Darra Smith adalah seorang anak yatim piatu yang menikah muda dengan suaminya Raynard Walt. Di tahun kedua pernikahannya, semuanya berubah. Mertua dan kakak iparnya kerap ikut campur dengan rumah tangganya. Di tambah perusahaan yang dibangun suaminya mengalami masalah keuangan dan terancam bangkrut. Situasi kacau tersebut membuat Raynard selalu melampiaskan kemarahannya kepada Darra. Ditambah lagi Darra tak kunjung hamil membuat Raynard murka dan menganggap Darra adalah pembawa sial.
"Aku sudah tidak sanggup hidup denganmu, Darra. Aku ingin bercerai!"
Kalimat itu seperti suara gelegar petir menghantam Darra.
Setelah kejadian pertengkaran hebat itu, kehidupan Darra berubah. Bagaimana kisah selanjutnya
ikuti terus ya....
Happy Reading 😊😊😊
Update hanya hari senin sampai jumat 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAYINYA AKAN LAHIR
💌 POSESIF SETELAH BERCERAI 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
Perjalanan dua jam serasa perjalanan satu hari di rasa Darra. Ia semakin tidak bisa menahan rasa sakit. Kontraksi pada perutnya semakin dahsyat.
"Ssshhhh... Ahhhhh..." Terdengar Darra meringis kembali saat merasakan kontraksi. Ia semakin meremas tangan suster Agatha begitu kuat. Keringatnya semakin bercucuran membasahi pelipisnya.
"Suster?" Hanya itu yang keluar dari mulut Darra. Matanya berkaca-kaca, matanya semakin sendu menatap Dave. Lelaki yang ada di depannya ternyata lelaki yang bernama Angelo. Mereka tumbuh dan dibesarkan di panti asuhan yang sama. Dave dan Darra mempunyai banyak kenangan yang tidak bisa dilupakan. Angelo dan Darra pernah di jodohkan, hingga teman-temannya yang lain mengganti nama Darra menjadi Angel agar sama dengan nama Angelo.
"Aaarggghh....sakit...." Darra menggigit bibir bawahnya, ia tidak bisa menjelaskan sakitnya. Air matanya menetes dari sudut matanya. Dave semakin tidak tega. Ia terus fokus membawa mobilnya.
"Apa yang kau rasakan, bagian yang mana yang sakit?" kata suster Agatha memberi usapan di punggung Darra.
Darra tidak bisa menjawabnya lagi. Kontraksi itu semakin membuatnya tidak kuat.
Mobil Dave terus menyusuri jalan perkotaan, hingga akhirnya mobil Dave tiba di depan unit gawat darurat, rumah sakit terbesar di kota A. Para tenaga medis sudah menunggu kedatangan pasien, karena Dave langsung menghubungi pihak rumah sakit karena ada pasien yang ingin melahirkan. Para tenaga medis dengan sigap membawa ranjang rumah sakit. Mereka mendorongnya merapat ke pintu mobil mewah milik Dave dan tubuh Darra cepat di pindahkan. Dave dan suster Agatha langsung mengikuti ranjang rumah sakit itu.
Dave ingin menerobos masuk saat perawat membawa tubuh Darra masuk ke dalam UGD. Namun petugas langsung menghalangi Dave.
"Apa anda suaminya?"
"Heuh?"
"Kami keluarganya." Jawab suster Agatha dengan cepat.
"Ohhhh....maaf pak, anda tidak bisa masuk. Tapi suster bisa mendampingi pasien."
Dave mendekat lagi dan berkata. "Tapi saya ingin memastikan keadaannya. Saya mohon biarkan saya masuk." Kata Dave.
"Maaf pak, ini sesuai prosedur rumah sakit. Jika bukan suaminya, tidak diizinkan masuk. Tolong serahkan kepada kami. Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menolong pasien." ucap salah satu perawat masih tetap berdiri di depan pintu UGD.
