NovelToon NovelToon
Aku Istri Gus Zidan

Aku Istri Gus Zidan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:238.6k
Nilai: 5
Nama Author: triani

keinginannya untuk tidak masuk pesantren malah membuatnya terjebak begitu dalam dengan pesantren.

Namanya Mazaya Farha Kaina, biasa dipanggil Aza, anak dari seorang ustad. orang tuanya berniat mengirimnya ke pesantren milik sang kakek.

karena tidak tertarik masuk pesantren, ia memutuskan untuk kabur, tapi malah mempertemukannya dengan Gus Zidan dan membuatnya terjebak ke dalam pesantren karena sebuah pernikahan yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Malah kepikiran sama Gus Zidan

Aza berjalan santai menyusuri lorong menuju kamarnya. Udara sore yang sejuk menemaninya, namun hatinya tetap tenang, tanpa beban. seolah tidak peduli dengan ancaman dari Farah.

Padahal baru saja ia mendapat kabar kalau pacarnya—yang di ponselnya ia beri nama "Tukang Gorengan"—memutuskan hubungan secara sepihak. Alasannya? Karena Aza tidak merespon panggilannya selama beberapa hari terakhir.

Aza hanya menghela napas panjang. Putus? Ah, biasa saja. Lagipula, aku bahkan lupa sudah berapa lama pacaran sama dia. Pikirnya sambil melangkahkan kaki lebih cepat.

Sejujurnya, ia memang tidak pernah terlalu serius dengan hubungan itu. Hubungan mereka lebih seperti iseng-iseng saja, tanpa arah yang jelas. Mereka hanya terjebak cinta lokasi di sekolah.

Kalau dia minta putus, apa ruginya buat aku ...

Aza tersenyum kecil pada dirinya sendiri. Rasanya ada sedikit kebebasan yang menyelinap dalam hatinya sekarang. Ia tidak lagi harus menjelaskan padanya nanti saat ia kembali ke Blitar dan mengetahui jika ia sudah menikah.

Kemudian ia kembali mengingat bagaimana Farah selalu membuat masalah dengannya, ia pun kembali menghela nafas. Kenapa aku selalu ketemu sama orang yang hobinya bikin drama? pikirnya, teringat pada beberapa hubungan yang pernah ia jalani.

"Mungkin karena aku juga terlalu santai, ya. Orang lain ngerasa nggak dianggap. Tapi kalau kayak gini terus, capek juga." gumam Aza kemudian.

Saat tiba di depan pintu kamarnya, Aza berhenti sejenak. Ia menatap kamarnya yang terlihat kosong, Aza kembali menarik napas dalam-dalam, lalu mendorong pintu kamar dengan ringan. "Mungkin mereka sudah masuk kelas."

Dengan pikiran yang masih bercampur antara kesal dan lega, Aza melangkah masuk ke dalam kamar, membiarkan pintu tertutup perlahan di belakangnya.

Saat Aza menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur, bukannya teringat pada "Tukang Gorengan"—mantan pacarnya di Blitar yang baru memutuskannya —pikirannya malah terbang melayang pada sosok yang jauh lebih rumit dan memusingkan: Gus Zidan, suaminya.

Kenapa harus dia yang terbayang?Aza bergumam dalam hati, mencoba mengusir bayangan Gus Zidan dari benaknya. dia tampan sih, tapi agak menyebalkan, dia juga tua kan.

Aza berbalik memandang langit-langit kamar, mencoba menata perasaannya. Sosok Gus Zidan yang terlihat begitu santai dan dewasa, tapi juga mampu membuatnya jengkel setengah mati, terus berputar dalam pikirannya. Aza teringat senyumannya saat mereka makan siang tadi—senyuman yang entah kenapa membuatnya merasa campur aduk. Gus Zidan selalu bisa membuatnya merasa kikuk dengan kehadirannya.

Apa sih maunya dia? Kadang serius, kadang suka godain. Kayaknya dia tahu banget gimana cara bikin aku kesel sekaligus deg-degan. batin Aza, ia merasakan wajahnya mulai memanas saat mengingat saat-saat Gus Zidan menggodanya tadi siang.

Tega banget, ya, dia malah protes soal ponsel. Nggak boleh bawa ponsel lah, nggak boleh ini lah ...., Aza mendengus kesal saat ingat Gus Zidan mengeluhkan peraturan pesantren yang melarang santri membawa ponsel dan berbagai aturan yang lain. Tapi di balik kekesalannya, ada perasaan hangat yang sulit diabaikan.

Kenapa sih aku harus mikirin dia? Harusnya aku marah. Dia bahkan dia bahkan membiarkanku tinggal di pesantren tanpa pesangon lagi. Namun, semakin Aza mencoba menolak, semakin kuat bayangan Gus Zidan menempel di benaknya.

Ia menutup matanya, tapi senyuman dan tatapan lembut Gus Zidan muncul di pikirannya lagi. Kok jadi kayak gini, ya? Tapi kenapa Gus Zidan beda?

