valerie agtha colla yang harus mengulang hidupnya karena sebuah kesalahan dimasa lalu. penyesalan yang ia kira hanya untuk sementara nyatanya membuatnya terpuruk, hingga tuhan memberinya kesempatan untuk merubah jalan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 29
****************
"kemana lelaki itu?" tanya valerie pada dirinya sendiri saat ia keluar dari kamar dan tak mendapati keberadaan axel.
"mencariku?" valerie tersentak kaget ia langsung mengelus dadanya karena kaget. Kemunculan axel yang tiba tiba dibelakangnya membuat jantung valerie hampir melompat dari tempatnya.
"astaga!!!" sentak valerie menekan seraya menghela nafas.
"eh, kamu mau apa?" tanya valerie saat melihat axel terus melangkah kearahnya. Dan dengan otomatis langkah valerie mundur hingga punggungnya mentok di lemari hias yang setingginya sebatas pinggang axel.
"gak mau apa apa" namun, lelaki itu masih melangkah mengikis jarak diantara mereka hingga habis.
"akh" lagi lagi valerie terpekik kaget saat axel mengangkat tubuh mungilnya dan mendudukkan diatas meja hias. Lelaki itu melebarkan kedua paha valerie dan merapatkan tubuhnya ditubuh gadisnya.
Axel melingkarkan kedua tangannya dipunggung gadisnya. Dengan terus menatap mata valerie membuat valerie semakin salah tingkah.
"Kenapa mencariku? Hm?" tanya axel lelaki itu menghirup aroma shampo yang menguar dari rambut valerie.
"gak ak...
Cup..
Ucapan valerie terpotong karena axel mengecup singkat bibirnya.
"bener gak mencariku?" tanya axel lagi.
"ak..
Cup
axel kembali mengecup bibir mungil yang berwarna pink alami yang sudah sejak tadi mencuri perhatiannya. Benda kenyal dan seksi itu sudah menjadi candu baginya.
"axel" geram valerie memukul pelan kedua bahu pria itu dengan tangan mungilnya.
"apa sayang?" tanya axel lagi namun, semakin membuat valerie tak fokus. Bagaimana tidak axel terus saja mengusel usel didaun telinga valerie.
Ting... tong.... Ting... Tong...
Kegiatan axel terhenti kala mendengar bel berbunyi. Ia hanya melirik sebentar kearah pintu dan kembali fokus dengan kegiatan awalnya.
Ting... Tong... Ting... Tong..
bel kembali berbunyi dari arah pintu mau tak mau axel menarik dirinya dari tubuh valerie dan berjalan menuju pintu.
'dasar pengganggu' gerutu axel namun tetap membuka pintu apartemennya.
Cek lek.... Begitu pintu terbuka axel melihat sang driver go food sedang menunggu diluar sambil memegang pesanannya. Seperti biasa dengan wajah dingin tanpa ekspresi axel mengambil pesanannya. setelah membayarnya ia kembali menutup pintu tanpa menghiraukan si pengantar paket.
"siapa?" tanya valerie yang sudah berada dibelakang axel ia ingin menengok keluar namun, sayang ia terlambat axel sudah menutup pintu dengan rapat. Lelaki itu melirik sekilas meja rias tempat valerie duduk sebelum ia membuka pintu yang lumayan cukup tinggi. 'apakah gadisku melompat?' tanyanya dalam hati lalu beralih melihat kaki valerie yang sedang berjalan mengikutinya.
"deliveri" jawab axel ia menaruh boks makanan diatas meja dapur kemudian ia berlalu mengambil piring dan sendok. tidak lupa juga ia mengambil sebotol air minum dari lemari pendingin.
Melihat axel yang dengan lihainya membuka dan memindahkan makanan kedalam piring. Membuat valerie gak sabaran ia segera membantu karena memang sudah sejak tadi para cacing diperutnya sudah berdemo.
"kita makan ini saja dulu nanti sore kita kesupermarket untuk belanja" ucap axel memberikan sepiring makanan untuk valerie.
"tapi aku gak bisa masak. Gimana?" valerie meringis ia merasa merugi sudah diberi dua kali kehidupan. namun, ia belum juga bisa memasak.
"gak masalah sayang" jawab axel ia menarik kursinya agar merapat kearah gadisnya.
"bener?" tanya valerie memastikan.
"iya sayang, uang aku tuh banyak meski kamu deliveri tiap waktu tak akan membuat aku miskin" bola mata valerie memutar malas mendengar ucapa axel yang menurutnya sangat lebay.
"em, aku tuh gak nyangka yah! Kamu orangnya kayak gini" ucap valerie.
