Avira adalah gadis anak yatim yang berjuang hidup di kota. Dengan berbagai cara ia mencari kerja paru waktu untuk menghasilkan uang. Namun nihil tak ada pekerjaan yang ia dapat. Sampai suatu hari Avira iseng pada temannya Untuk meramal nasib sang teman Dan akhirnya itu menjadi sebuah kenyataan. Sehingga Avira mencoba peruntungan baru itu untuk mencari nafkah. Sehingga mempertemukan nya pada Dion pengusaha tampan yang datang untuk minta di ramal olehnya. Membuat Avira bingung. Akan kan Avira menghindar dari Dion Atau ia nekat hingga belajar ilmu ramalan Walau ia tak mampu melihat masa depan Dion. Lalu apa yang terjadi selanjutnya Bagaimana lanjutannya ......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Pertolongan Vira
Setelah urusannya beres dengan ketiga pria itu Vira pun berniat kembali ke tempat nyonya Ana menunggu. Namun pawang unta itu menahan nya dengan bersujud di hadapannya. Membuat Vira kaget dan menyuruh pria itu untuk cepat berdiri.
" Hasan mengucapkan terimakasih nona. Karna nona sudah menyelamatkannya Dan dia berjanji untuk merawat unta itu sampai sembuh ," jelas pria yang membantu Vira.
" Ya sama sama, katakan padanya aku juga berterimakasih. Aku sudah memberi kan unta itu untuknya dan mentransfer uang lebih untuknya. Agar ia bisa mencari pekerjaan lain. Dan uang untuk mu juga sudah saya transfer," jelas Vira. Membuat pria itu menerjemahkannya kepada Hasan
" Terimakasih nona, semoga Allah membalas kebaikan mu," kata pria itu Saat si majikan unta itu sudah pergi.
" Amin, begitu juga dengan kalian. Aku akan kembali. Semua sudah selesai kan," kata Vira mengusap kepala unta itu pelan
" Terimakasih sudah membantuku. Semoga kau hidup damai.," kata Vira tersenyum pada unta itu Begitu juga unta itu seakan mengerti untuk berterimakasih. Karna kini Vira sudah membebaskan unta aduan itu. Lalu Vira berpamitan kepada kedua pria itu Untuk kembali mencari nyonya Ana. Dan sebelum pergi, Kedua pria itu mengucap kan terimakasih berkali kali pada Vira. Yang dianggukan Vira dengan senyuman.
Di sisi lain nyonya Ana masih ngobrol bersama pangeran Amar dan beberapa pengusaha Arab. Membuat Vira menunggu nya dari kejauhan Sambil melihat pacuan kuda. Yang masih beradu tanding di area racing club itu.
" Kartu The star, kartu itu membawa keberuntungan mutlak untuk penyelamat.
Benar kata biksu itu. Ketika kita berbuat kebajikan ada jalan menuju keberuntungan Walau itu hanya bersifat sebentar. Tapi bisa menjaga ku sebagai tameng ," guman Vira yang sadar tuhan berpihak padanya.
" Kau melamun nona?"kata sebuah suara mengangetkan Vira.
" Pangeran Aziz, kenapa tidak berkumpul bersama yang lain," kata Vira menoleh
" Sudah, tapi membosankan. Jadi aku kesini untuk menemani nona," kata pangeran Aziz duduk di sebelah Vira.
" Hehehe....bagaimana bisa bosan. Bukan nya sudah biasa. Para pria bersenang senang bila sedang berkumpul bersama," kata Vira menoleh pada tuan Aziz yang lalu duduk disampingnya itu.
" Tidak semua, oh ya kudengar nona Ava Membebaskan unta Hasan dan membayar ganti rugi pada pemilik unta. Apa nona tak merasa rugi?" kata Aziz melirik Vira.
" Tidak kenapa harus rugi, unta Hasan sudah memberikan kemenangan buat saya tuan. Lepas itu secara kebetulan atau tidak Jadi wajar saja, jika saya membebaskan nya Sebagai ungkapan terimakasih ," kata Vira.
" Nona gadis yang baik, masih berpikir kearah sana. Mungkin kau hanya beruntung saja hari ini. Tapi aku ikut bersyukur kau menang Kalo tidak, apa kau yakin kau bisa tertawa senang," kata Aziz.
" Maksud tuan Aziz?" kata Vira mengangkat satu alisnya
" Ya saya tidak bisa membayangkan saja jika tadi kau kalah," kata Aziz
" Hahaha ..begitu ya, apa tuan akan berpikir saya akan mau jika di tidur pria tua dan beristrikan," tawa Vira.
" Apa kau tidak takut?" kata Aziz heran Karna Vira terlihat bersikap biasa.
" Tidak sama sekali , tadinya saya sempat berpikir kesana. Tapi saya tahu, ini hanya untuk refleksi ambisi dan otak yang tegang. Sehingga saya mengambil resiko. Anggap saja saya sudah tahu hari ini saya akan beruntung. Itulah sebabnya saya berani memasang taruhan secara spontanitas. Apa tuan tahu. Saya tidak pernah bermain judi Tapi saya melakukan itu Untuk kejutan spontanitas ambisi yang tersembunyi dari pikiran bawah sadar saya Sehingga ketika itu saya keluarkan itu menjadi sebuah keinginan nyata. Yang perlu kita wujudkan saat itu juga. Agar tak melewatkan kesempatan langka. Hingga itu menjadi sebuah keberuntungan telak," jawab Vira.