Aza menarik napas panjang, lalu membalikkan badan, menenggelamkan wajahnya ke bantal. Ah, udahlah, Gus Zidan… kamu rumit banget. Jangan bikin aku makin pusing. Tapi dalam hati kecilnya, Aza tahu, Gus Zidan tidak akan semudah itu lepas dari pikirannya.

Hingga suara langkah kaki teman-teman sekamarnya terdengar mendekat, Aza terpaksa berusaha mengalihkan pikirannya dari sosok Gus Zidan. Pintu kamar terbuka, dan beberapa santri memasuki ruangan dengan wajah penuh rasa ingin tahu.

"Hey, Aza! Kamu kenapa? Dengar-dengar kamu sakit?" tanya Laila, salah satu teman sekamar yang paling perhatian, sambil melangkah maju.

Aza menarik napas dalam-dalam dan memaksakan senyum. "Sakit? Enggak kok, aku cuma… eh, perutku lapar," jawab Aza sambil berusaha mengubah fokus pembicaraan. "Tadi sempat mau ke apotek, tapi ternyata aku nggak perlu obat. Cuma butuh makan."

"Oh iya, ini dada om mu yang bawa jajanan banyak buat kamu!" sahut Rahm, teman lain yang menunjukkan sekantong besar berisi berbagai macam snack.

Aza seketika terduduk, "Apa? Om?" tanya Aza terkejut, "Paman Amir?" tanyanya lagi.

Rahma segera menggelengkan kepalanya, "Bukan, Mas Wahyu, asistennya Gus Zidan."

Aza semakin melebarkan matanya, "Kok bisa?"

"Harusnya aku yang tanya, kenapa nggak bilang kalau kamu masih kerabat sama mas Wahyu. kalau tau gitu bisa lah minta nomor telponnya Gus Zidan." ucap Rahma sembari membayangkan wajah tampan Gus Zidan.

"Oh itu..., sebenarnya hanya kerabat jauh. Om Wahyu yang menunjukkan pesantren ini untukku." ucap Aza beralasan, "Oh iya, tadi ketemu om Wahyu di mana?" tanya Aza mengalihkan pembicaraan.

"Tadi nggak sengaja ketemu di depan gerbang." jawab Rahma.

Aza tersenyum kecil, sedikit canggung, Apa ini kerjaannya Gus Zidan juga? Ternyata dia sweet juga ya ...., Gumamnya dalam hati.

"Ya sudah ayo kita makan bersama. lagi pula tadi aku sudah kenyang." ajak Aza dan dengan begitu bersemangat Laila, Rahma dan juga Nisa mulai memilih jajanan itu.

..."Tidak perlu sesuatu yang mahal untuk menunjukkan perhatian, cukup sesuatu yang sederhana tapi terasa istimewa" ~ Gus Zidan ...

Bersambung

Happy reading

1
yuning
belum move on
maulana ya_manna
aku penasaran thor...
emak nya Farah siapa ya...🤔...
aku lupa🤦🏻‍♀️
maulana ya_manna
ini novel season 3... yang ku baca...
yang sebelm nya ku baca ber ulang²....
Tri Ani: terimakasih kak
total 1 replies
yuning
lanjut
fee2
tuh bener kan kyai irsyad yang dulu pengen jodohin gus zidan sama anaknya....
Sri Murtini
semoga dari rumah kyai Irsyad nggk.ada drama lg,soalnya pd pertemuan pertama dgn Gus Zidan ada pandangan ke kaguman
Sri Murtini
Alhamdulillah smg bisa istiqomah menuju Samawa
Rizal Angker
next
yuning
jujur itu lebih baik
yuning
Alhamdulillah
maulana ya_manna
terluka tp gak berdarah....😞😞😞
maulana ya_manna
terluka tp gak berdarah....😞😞😞
Tri Ani: setuju
total 1 replies
ir
nahh gitu kan lebih tenang Za
Tri Ani: kn jadi ademmm
total 1 replies
𝐈𝐬𝐭𝐲
akhirnya aza mau jujur juga ke Samuel...
Tri Ani: coba dari kemarin, 😁
total 1 replies
fee2
Samuel dapat hidayah... kukira samuel dulu non loh ternyata bukan....
Tri Ani: Islam tapi di KTP, tapi baru tahu kalau Islam ternyata
total 1 replies
maulana ya_manna
lanjut lagi thor....
hidayah lewat mz agus🤣🤣🤣🤣🤣🤣....
eh.... slah🤭.... mz Gus....😂😂😂
Tri Ani: siap kak
total 1 replies
Rizal Angker
next
Sri Murtini
banyak dukungan utkmu Ning Chusna jgn ragu, ayo siapkan barisan pendamping buat ning Chusna mulai.....1.2.3 .....
100 dst siapa ikut😂😂😂😂
Tri Ani: wahhh suporter janda nih
total 1 replies
Sri Murtini
Aamiin ya Rabbal alamin
maulana ya_manna
ikutan nyesek thor.... 😢😢😢😢🤧..
hanya krn anak pun jadi mslh tambah serem....
ke egoisan yang berbalut poligami dan berselimut dalil...🤦🏻‍♀️... ending nya Cusna terluka parah.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!