"Tolong lakukan yang terbaik untuk Angel." Kata Dave akhirnya.
"Baik pak," ucap perawat memberikan senyum terbaiknya.
Tiba-tiba ruangan itu tertutup dan suster Agatha sudah berada di dalam memberikan semangat kepada Darra. Dave mengusap wajahnya dengan kasar. Ia begitu frustasi. Ia berjalan menuju kursi yang ada di dekat pintu itu. Ia terdiam dan masih menunggu kabar dari dalam.
Tatapan Dave berubah kosong. Ia tahu Darra akan tetap kuat. Ia berulang kali membuang napasnya dari mulutnya. Ia memejamkan matanya, hatinya sakit saat melihat Darra menangis menahan sakit sepanjang perjalanan. Dadanya bahkan terlihat naik turun, tidak kuasa menahan sesak di dalam dada.
DI DALAM RUANGAN.
Darra sudah berbaring di ranjang pasien. Ia memegang-megang tangan suster Agatha saat kontraksi sudah datang. Dahinya berkeringat.
"Apakah bayinya akan lahir? Usia kandungannya baru tujuh bulan." kata suster Agatha menunjukkan wajah khawatir.
"Apa ibu terjatuh?" Tanya perawat kepada Darra.
Darra meringis sambil menggelengkan kepalanya. "Aku tidak terjatuh tapi aku di dorong, suster."
"Heuh di dorong?" Suster Agatha begitu terkejut. "Siapa yang mendorongmu Angel?"
"Ssshhhh... Ahhhhh..." Terdengar Darra meringis kembali saat merasakan kontraksi.
"Jika kamu tidak kuat kamu bisa operasi caesar." Kata suster Agatha saat melihat Darra kembali kesakitan.
"Kita periksa dulu ya bu," Perawat mendekat ke ranjang pasien untuk memeriksa pembukaan. "Karena usia kandungannya baru tujuh bulan, anaknya kita lahirkan melalui jalan vaginal delivery." Jelas perawat kepada suster Agatha. "Ini sudah pembukaan enam ibu, untuk mempercepat prosesnya anda bisa berjalan-jalan dulu." saran perawat. "Saya akan datang memeriksanya sekitar tiga puluh menit lagi."
"Terima kasih suster," jawab suster Agatha memberikan senyumnya.
"Apa kau kuat Angel?"
"Aku kuat suster. Memang sudah seperti itu prosesnya, tidak perlu mengkhawatirkannya, suster."
"Tapi aku mencemaskanmu." Kata suster Agatha lagi.
"Aku ingin jalan, suster." kata Darra mencoba kuat. Ia berharap bayinya lahir dalam keadaan selamat. Walau ia tahu, harapan besar untuk selamat sangatlah kecil.
"Kita jalan?"
"Hmm," Suster Agatha bangun dari duduknya. Ia pun membantu Darra berjalan. Saat melihat Darra berjalan-jalan, Dave langsung bangun dari duduknya.
"Bagaimana suster?"
"Masih pembukaan enam, perawat menyarankan untuk jalan-jalan dulu."
"Biar aku yang membawanya jalan-jalan." Kata Dave.
Suster Agatha tersenyum mengangguk. Ia tahu betul bagaimana sayangnya Angelo kepada Angel. Karena Angelo sudah menganggap Angel adalah adiknya. Dave pun membantu Darra untuk jalan-jalan. Jika Darra mengalami kontraksi lagi. Dave membawa Darra duduk. Darra mengatur napasnya menahan sakit. Ia melakukan berulang-ulang agar mengurangi rasa sakit yang semakin menjadi. Tanpa sadar ia meremas tangan Dave begitu kuat. Keringatnya semakin bercucuran membasahi pelipisnya.
"Darra, kau baik-baik saja?" Dave mengelap peluh keringat Darra dengan telaten.
