Dominic seorang pemimpin pasukan bayaran yang dijuluki 'Pasukan Penjagal' terpaksa harus mencari keberadaan seorang puteri kerajaan yang hilang. Awalnya Dominic dan pasukannya menyerah karena tidak berhasil menemukan puteri tersebut. Tapi di tengah petualangannya tanpa sengaja ia menemukan sesuatu diluar dugaannya.
Apakah yang terjadi?
Mampukan Dominic menemukan puteri yang hilang dan apa yang akan terjadi selanjutnya di perjalanan Dominic?
Yuk simak kisahnya....
Warning! Cuma buat yang Dewasa aja yah...yang masih bocil mending Skip ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
Sihir?
Luvi jatuh menimpa Dominic yang berada di bawahnya. Untungnya jarak anak tangga yang dipijak Luvi tidak terlalu tinggi dari lantai. Gadis itu saking bersemangatnya sampai hilang keseimbangan dan tergelincir, juga karena ia memegang buku yang berat dan agak besar hingga membuatnya tidak mampu bertahan di anak tangga.
Mereka terbaring berdua di lantai, dengan posisi Dominic dibawahnya sedangkan Luvi diatas tubuh pria itu menghadap keatas.
“Ugh!” pekik Dominic yang berada di bawah tubuh Luvi.
“Ah, m-maaf Tuan, maaf aku terjatuh” Luvi yang buru-buru akan bangkit dari berdiri tetapi seolah sulit dan tertahan sesuatu.
Luvi tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang janggal …
“Tuan!, tangan anda menyentuh punyaku!” pekik Luvi sambil melihat telapak tangan Dominic yang berada di dada gadis itu.
“Punyamu?, punyamu yang mana?” tanya Dominic setengah bingung sambil mengangkat kepalanya melihat kearah tubuh Luvi diatasnya.
Luvi memukul tangan Dominic agar melepaskan tangannya dari dada Luvi.
“Tuan! Singkirkan tanganmu!” pekik Luvi lagi yang berusaha bangkit tapi entah begitu sulit.
‘Aaah, d-dia memegang punyaku. Astaga, apa dia menyukaiku?. tidak! Kenapa tuan Dom jadi mesum seperti ini?’ batin Luvi dengan dada yang tengah bergemuruh, aliran darahnya mengalir deras.
“Ah, maaf Luppy, aku tidak sengaja” ucap Dominic setengah santai.
Tanpa di duga Dominic justru merebahkan kepalanya di lantai dengan santai dan malah menambah erat pegangannya di perut gadis itu, hingga ia benar-benar tidak mampu berdiri.
“Tuan, aku tidak bisa bangun! Lepas!” Luvi yang mencoba menghindar tapi kekuatannya tidak seberapa dibanding hanya rengkuhan kedua telapak tangan Dominic yang kekar.
“Yasudah kalau tidak bisa bangun, kita tiduran saja disini” ucap Dominic enteng.
Untungnya keadaan disana sangat sepi, jika ada yang melihat entah apa yang akan Luvi lakukan, mungkin dia akan menutup wajahnya sampai keluar perpustakaan.
“Apa-apaan tuan ini?!” Luvi masih mencoba berontak. ‘Ada apa sih dengan tuan Dominic, apa dia kerasukan?’ batin Luvi yang merasa aneh dengan tingkah Dominic.
“Ada apa dengan anda sih tuan!, tidak biasanya anda seperti ini” ujar Luvi sedikit ketus.
“Rambutmu wangi … “
“Tuan!”
“Tubuhmu indah … “ kini tangan Dominic merambah ke pinggang Luvi.
“Apa anda sedang mabuk tuan?!” Luvi semakin takut dengan keadaan Dominic.
Tiba-tiba Dominic merebahkan Luvi ke sampingnya, kemudian pria itu memandang lekat mata biru yang indah bagai batu safir milik Luvi.
Luvi membelalakkan matanya melihat wajah tampan Dominic yang begitu dekat dengannya. ‘A-apa yang ingin dia lakukan?’ batin Luvi dengan perasaan yang bercampur aduk.
“Dan, kau sangat cantik … “ tanpa basa-basi, Dominic yang akan mencium bibir Luvi dengan tiba-tiba, …
PAK!
Pria itu di tampar keras oleh gadis itu, hingga Luvi berhasil bangkit dari berbaringnya.
Dominic tertegun dan memegang pipinya yang terasa perih.
“Ugh!”
Kini keduanya duduk di lantai.
“Tuan! Ada apa denganmu! Sadarlah!” pekik Luvi sedikit kesal. Walaupun gadis itu sangat menyukai Dominic tapi melihat sikapnya yang seperti tadi ia menjadi sedikit takut dengan pria itu.
