahun-tahun tanpa menimbulkan kecurigaan sedikit pun. Evelyn tidak tahu bahwa kematian Mamanya sudah direncanakan oleh Papanya sendiri dan Ellen.
Charles dan Ellen adalah pasangan kekasih ketika mereka masih kuliah. Akan tetapi hubungan mereka harus putus karena Charles dijodohkan dengan putri sahabat ayahnya, Alea. Mereka menikah dan memiliki anak perempuan, Evelyn. Ellen adalah cinta pertama Charles begitu juga Charles adalah cinta pertama Ellen. Keduanya masih saling mencintai meski sudah lama terpisah. Hubungan mereka kembali bersemi sejak Ellen bekerja di perusahaan Charles dan memutuskan menjalin hubungan terlarang tanpa sepengetahuan Alea.
Charles sangat mencintai Ellen hingga kehilangan akalnya. Ia menuruti semua perintah Ellen, termasuk membunuh Alea, istrinya secara perlahan. Ellen memberikan racun mematikan pada Charles untuk diminum oleh Alea dengan dosis kecil setiap harinya. Racun itu menggerogoti tubuh Alea, persis seperti penyakit yang mematikan, sehingga tidak akan ada yang menyadari bahwa rasa sakit yang diderita adalah efek dari racun mematikan itu. Ketika Alea sudah tidak tahan lagi dan meninggal, Charles berpura-pura seolah sangat terpukul akan kepergian istrinya. Semua itu dilakukannya untuk mengelabui putrinya, Evelyn. Dan ketika waktunya tiba, ia membawa Ellen sebagai pengganti ibunya, menikahi Ellen dan membuat keluarga bahagia untuk Evelyn.
Sepandai-pandai tupai melompat, pasti akan terjatuh juga. Dalam hal ini, sepandai apapun Charles dan Ellen menutupi kebohongan mereka, pada akhirnya akan terbongkar juga.
Sudah dua minggu Baron memegang rahasia besar Ellen dan Charles dan dia belum berniat memberitahukan kebenaran ini kepada Evelyn. Baron tidak yakin Evelyn sanggup menelan pil pahit kehidupan ini. Charles adalah pria yang paling dipercayainya di dunia ini. Charles adalah dunianya, malaikatnya. Jika sampai Evelyn tahu bahwa Papanya ternyata adalah sosok monster yang membunuh Mama kandungnya, gadis itu pasti akan rapuh.
Namun satu hal yang dapat Baron pastikan, Charles tidak akan pernah bisa menemui Evelyn lagi. Charles tidak akan memiliki kesempatan menjangkau kehidupan Evelyn lagi. Setelah mengetahui hal itu, Baron memutuskan mengambil alih kehidupan Evelyn. Cepat atau lambat Evelyn akan mengetahui kebenaran ini, tapi sebelum itu ia harus menyiapkan mental gadis itu.
"Malang sekali nasib Evelyn." Kevin menghela nafas setelah mendengar cerita Baron. "Lalu apa yang akan kau lakukan pada Paman Charles?"
"Aku akan menemuinya dan menyuruhnya memutus hubungan dengan Evelyn. Aku tidak sudi orang sepertinya membodohi wanitaku. Dia tidak pantas mendapat kepercayaan dari Evelyn." Manik Baron menyala ketika mengingat kejahatan Charles dan Ellen.
Pria itu kemudian mendengus, "Tua bangka itu tidak sadar sedang ditipu oleh istrinya saat ini."
Kevin lagi-lagi dibuat penasaran, "Maksudmu?"
"Bibi Ellen berbohong tentang penyakitnya. Wanita itu tidak sengaja melihat isi surat wasiat Paman Charles yang menegaskan bahwa seluruh kekayaannya akan diwariskan untuk Evelyn. Dia tidak terima dan berusaha menjauhkan Charles dari Evelyn agar ia bisa menghasut Charles. Sementara itu, dia juga telah merencanakan skenario untuk merusak nama baik Evelyn. Dengan begitu Evelyn akan buruk di mata Charles dan mengalihkan warisannya kepada putranya."
Baron berhasil mengetahui sedetail itu berkat kehebatan anak buahnya. "Gila! Bibi Ellen psikopat gila! Dia bahkan lebih gila darimu!" seru Kevin dengan nada tidak percaya.
