"Naura kamu itu ngapain aja sih dari pagi, kenapa belum ada makanan, ibu sudah lapar nih" ucap seorang wanita bertubuh gemuk yang marah marah kepada menantu nya
"iya bu ini Naura baru mau masak, tadi Naura cuci baju dulu makanya belum sempat masak" ucap Naura berlari menghampiri mertua nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kyranachia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
kenzo saat ini tidak bisa fokus bekerja, entah kenapa semenjak dia ke villa bersama Naura dia merasa perasaan nya terhadap Naura jadi campur aduk
*duh kenapa aku jadi kepikiran terus sih sama Naura *ucap kenzo dalam hati nya kesal
saat kenzo sedang melamun Gilang pun masuk ke ruangan kenzo "ini pak berkas yang bapak minta tadi "ucap Gilang sambil menyerahkan berkas ke pada kenzo
"iya nau "ucap kenzo salah sebut Gilang pun terkejut dan bingung dengan bos nya itu "eh Gilang maksud saya, lain kali ketuk pintu dulu klau mau masuk"ucap kenzo marah
"a-anu pak tadi saya sudah mengetuk pintu tapi bapak tidak menjawab "ucap Gilang sambil menundukkan kepala nya
"yasudah kamu keluar saja lang, soal tadi jangan beri tau ke siapapun ! Ingat !!"ucap kenzo yng wajah nya saat ini memerah
......................
di tempat lain Naura sedang menghitung uang yang di bawa dinda "oke dinda tidak apa apa segini dulu, tapi ada yang mau kakak bicarakan "ucap Naura membuat dinda penasaran dan sedikit deg degan
"iya kak ada apa "tanya dinda sedikit takut, takut sesuatu yang tidak di harapkan terucap oleh Naura, dia sangat takut tidak jadi bekerja di perusahaan Naura
"jadi gini din... menurut kakak sama mamah kakak, kamu tinggal di rumah belakang yang berada di rumah orang tua kakak saja, bersama bi sumi, lagian sekarang kakak tinggal di rumah mamah kakak juga kok, paling seminggu sekali kakak akan menginap di rumah satu lagi yang kita tinggali dulu "ucap Naura yang membuat dinda sedikit bernafas lega
"tidak perlu kak, aku kost aja nanti aku nggak mau ngerepotin kakak dan keluarga kakak, aku sudah di Terima kerja di sini juga sudah senang "ucap dinda menolak dengan halus dan sambil tersenyum
"maksud kakak daripada kamu kost uang mu sayang mending kamu tinggal di rumah belakang saja, lagian belum uang gaji mu nanti di potong untuk hutang abang mu , belum lagi kamu pasti harus mengirim uang ke bu Marni dan abang mu nanti karena pasti abang mu akan sulit mendapatkan pekerjaan karena kasus penggelapan uang seperti ini dinda... "ucap Naura memberi sedikit pengertian ke pada dinda
dinda pun tampak berfikir sebentar"tapi kak aku tidak ingin ngerepotin kakak dan keluarga kakak "ucap dinda
"hustt.. yang bilang ngerepotin siapa?udah pokoknya kmu nurut apa kata kakak ya din biar nanti kedepan nya kamu tidak merasa kesulitan sendiri"ucap Naura sambil mengelus tangan dinda
dinda pun merasa terharu dengan perlakuan Naura "terimakasih ya kak, atas semua nya, maafkan keluarga ku yang sudah berlaku bodoh seperti itu"ucap dinda sambil menangis, Naura pun memeluk dinda agar sedikit lebih tenang
setelah mengobrol singkat Naura sama dinda pun menuju kantor polisi, bagas dan arini pun juga sudah berjalan ke kantor polisi dari rumah mereka
sesampainya di kantor polisi bagas segera mengurus semua nya, arini pun mendekati dinda dan bertanya "bagaimana nak dinda ?apa Naura sudah bicara sama kamu ?"tanya arini terseyum lembut
"iya bu kak Naura sudah bicara "ucap dinda menunduk
"lalu bagaimana jawaban mu nak ?apa kamu mau tinggal di rumah ibu ?"tanya arini bersemangat
"i-iya bu dinda mau "ucap dinda sedikit malu dengan arini
"alhamdulillah ibu senang mendengar nya dinda, semoga kamu betah ya nak "ucap arini sambil mengelus kepala dinda
dinda yang mendapatkan perlakuan manis seperti itu pun merasa hangat, bahkan dia tidak pernah di perlakukan semanis itu dengan Marni, Marni hanya senang marah marah saja tidak pernah berkata lembut, sangat jauh berbeda dengan arini yang sangat lembut sekali
dinda pun hanya terseyum kepada arini "yu mah kita ke rumah sakit, semua sudah papah urus "ucap bagas yang tiba tiba saja muncul
"oh iya pah, ayo dinda Naura kita ke rumah sakit tempat arif di rawat"ucap arini sambil berjalan ke arah mobil nya
dinda pun merasa tak sabar ingin bertemu sang abang, berbeda dengan Naura yang saat ini sedikit takut untuk bertemu dengan arif karena ancaman terakhir arif sebelum Naura pulang dari menemui arif di penjara waktu itu