"kayak gini gimana?" kening axel terangkat sebelah sambil terus menatap wajah valerie.
"pertama kali melihatmu, aku pikir kamu orangnya gimana yah!" ucap valerie menggantung lalu kembali memasukkan makanan kedalam mulutnya.
"kamu itu cowok terdingin yang pernah aku kenal tahu gak!" ucap valerie menoleh kearah axel.
"oh, yaa?" tanya axel tangan lelaki itu terulur mengusap sisa makanan yang menempel disudut bibir valerie.
"iya. Wajah datar, ekspresi dingin cuek banget aku fikir kamu gak suka wanita loh awalnya" valerie terkekeh kala ia mengingat pertama kali ia melihat axel diawal kehidupan keduanya. Karena jika dikehidupan pertamanya jangan tanyakan lagi ia masih terperangkap dengan dosa besar sehingga tak bisa melihat dengan jelas mana yang tampan dan mana yang jelmaan iblis.
"dan ternyata, si dingin itu tak sedingin yang ku bayangkan rupanya."sambung valerie lagi.
"dan ternyata?" tanya axel ia terus menatap wajah gadisnya tanpa mengalihkan pandangannya kearah lain.
"dia sangat mesum dan cerewet" bisik valerie sambil terus memakan makanannya.
"pelan pelan makannya gak ada yang akan merebut makananmu" axel terkekeh karena cara makan valerie yang gak ada jaim jaimnya didepan cowok.
Cup
Axel mengecup sudut bibir valerie yang sedikit terbuka. Mata valerie membulat kala merasakan sentuhan benda kenyal mendarat sempurna disudut bibirnya. Oh, astaga wajah valerie langsung memerah meski sudah berulang kali axel mengecupi bibirnya namun, tetap saja membuatnya malu.
"is, apaan sih ngecup mulu" ucap valerie memalingkan wajahnya kesamping.
"siapa yang ngecup?" tanya axel menggoda valerie.
"tau ah," gerutu valerie ia meraih gelas air minumnya lalu meneguknya.
"siapa suruh punya bibir yang seksi" serono axel tanpa rasa malu.
Uhukkkkkk... Uhuuukkk... Valerie tersedak air minum karena mendengar ucap axel. Bagaimana bisa lelaki itu mengucapkan kata sevulgar itu di depan gadis perawan sepertinya.
"astaga pelan pelan dong baby" axel segera mengelus punggung valerie agar batuk gadis itu mereda. Lelaki itu panik karena melihat wajah valerie yang sudah memerah karena batuknya yang tidak mau berhenti.
"bisa gak sih!! gak usah aneh aneh ngomongnya?" ucap valerie setelah batuknya mereda.
"aneh gimana?" kening axel kembali terangkat mendengar ucapan valerie.
"ya, sebelum ngucapin kata disaring dulu kek. Gak malu apa ngomongin hal vulgar didepan gadis perawan kayak aku" gerutu valerie. Awalnya axel kaget mendengar ucapan gadis disampingnya itu namun, sedetik kemudian seringai misterius muncul disudut bibirnya.
"apa ini adalah kode?" tanya axel.
"kode?" valerie menoleh kesamping dan mendapati wajah axel tepat didepannya bahkan hidung mereka saling bersentuhan.
"mommy memberi kita banyak pilihan negara untuk berbulan madu" astaga!!! Hobby banget sih pria itu menpora - porandakan jantung valerie. Dan apa katanya? Bulan madu? Oh, astaga kini valerie tau maksud axel tentang kode. Bagaiamana bisa ia memiliki mulut yang tak punya rem. Nah, kan merugikan dirinya sendiri valerie terus membatin merutuki kebodohannya yang sudah salah mengucapkan kata didepan axel.
...****************...
di supermarket....
"kita akan membeli apa saja?" tanya valerie berjalan mendahului axel yang sedang mendorong troli belanjaan.
"kebutuhanmu" jawab axel terkekeh melihat raut bingung diwajah valerie. Ia tahu itu pertama kalinya bagi gadis itu untuk pergi kesupermarket terlebih lagi untuk berbelanja kebutuhan dapur. Bingung? Jelas saja valerie sangat bingung ia tak tahu apa yang akan ia beli padahal ia sudah berdiri didepan stand sayuran.
"axel!!!" terdengar suara teriakan yang sangat familiar ditelinga valerie. Saat ia menoleh dan ternyata itu viona yang sedang berjalan kearah mereka. Valerie melirik kearah axel namun, lelaki itu tengah sibuk menatapnya.