NovelToon NovelToon
PINK BUBBLES #1

PINK BUBBLES #1

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Pernikahan Kilat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: LeoRa_

Judul kecil: SUAMI KECIL YANG LENGKET DAN MANJA

Sinopsis (pendek saja):
Ini tentang remaja laki-laki yang ingin menikahi seorang gadis yang lebih tua darinya sejak pertemuan pertama. Dengan laki-laki berpostur dewasa dan gadisnya justru kebalikannya.

[Catatan penulis: tidak ada konflik berarti yang mengganggu, hanya cerita yang menghibur saja. sebab penulis tidak mau tambah stress, cukup di dunia nyata saja.]

Buat yang suka alur santai, bisa datang ke penulis. di jamin gak akan nambah beban pikiran. kecuali agak hambar. hahaha. maklum, menulis cerita juga butuh ide dan ide datangnya dari kinerja otak yang bagus. jadi, penulis harus selalu menjaga pikiran tetap tenang dan bersih agar bisa berpikir lebih imajinatif untuk menghibur pembaca semua.

love u😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LeoRa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31

"Berikan kami alamat rumah sakitnya! Kami akan datang kesana!"

"Ya, kami harus melihatnya langsung kebenaran itu!"

"Aku tidak menduga ini sama sekali!"

"Qiena seharusnya tidak mengikuti apa yang aku katakan tempo hari kan?!"

"Ayo, ayo, ayo. Batalkan semua. Kita pergi ke tempat Qiena sekarang. Bayi kita ini cukup meresahkan ternyata."

Entah lupa atau bagaimana, sambungan belum di matikan, mereka sudah grasak-grusuk disana membuat Qiena melihat tanpa daya kesibukan dan keributan mereka.

Apalagi gambar di layar sudah tidak fokus lagi. Gambar berlarian ke sana kemari dengan tidak jelas. Jadi, Qiena tidak bisa mengatakan apapun dibuatnya. Sampai secara tiba-tiba sambungan mati dengan sendirinya.

Yang bisa Qiena lakukan hanyalah mengirimkan alamat rumah sakit yang diminta, lalu menoleh untuk melihat suaminya yang ternyata tak pernah berhenti menatapnya dengan tatapan mendamba yang seketika membuat Qiena tersipu malu sampai lupa apa yang ingin dia katakan tadi.

Rasa malu Qiena membuat Giass gemas hingga langsung mendekati istrinya dan memeluknya erat tak lupa melabuhkan kecupan-kecupan sayang dimana saja yang bisa di jangkaunya.

"Sudah, geli." seru Qiena dengan suara lembutnya sambil menggeliat ingin menghindar dari serangan Giass.

"Tidak akan. Aku belum puas." jawab Giass tanpa menghentikan serangannya.

"Sudah dulu. Aku mau tanya!"

Baru kemudian Giass berhenti, tapi tidak melepaskan pelukannya. "Tanya apa?"

"Mereka mau kemari, apakah tidak apa-apa?"

"Tentu saja tidak apa-apa. Itu yang aku mau. Agar mereka bisa langsung tahu kalau teman mereka sudah memiliki suami. Apa kau tahu betapa bahagianya aku ketika semua orang tahu kalau aku adalah suamimu? Jadi, jangan pernah ragu untuk memamerkan ku pada temanmu, sahabatmu, rekan kerja mu, kenalan mu, tetanggamu, dan semuanya yang kau kenal. Karena aku ingin dunia tahu siapa aku di hidupmu dan siapa kau di hidupku."

Rasanya kepala Qiena mengepulkan asap akibat tersipu malu, tersentuh, dan... Bahagia?

Tampaknya dia mulai merasakan yang namanya bahagia di prioritaskan oleh suami sendiri. Menjadi istri yang suaminya bahagia memiliki dia memberikan Qiena perasaan senang hingga rasanya banyak kupu-kupu beterbangan di perutnya.

Giass pandai sekali membuatnya tersentuh. Padahal, tingkat keahliannya dalam memahami hati wanita hampir nihil. Tapi, semua itu Giass lakukan sesuai dengan apa yang hatinya rasakan. Jadi, tanpa pengalaman apapun dan murni dorongan hati.

"Terima kasih." cicit Qiena nyaris tak terdengar tapi untungnya Giass fokus hingga dia menyadari kalau istrinya baru saja mengatakan sesuatu.

"Kau bilang apa?"

Masih malu-malu Qiena mengulanginya. "Terima kasih."

Senyum Giass melebar mendengarnya. "Untuk apa berterima kasih pada ku? Memang aku melakukan apa?"

Qiena melirik sekilas dengan malu-malu dan akhirnya menjawab dengan pukulan seringan melempar balon. Dia sudah menahan malu untuk mengatakannya, tapi masih digoda oleh Giass yang gemas pada istrinya sendiri.