" Oh ya berarti karna kau yakin kau akan menang. Jadi sebab itu kau ikut bertaruh?" kata tuan Aziz tak percaya.
" Ya, kira kira begitulah. Kalau saya ragu saya tak akan berani melakukannya. Karna itu sangat berisiko" kata Vira jujur
" Wow hebat, bagaimana kau bisa tahu?" kata Aziz.
" itu semacam firasat , apa tuan pernah mendapatkan firasat ?. Kadang itu sebuah pertanda. Yang akan terjadi pada kita. Entah itu buruk atau baik, firasat itu seperti memberi tahukan kita seperti malaikat yang datang Untuk mengingatkan apa yang akan kita alami." Jelas Vira.
" Ya aku tahu itu, semacam perasaan yang aneh. tapi Kau benar nona. Kadang ketika kita menyakini sesuatu. Namun kadang tidak semua orang percaya dan yakin Tapi seperti yang nona bilang. Firasat itu memang ada . Jadi karna nona sudah tahu itu akan terjadi. Sebab itulah nona berani bertaruh Karna nona yakin hari ini nona akan menang,"kata Aziz menoleh pada Vira
" Yap ....semacam refleksi dorongan alam bawah sadar kita.Yang memberitahukan kita. Bahwa kita harus yakin dan percaya.," kata Vira tersenyum.
" Hahaha ...ya ya. Aku mengerti apa kau bisa melihat masa depan?" tawa tuan Aziz sambil menoleh pada Vira.
" Ya sedikit, tidak semua" jawab Vira
" Benarkah, itu semacam meramal atau sebuah penglihatan . Apa itu benar ada ?" kata Tuan Aziz
" Ya kalau Tuan tidak bisa melihat lewat penglihatan. Biasanya, itu akan datang lewat mimpi berturut turut. Maximal tiga kali Agar tuan bertanya dan memikirkannya ," kata Vira.
" Ya kau benar, kadang itu membuat kita berpikir keras. Kenapa itu bisa terjadi. Tapi tidak semua orang bisa mengalaminya. Terkadang itu hanya di dapatkan orang orang yang punya spritual tingkat tinggi," kata tuan Aziz
" Ya tuan benar, oh ya apa nyonya Ana masih di atas,?" kata Vira
" Ya, mereka sedang membicarakan bisnis. Apa nona ingin melihat lihat. Ayo mumpung masih disini. Kita bisa berkeliling sambil memberi es krim disana," tunjuk tuan Aziz
Yang membuat Vira tersenyum. Lalu beranjak dari tempatnya " Mari tuan mumpung ada kesempatan," kata Vira berjalan jalan di sekitar area racing itu. Untuk melihat tempat mewah Sebelum Vira kembali ke hotel.
*************
Malamnya Vira dan nyonya Ana menghadiri undangan acara makan antar pengusaha Sesekali mereka juga ingin keluar malam minggu Untuk bersantai juga berbelanja Karna besok siang mereka harus kembali ke tanah air untuk pulang.
" Ava, bagaimana menurutmu tentang pangeran Aziz ?" tanya nyonya Ana
" Tuan Aziz, dia cukup baik dan ramah. memang nya kenapa nyonya ," kata Vira
" Sepertinya dia tertarik dengan mu. Oh ya masalah uang taruhan itu. Apa kau tidak ingin berinvestasi disini. Tuan Amar tadi siang ingin menawarkan sesuatu padamu," kata nyonya Ana.
" Untuk investasi saya mungkin setuju. Tapi untuk tuan Aziz. Entahlah .... kita hanya sekedar teman nyonya. Apalagi kita berbeda keyakinan nyonya. Saya tidak mungkin berani memberi peluang. Apalagi saya ....," kata Vira mengingat dirinya sudah menikah.
" Ya, aku hargai itu. Ya begitulah hidup Pria akan datang dan pergi . Silih berganti setiap waktu berjalan. Tapi bila kau merasa nyaman Kau bisa mencoba untuk dekat dengannya. Akan lebih mempermudah jalan kita . Saat membuka usaha disini," kata nyonya Ana.
" Apa itu semacam penawaran," kata Vira menatap nyonya Ana. Saat mereka duduk berhadapan.
" Ya begitulah, tapi itu terserah pada mu. Karna kau yang akan mengambil keputusan nya.," kata nyonya Ana tersenyum.
" Baiklah nyonya, akan aku pikirkan" kata Vira tersenyum.
" Kau berbakat Ava. Jadi itu akan membuat jalan hidupmu lebih mudah dari pada menjadi seorang peramal," kata nyonya Ana
" Hah....bakat apa maksud nyonya?" kata Vira bingung
" Dalam menarik perhatian. Dan juga membuat kejutan," kata Nyonya Ana tersenyum.
" Ups.....apa saya seperti itu?" kata Vira berpikir sejenak.. Lalu tertawa bersama saat tahu maksud dari nyonya Ana
Sepiii beberapa hari ga up