Sinopsis: Terlena oleh Zina
Alvian dan Mesya, dua mahasiswa yang jatuh cinta di kampus, menjalani hubungan yang penuh dengan kebahagiaan dan romantisme. Namun, kesibukan dan ketidakpercayaan mulai merusak hubungan mereka, memunculkan konflik dan cemburu. Setelah berbagai pertengkaran dan introspeksi diri, mereka memutuskan untuk berpisah guna memperbaiki kualitas diri masing-masing. Meski berpisah, mereka menghargai pelajaran berharga dari hubungan tersebut dan melanjutkan hidup dengan lebih bijaksana. apakah Mesya akan bertemu Alvian di jenjang yang lebih serius lagi ? baca kisahnya seorang juga !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mra_ author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KABAR BAIK DAN BURUK
Mesya dan Alvian melanjutkan perjalanan mereka masing-masing dengan tekad yang kuat untuk memperbaiki diri. Namun, kehidupan seringkali memberikan ujian yang tak terduga. Suatu hari, Mesya menerima kabar dari kampus bahwa dia harus mengikuti program pertukaran pelajar ke luar negeri selama satu tahun. Ini adalah kesempatan besar, tetapi juga berarti akan semakin jauh dari Alvian.
Mesya merenung tentang kabar ini, merasa bingung harus memilih antara mengejar mimpinya atau tetap dekat dengan Alvian meskipun mereka sudah berkomitmen untuk menjaga jarak.
"Ya Allah, apakah ini ujian atau petunjuk untukku? Aku tidak tahu harus berbuat apa." ucap Mesya
"Mesya, ini kesempatan besar! Kamu harus pergi." ucap Rina
"Tapi Rina, aku tidak tahu bagaimana dengan Alvian. Ini akan membuat kami semakin jauh."
"Mesya, kalian sudah memutuskan untuk menjaga jarak demi memperbaiki diri. Mungkin ini adalah bagian dari rencana itu."
Mesya mengangguk, mencoba menerima kenyataan bahwa mungkin ini adalah bagian dari perjalanan spiritualnya.
Mesya memutuskan untuk memberitahu Alvian tentang kabar ini, meskipun mereka telah sepakat untuk tidak berkomunikasi. Dia merasa ini adalah sesuatu yang penting dan harus dibicarakan.
"Alvian, aku perlu bicara denganmu. Bisakah kita bertemu sebentar?"
Alvian yang menerima pesan tersebut merasa khawatir, tapi juga tahu bahwa ini pasti penting.
"Tentu, Mesya. Kapan dan di mana?" tanya Alvian
"Bagaimana kalau di taman kampus besok sore?" ucap mesya
"Baik, sampai jumpa besok." ucap Alvian
Mereka bertemu di taman kampus keesokan harinya. Mesya terlihat sedikit gugup, sementara Alvian berusaha tenang.
"Mesya, apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Alvian
"Alvian, aku mendapat kabar dari kampus. Mereka memilihku untuk mengikuti program pertukaran pelajar ke luar negeri selama satu tahun." Mesya menjelaskan
"Wow, itu kabar yang luar biasa, Mesya. Aku sangat bangga padamu." ucap Alvian bahagia
"Tapi Alvian, ini juga berarti aku akan semakin jauh darimu. Aku merasa ini semakin sulit untuk kita."
Alvian terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi tersebut.
"Mesya, aku tahu ini berat, tapi ini adalah kesempatan besar untukmu. Kita sudah memutuskan untuk memperbaiki diri masing-masing. Mungkin ini adalah bagian dari perjalanan itu."
"Aku hanya takut kita akan semakin jauh dan kehilangan satu sama lain."
A"Mesya, kita harus percaya bahwa ini adalah bagian dari rencana Allah. Jika kita ditakdirkan bersama, kita akan menemukan jalan kembali satu sama lain."
Mesya mulai mempersiapkan diri untuk keberangkatannya. Dia merasa campur aduk antara kegembiraan dan kesedihan. Alvian mendukungnya sepenuhnya, meskipun hatinya juga terasa berat.
"Mesya, kamu harus fokus pada pengalaman ini. Ini adalah kesempatan untuk tumbuh dan belajar." ucap rina
"Aku tahu, Rina. Aku hanya berharap semuanya berjalan lancar."
"Kamu akan baik-baik saja, Mesya. Dan Alvian juga akan mendukungmu dari jauh."
Sementara itu, Alvian juga berusaha menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa Mesya akan pergi jauh.
Hari keberangkatan tiba. Mesya merasa gugup, tetapi juga siap untuk menghadapi tantangan baru. Alvian datang untuk mengucapkan selamat tinggal di bandara.
"Mesya, aku akan merindukanmu. Tapi aku tahu kamu akan melakukan hal-hal hebat di sana."
"Aku juga akan merindukanmu, Alvian. Terima kasih atas dukunganmu."
Mereka berdua terdiam tanpa melihat satu sama lain, seakan akan dua hati yang tak ingin pergi mencoba untuk tetap saling menguatkan.
"Jaga dirimu baik-baik, Mesya. Aku akan selalu mendoakanmu." ucap Alvian
"Kamu juga, Alvian. Semoga kita bisa bertemu lagi dengan kondisi yang lebih baik." jawab Mesya
Mereka berpisah dengan hati yang penuh harapan dan doa, siap menghadapi tantangan baru yang menanti mereka.
Mesya tiba di negara barunya dan mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan yang berbeda. Dia merasa senang dengan pengalaman baru yang dia dapatkan, tetapi juga merindukan Alvian.
"Aku harus fokus pada studiku dan memperbaiki diri. Aku tahu ini adalah kesempatan yang berharga." ucap Mesya dalam hati
Di sisi lain, Alvian juga terus menjalani hidupnya, berusaha tetap fokus pada ibadah dan studinya.
"Aku harus tetap kuat. Mesya sedang menjalani perjalanan yang penting. Aku akan selalu mendukungnya dari jauh." ucap Alvian dalam hati
Mesya dan Alvian merasa bahwa doa mereka memberikan kekuatan yang luar biasa dalam menghadapi jarak dan rintangan. Meskipun terpisah ribuan mil, mereka merasa dekat dalam doa dan keyakinan mereka kepada Allah.
Doa mereka menjadi jembatan yang menghubungkan hati mereka, memberikan ketenangan dan kekuatan untuk menjalani hari-hari yang penuh tantangan.
Mesya dan Alvian terus menjalani hidup mereka dengan tekad dan keyakinan yang kuat. Mereka percaya bahwa setiap ujian adalah bagian dari rencana Allah untuk membuat mereka menjadi pribadi yang lebih baik.
cuma itu ceritanya terlalu singkat aja. kan mana mungkin hidup itu hanya sedikit konflik.. dan juga kegiatan dan cara berbicara terlalu biasa.. semangat melatih public speaking ya✌️
jangan lupa mampir di karyaku ya..
diriku adalah masa depanku
setetes air diujung ranting
terjebak dalam masa lalu
thanks ✌️