Melihat respon Qiena yang tak lepas dari menggemaskan membuat Giass tertawa bahagia dan makin mengeratkan pelukannya.

"Iya, iya. Aku tahu. Hahaha..."

.

.

.

Tok... Tok... Tok...

Qiena terhenyak begitu mendengar suara ketukan pintu, segera dia bangkit dari rebahannya disamping Giass yang mana saat ini jadi cemberut melihat Qiena menghilang menjauh dari pelukannya.

Tapi, rasa cemberut itu dia tahan dan ikut bangkit seraya merapikan pakaian pasien rumah sakitnya agar tidak ada bagian kulit berharganya yang terlihat, sebab bagian kulitnya yang privasi hanya bisa dilihat oleh istrinya seorang. Kemudian, raut wajahnya langsung datar seperti sedia kala saat sebelum menikah.

Qiena berkedip melihatnya, tapi tak mau memikirkannya lantaran tak ingin membuat tamu menunggu lebih lama lagi.

Berjalan ke pintu dan membukanya. Benar saja, teman-temannya sudah berada di sana.

"Qiena!" salah satunya berseru tak sabar. Yang lain juga begitu, bahkan ada yang mencoba mencuri-curi pandang ke dalam ruang inap kelas atas itu.

Dalam hati mereka memekik. "Pedofil mana yang berani-beraninya menculik Bayi mereka!"

Jangan salahkan mereka berpikir liar seperti itu. Semua ini karena pemahaman mereka tentang sosok Qiena yang terlalu sederhana dan polos. Rasanya tidak mungkin bisa menikah begitu mendadak dengan orang yang bahkan mereka tidak kenal. Terlebih, ketika mereka melihat alamat yang Qiena kirimkan.

Itu milik rumah sakit swasta. Detak jantung mereka meningkat satu tingkat. Saat mereka datang ke nomor kamar yang diberikan, detak jantung mereka meningkat ketingkat berikutnya dan segala pemikiran liar berseliweran dibenak mereka. Sekeras apapun mereka mencoba menahannya, otak mereka tidak bisa berhenti menebak-nebak apa yang mungkin sedang terjadi dengan Qiena.

Tapi, satu yang pasti. Teman mereka yang lugu ini pasti bukan orang yang bertindak duluan.

Tapi, Qiena tidak tahu semua itu dan langsung mengajak teman-temannya masuk.

"Masuklah."

Qiena memimpin jalan untuk masuk. Barulah kemudian kelima teman Qiena itu melihat yang disebut pedofil didalam hati mereka.

Ternyata masih muda dan tampan. Mulut mereka terbuka lebar melihatnya hingga salah satunya berceletuk lebih dulu.

Itu Mona. "Wow, tampan sekali. Ini suami mu, Q?"

Qiena mengangguk mengiyakan dan Giass mengangguk sebagai salam. Enggan bercakap-cakap bahkan untuk satu kata pun dengan mereka, apalagi mereka perempuan. Giass tidak tertarik. karena tujuan Giass hanyalah ingin tampil agar dikenal sebagai suaminya Qiena bukan ingin mengenal mereka. Lagi, Giass tidak tertarik.

"Iya."

"Mustahil!" seru Flyn membuat Giass mati-matian menahan diri agar tidak melayangkan tatapan mematikannya pada wanita seusia istrinya itu.

"Kenapa?" tapi Qiena tidak berpikir begitu. Dia hanya bingung mendengar Flyn mengatakan itu.

Flyn menoleh kearah Qiena dan menjawab. "Tentu saja, mustahil. Kami tahu kau seperti apa. Bagaimana bisa kau menemukan pria seperti ini untuk dijadikan suami saat kau bahkan tidak tahu kriteria yang kau suka untuk seorang suami?! Jadi, kemungkinan satu-satunya yang paling meyakinkan adalah..." matanya menyipit kembali menatap Giass.

"... Laki-laki ini mengejar mu lebih dulu."

"Wah, analisa mu masuk akal sekali, Flyn. Aku juga berpikir begitu." sembur Polly. "Qiena terlalu sederhana untuk memiliki pikiran akan menemukan pasangan seperti ini. Tampan dan seharusnya kaya mengingat kamar ini bukan kamar single biasa. Jelas, sudah pasti bukan Qiena yang mulai." dia sepemikiran.

Yang lain juga mengangguk setuju. Bahkan Giass juga setuju, hanya Qiena yang wajahnya memerah dengan perasaan tak menentu.

Dia baru tahu kalau dibenak teman-temannya, dia setidak mampu itu dalam memilih pasangan hidup. Sedih sekali mendengarnya.