Dominic mengerenyitkan dahinya, Ia kembali memijit keningnya kemudian memegang kepalanya.
“Apa yang terjadi padaku Luppy?” tanya Dominic seolah bingung.
“Hah?, anda tidak ingat yang anda lakukan padaku barusan tuan?” tanya Luvi dengan kedua alis terangkat.
“Memangnya, apa yang sudah kulakukan?” tanya Dominic yang semakin membuat Luvi menjadi heran.
“Anda benar-benar tidak ingat?” tanya Luvi memastikan.
“Tidak, tapi aku hanya merasa pusing, kemudian kau jatuh menimpaku” jelas Dominic.
“Anda, anda berlaku aneh tuan. Anda memelukku, memegang um- dadaku, kemudian … ah, sudahlah” jelas Luvi dengan wajah menyiratkan kekesalan.
“Apa?! aku memegang dadamu?” mata tegas Dominic membulat, alisnya tertaut heran.
“Anda benar-benar tidak ingat Tuan?” tanya Luvi lagi.
Dominic hanya menggeleng. “Ada yang tidak beres denganku” ucap Dominic kemudian bangkit berdiri.
Dominic mengulurkan tangannya kearah Luvi agar gadis itu juga berdiri.
“Ayo kita pulang ke Kastil, dan kita cari tahu ada apa sebenarnya denganku” ucap pria itu.
“Sihir!” Luvi tiba-tiba berucap, “Kemungkinan itu pengaruh sihir yang membuat anda hilang kesadaran Tuan”
“Sihir?. Tapi kapan aku disihir, dan oleh siapa?”
“Aku juga belum tahu, sebaiknya kita cepat kembali tuan sebelum hari gelap”
Akhirnya mereka keluar dari desa itu, dan melakukan perjalanan kembali ke Kastil.
Di atas kuda, Luvi melingkarkan kedua tangannya di pinggang Dominic.
“Tuan, kau benar-benar tidak ingat apa yang kau lakukan padaku?” tanya Luvi dengan kepala sedikit menoleh kedepan.
“Um, tidak” jawab Dominic.
Luvi hanya diam dan merasa sedikit lega tapi juga ada perasaan berharap jika kejadian itu disadari oleh Dominic.
Tapi ternyata, diam-diam Dominic tersenyum kecil …
‘Hah, Sihir ya. Tapi aku masih bisa merasakan harumnya rambutmu, indahnya tubuhmu, juga kenyalnya- akh, maaf Luppy, aku tak bisa menahannya. Andai saja kau tidak menamparku, mungkin sudah ku lumat bibir mungil itu. Kenapa aku semakin bergairah dengan gadis ini’ batin pria itu diseling senyumnya.
Sesampainya di kastil, mereka kembali berkumpul di kamar besar yang disediakan untuk tamu.
Luvi menjelaskan rencana mereka, bahwa laut Iblis bisa di lewati ketika bulan sabit hampir habis. Ketika itu angin di laut akan berubah tenang, maka mereka bisa menyeberanginya selama lima sampai tujuh hari perjalanan laut.
“Berati kita menunggu pekan depan ketika bulan sabit menipis, maka kita akan berangkat?” tanya Axon.
“Ya, kemungkinan besar hanya itu kesempatan kita untuk melakukan perjalanan” ucap Luvi.
“Oya tuan, ada satu lagi. Aku juga menemukan cara untuk mengetahui kelemahan keturunan campuran, dan salah satunya adalah penghuni Kerajaan Zhashvorgh” Luvi membawakan buku satu lagi yang tak kalah tebal dengan buku sebelumnya.
Buku itu terlihat sedikit usang dan berwarna sedikit menguning.
“Apa kau membawa buku itu dari perpustakaan Nona?” tanya Horg yang melihat buku tua tersebut.
“Bukan Tuan Horg” jemari tangan Luvi yang merapat berada di samping mulutnya yang mungil. “Aku mengambilnya dari perpustakaan kastil ini, aku rasa ini milik penyihir” suara Luvi sedikit melemah dengan punggung yang di bungkukkan agar mendekat kearah Horg.
Dominic tidak lepas memandangi Luvi, mengingat kejadian di perpustakaan. Pria itu kemudian tersenyum sendiri sambil melipat tangannya di dada.
Luvi mulai membuka lembaran buku usang tersebut. Banyak partikel kecil yang berterbangan.
“Sudah berapa tahun usia buku ini?” tanya Erita yang juga ikut melingkar mengelilingi meja di tengah kamar mereka.
“Aku rasa lebih tua dari umur Tuan Horg” jawab Luvi sambil tertawa kecil, di ikuti tawa Erita, Horg dan Gosh.
Tanpa disadari Luvi, Dominic terus memandang wajah gadis itu dengan tatapan penuh arti.
Semangat berkarya.
Berkah&sukses selalu.