"Aaahhhhh." Rasa sakit ini semakin intens. Rasa sakit dari punggung dan berputar ke depan begitu membuatnya tidak kuat.
DUA JAM TELAH BERLALU.
Sang perawat kembali mengecek pembukaan, Darra di minta untuk merebahkan tubuhnya untuk memeriksa kembali.
Perawat itu tersenyum." Pembukaan cepat ibu, sudah pembukaan sembilan." Ucap perawat.
"Angelo?" Akhirnya nama itu lolos ia ucapkan. Matanya berkaca-kaca, ia semakin tidak bisa menahan rasa sakit. Kontraksi itu semakin dahsyat.
"Aaarggghh....sakit...." Air matanya menetes dari sudut matanya.
"Darra, kamu harus kuat demi anakmu." Kata Dave memberi semangat.
Darra tidak bisa menjawabnya lagi. Kontraksi itu semakin membuatnya gemetar menahan rasa sakit yang luar bisa. Saat melihat Darra gemetar. Sang perawat masuk untuk melakukan memeriksa kembali.
"Sudah siap, sekarang kita ke ruangan bersalin. Hanya suster yang bisa ikut. Bapak menunggu di luar ya."
Darra pun di dorong ke ruang persalinan. Ia melihat Dave memberikan kekuatan kepadanya.
"Semangat Angel," Kata Dave setengah berlari dan terus memegang tangan Darra. Saat berada di ruang bersalin, Dave membiarkan tangannya terlepas dari Darra.
"Kamu harus kuat!" Kata Dave lagi.
Darra mengangguk dan pintu ruang bersalin itu pun tertutup.
Sementara di dalam ruangan.
"Oke, ibu Darra. Tarik napas lalu dorong, bernapas lagi dan dorong lagi." kata perawat.
"Heeeeekkkkk..... Heeeeekkkkk... Aaahhhhhh"
"Kita coba lagi ibu Darra, tarik napas lalu dorong, bernapas lagi lalu dorong lagi!" ucap sang perawat lagi.
"Oeekkk... oeekkk..." Suara tangisan bayi begitu nyaring terdengar menggema di ruangan itu.
"Heeeeekkkkk..... Heeeeekkkkk... Aaahhhhhh"
Air mata Darra langsung keluar dari matanya. Bayi belum keluar juga, tapi tenaganya sudah habis. "Aku sudah tak sanggup lagi," ucapnya dengan napas pendek-pendek.
"Ibu Darra, gak bisa tidur. Kita coba lagi ya, Tarik napas lalu dorong, bernapas lagi dan dorong lagi." Kata perawat lagi agar Darra bisa mengeluarkan bayinya.
"Angel kamu bisa nak, ayo.....kamu pasti bisa!" kata suster Agatha terus memberi semangat.
Darra menggeleng, air matanya kembali menetes di sudut matanya.
"Berjuang lagi Angel, sedikit lagi."
"Heeeeekkkkk..... Heeeeekkkkk... Aaahhhhhh"
Bayi sudah keluar. Namun suara tangis bayi tidak terdengar. Sementara Darra sudah tidak sadarkan diri. Saat melihat situasi itu, tentu saja suster Agatha panik. Ia langsung memanggil Dave. Luruhlah air mata Dave saat dokter menginfokan bayi Darra langsung dipisahkan dari ibunya dan harus diobservasi oleh dokter. Bayi Darra harus berada di NICU karena transient tachypnea of newborn dan prematur.
BERSAMBUNG.....
^_^
Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini Novel ke sepuluh aku 😍
Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.
^_^
orang kl dah move on dia akn biasa saja, tp kl lihat sikap dara dah tau dara blm move on, mending Dave cari yg lain saja lah, Dara blm selesai dng hatinya, drpd sakit nnti.
Dara biar jd istri ke dua ray kn masih cinta. kl dah gk cinta pasti akn biasa saja dan dng elegant melawan ray. 🤣
kurang /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/