"Kenalkan kami teman-teman Qiena. Saya Gesta." Gesta memulai perkenalan yang mungkin akan terlambat di lakukan setelah melihat Qiena di sudutkan. Lucu juga melihatnya.

Dia tak mengulurkan tangannya karena sedari awal sudah merasakan hawa tak mengenakkan dari sosok Giass. Tapi, dia terkesan dengan Giass yang tipe istrinya ternyata seperti Qiena.

Benar-benar seperti dua kutub dan dua musim yang berbeda. Tapi, serasi saat bersama.

"Giass." balas remaja itu dengan nada beratnya yang sudah sangat baik menurutnya meski di pendengaran orang lain tetap terdengar sama. Acuh dan dingin.

"Saya Nona. Ini kembaran saya, namanya Mona. Salam kenal." Nona berkenalan dengan ramah sebagaimana karakternya.

"Halo, saya Polly."

"Halo, saya Flyn." susul keduanya.

"Kenapa aku merasa familiar...?" gumam Mona setelah melihat Giass dengan seksama. Dia merasakan semakin familiar jadinya.

"Kau merasakannya?" bisik Polly yang kebetulan mendengarnya.

Mona mengangguk. "Eum. Kau tahu siapa dia?"

"Aku tidak yakin tapi, seharusnya ini yang paling mendekati."

"Siapa?"

"Tuan muda dari keluarga Droov."

"SI*L!!!"

Semua mata menatap Mona yang mengumpat keras tanpa bisa dicegah karena terkejut.

Tanpa mempedulikan yang lain, Mona kembali menatap Giass lama, terang-terangan, dan dalam dengan mata besar sarat akan penuh selidik. Sebelum akhirnya dia menyeret keempat temannya untuk merapat dan mereka membentuk lingkaran.

Kelimanya berbisik sambil sesekali mendongak guna melihat Qiena dan Giass bolak-balik.

Tingkah mereka membingungkan Qiena, tapi Giass masa bodoh. Melihat dari cara wanita yang bernama Mona itu melihatnya tampaknya dia mengenalinya. Nah, terus kenapa? Siapa yang peduli dikenali atau tidak. Selama Qiena mengenalinya sebagai suaminya maka yang lain bukan urusannya.

Jadi, selagi sekelompok wanita itu sibuk sendiri. Giass memanggil Qiena dengan isyarat tangan. Melihat itu Qiena pun mendekat. Berpikir Giass memiliki sesuatu yang ingin dia mintai tolong. Tapi, siapa sangka dia dipanggil hanya untuk di genggam tangannya tanpa berniat melepaskannya.

Sekeras apapun Qiena berusaha menariknya, Giass dengan wajah datar tetap menggenggamnya.

Wajah Qiena kembali memerah. Dia malu bila sampai dilihat oleh teman-temannya. Tapi, jika dipikir-pikir lagi. Dia seharusnya tidak perlu malu. Karena banyak diluar sana berharap pasangannya memiliki sikap romantis dan melekat di manapun dan kapanpun. Jadi, Qiena harus lebih membiasakan diri dengan rutinitas barunya mulai sekarang.

.

.

.

.

.

.

.

1
@train
tetap semangat ya thor
@train
siap thor
Fauziah Tallya
mudah2an qiena nya gpp sama semua bayi nya
@train
ya oke thor maklum aku karena semua pekerjaan itu tidak bisa dikerjakan sekalian
@train
wow,selamat untuk pasangan muda kita
@train
apa mungkin oiena alumni sekolah tersebut
@train
semangat thor
@train
belum banyak yang join ya
@train
wow,semakin seru saja
@train
karya yang bagus
Fauziah Tallya
selamat, sudah sah aja nanti h
@train
wow,bunga cinta bertebaran
Fauziah Tallya
mama stevani ngelamar nya sweet bangett, pengen nabung bab tapi tiap ada notif gak kuat pengen langsung baca...
ditunggu up lagi yah thor
Fauziah Tallya
bagus banget ceritanya, semangat up thor
Fauziah Tallya
ditunggu up lagi ka 😊
anggita
like👍+☝iklan moga novelnya lancar sukses.
anggita
disemua novel tiap pintu dibuka bunyinya.... ceklek🤭
Dewi
Kangen 3Ry (Ryura,Reychu sma Rayan)
Dewi: Slalu di tunggu thor krya krya nya semngat trus ☺️
LeoRa_: makasih dh rindu anak2ku. tapi ada kepikiran bikin keturunan mereka, cuma belum Nemu ide yang pas. semoga aja bisa ketemu segera, biar bisa di proses. thor jg kangen bikin mereka bertiga lagi🥲😌
total 2 replies
Dewi
Di tunggu kak..☺️Semngat trus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!