"Mereka memang gila, tapi kegilaan mereka sedikit menguntungkan bagiku. Dalam waktu dekat aku akan memberitahukan hal ini pada Evelyn. Dia pasti akan sangat terpukul. Di saat seperti itu aku akan berada di sisinya dan menjadi sandaran baginya. Dengan begitu, aku akan menjadi orang terpercaya baginya." Baron tersenyum senang.
"Terserahmu saja. Intinya jangan sampai kau menyakiti Evelyn lagi dengan kegilaanmu. Kenyataan ini sudah cukup membuatnya sakit"
Sejauh ini, hubungannya dengan Evelyn baik-baik saja. Evelyn selalu ada di rumah melakukan kegiatan rutinnya. Gadis itu menjadi penurut dan tidak lagi membantah perintah Baron. Meski begitu, Evelyn masih menghubungi Devano secara diam-diam untuk merencanakan pelariannya dari rumah ini. Dan hal itu tentu saja diketahui oleh Baron, namun pria itu memilih diam dan mengawasi pergerakan mereka.
Baron telah menyelesaikan kekacauan yang dibuat oleh Devan di perusahaannya. Kekacauan itu hanyalah guncangan kecil bagi perusahaannya, namun hal itu adalah peringatan kecil dari Devano bahwa ia bisa menghancurkan perusahaannya.
Saat Baron pulang, ia menemukan Evelyn sedang latihan yoga di lantai tiga, ruangan khusus yang di desain untuk Evelyn. Gadis itu sedang memejamkan matanya di atas karpet, tidak menyadari kehadiran Baron di belakangnya. Dengan gerakan perlahan, Baron memeluknya dari belakang. Evelyn terkesiap saat mendapat kecupan singkat di pipinya.
"Astaga kau mengagetkanku." gadis itu sudah mulai terbiasa dengan sentuhan Baron. Bahkan ketika Baron memeluknya erat, ia tidak lagi mencoba mendorong pria itu.
"Maaf." Baron ikut bergabung di atas karpet. Pria itu masih memakai setelan kerjanya dan rambut klimisnya sudah berantakan. "Kita sudah lama tidak bicara. Aku sedikit merindukanmu."
"Salah sendiri kenapa selalu sibuk?" balas Evelyn. Gadis itu melihat wajah Baron yang terlihat kusam karena kelelahan. Ia menepuk pahanya agar Baron berbaring dan menggunakan pahanya sebagai sandarannya. "Berbaring di sini, biarkan aku memijat kepalamu." Evelyn bersikap seolah telah bersedia menjadi tawanan pria itu.
Baron menurut lalu menutup matanya ketika Evelyn mulai memijat. Ia sudah terbiasa dengan pijatan Evelyn yang dapat menghilangkan rasa penatnya.
"Oh ya, apakah kau sudah menemukan sesuatu tentang kematian Mamaku?" tanya Evelyn sambil memandangi wajah Baron.
"Ya, aku menemukannya, tapi aku belum bisa memberitahumu sekarang karena masih harus memastikannya. Aku ingin memberimu informasi yang akurat dan sekaligus menyelesaikan masalah yang muncul dari masa lalu kelam itu." jawab Baron.
Evelyn mengerutkan keningnya, gerakan tangannya berhenti sambil memindai wajah Baron. "Masa lalu kelam? Apakah maksudmu ada sesuatu dibalik kematian Mama?"
Baron membuka matanya lalu meraih tangan Evelyn. Dikecupnya telapak tangan mungil itu, "Berjanjilah padaku untuk tetap tegar jika nanti kau mengetahui kebenarannya."
Ucapan Baron malah membuat Evelyn semakin penasaran. Evelyn melihat jelas di mata Baron sebuah kegundahan. Apakah memang masa lalu Mamanya sekelam itu?
"Baron, jangan membuatku semakin penasaran." cecar Evelyn.
Baron mengusap pipi Evelyn yang tegang, "Aku akan memberitahumu semuanya, tapi kau harus berjanji dulu. Kau harus siap menerima apapun kebenarannya."
Evelyn mengangguk cepat, "Iya, aku berjanji."
