KAU TELAH MENODAIKU

Begitu mobil yang membawanya sampai pada tujuan, Reina segera memasuki gedung pusat perbelanjaan. Baru kali ini ia berbelanja sendiri tanpa pengawasan seorang Cristian kepercayaan Jeffir-suaminya. Reina sudah bisa menebak pasti barang-barang yang dijual di sini akan sangat mahal dan itu bisa mendukung rencananya menjadi sukses untuk membuat Jeffir kesal.

Perempuan cantik itu segera membeli barang-barang yang terlintas dipikirannya, seperti baju, kalung perhiasan, tas, sepatu dan berbagai barang mahal yang sebenarnya diapun tidak perlu dengan barang-barang itu. Tentu saja dia sangat bersemangat berbelanja menggunakan kartu berwarna hitam, dia kira kartu itu adalah kartu kredit, ia berbelanja pun bukan semata-mata semua barang untuknya tapi barang-barang, buah-buahan dan makanan ringan akan dia jadikan sebuah bingkisan pada para pelayan yang bekerja di rumah Jeffir--yang sekarang telah menjadi suaminya. Dia juga tidak lupa membelikan sesuatu untuk Cristian yang selama ini setia menemaninya ke manapun, dan berkantung-kantung bibit bunga untuk ditanam di halaman belakang penthouse milik Jeffir yang menurutnya kurang berwarna, Reina sendiri tidak membeli apapun untuk dirinya sendiri dia hanya masuk ke sebuah restoran mewah yang ada di sana, memesan sebuah menu--yang lagi-lagi menurutnya sangat mahal untuk menu makan siang.

Di sela-sela pekerjaannya, Jeffir menerima beberapa pesan pemberitahuan di ponselnya, setelah pria itu melihatnya pria itu tahu kalau itu pesan pemberitahuan penggunaan salah satu kartu miliknya yang pernah ia berikan pada Reina Jeffir tersenyum, merasa senang karena perempuan cantiknya sudah mau menggunakan kartu yang ia berikan, apa itu artinya Reina telah menerima cintanya?

Masih dengan senyuman di wajahnya, Jeffir menggelengkan kepalanya mengetahui barang-barang yang Reina beli semuanya barang dengan harga yang sangat murah, Jeff berharap Reina masih mau membeli barang-barang yang lebih banyak apapun yang dia mau termasuk menghabiskan uangnya, memanjakan dirinya dan membuat dirinya sendiri bahagia.

Di sisi lain Reina yang merasa membeli barang-barang mahal yang banyak, sebenarnya memang secara tidak sadar karena kebiasaan tetap memilih barang-barang bagus dengan harga terjangkau tapi terhitung murah untuk ukuran orang kaya seperti Jeffir, apalagi dia memakai kartu kredit yang seperti milik Jeffir terkadang toko yang dia datangi akan memberikan setengah harga dari harga yang sebenarnya, itu karena pusat perbelanjaan itu milik JEFF GROUP. Milik Jeffir Jefferson. Tentu saja Reina tidak tahu semua itu.

Di dalam mobil menuju penthouse megah Reina tersenyum senang dan kadang tertawa terbahak-bahak membayangkan wajah kesal pria iblis itu begitu membaca pesan pemberitahuan penggunaan kartu, dan separuh uangnya ludes oleh Reina, ini adalah bentuk balas dendam Reina terhadap Jeffir yang selalu memperlakukannya dengan buruk. Saking senangnya perempuan itu melupakan kenyataan kalau Jeffir pria yang sangat kaya dan uangnya tidak akan pernah habis tujuh turunan pun mungkin tidak akan pernah habis.

Seorang perempuan yang sangat senang karena telah berhasil mengerjakan pria iblis, sementara Jeffir sangat senang karena merasa perempuannya mulai menerima cintanya.

Sesampainya di penthouse, Reina memanggil para pelayan dan membagikan semua barang-barang yang tadi dia beli tidak ada yang terlewat satu pun pembantunya bahkan tukang kebun semuanya dibagi rata termasuk Cristian.

Reina menolehkan kepalanya melihat pada Cristian yang baru datang dengan membawa papper bag di tangannya, "Kebetulan kau datang kemari Cris, ini aku ada sedikit hadiah untukmu," Reina menyodorkan bingkisan pada Cristian.

"Kebetulan saya juga membawa bingkisan untuk Anda Nona, ini adalah titipan dari Nona Keyra," ujar Cristian memberikan papper bag di tangannya, menukar dengan bingkisan yang diberikan Reina padanya.

"Apa itu Cris?" tanya Reina sambil memperhatikan lambang JEFF FASHION BEAUTY di papper bag yang dibawa Cristian.

"Saya tidak tahu apa isinya, yang jelas itu di titipkan Nona Keyra untuk Anda," sahut Cristian tersenyum ramah dan mengucapkan rasa terima kasih karena diberikan hadiah.

"Wah, kalau begitu sampaikan rasa terima kasihku padanya," Reina tersenyum setelahnya.

Cristian pun lantas segera pergi setelah memberikan titipan itu pada Reina, begitu juga Reina yang segera menuju kamarnya. Dia tidak sabar ingin membuka bingkisan itu ia penasaran dengan apa yang ada di dalamnya.

Reina duduk di atas kasur hanya menggunakan celana pendek sepaha, dan kaos berwarna putih tapi pesonanya tidak sedikit pun berkurang malah semakin bertambah. Ia meraih bingkisan tersebut dan membukanya dia mengernyitkan dahi saat melihat sebuah amplop di dalam bingkisan, lalu dia segera membuka amplop itu, dan ketika dia membuka amplopnya, mata Reina terbelalak lebar.

Amplop itu berisi cek senilai Satu Miliar rupiah dalam bentuk US Dollar, "Astaga... astaga, apa aku mimpi?" Reina sambil mencubit pipi dengan kedua tangannya.

"Ini Gila! Besok aku harus menanyakan ini pada Cristian, barangkali Keyra salah memberikannya," Reina kembali menaruh cek itu ke dalam amplop, dan menaruhnya di dalam laci.

Lalu ia meraih papper bag, dan melihat isi di dalam sana ternyata masih banyak barang lainnya selain amplop, sedangkan barang lainnya terdiri dari skcincare dan alat make up produk kecantikan JFB musim ini, dan di sana juga Reina menemukan sebuah note dari Keyra yang bertuliskan.

Dear Reina sayang ....

Dalam amplop itu adalah gajimu untuk jadi model brand ambassador JEF aku tidak tahu nomor rekeningmu maka memutuskan memakai cek, apa itu kurang? Dan skincare itu adalah hadiah kecil dariku semoga kau menggunakannya.

Much love, Keyra.

Reina tersenyum satu miliar terlalu banyak untuk pemula sepertinya, apalagi dia dengan terpaksa saat menjadi model itu, jika ada kesempatan bertemu Keyra. Reina akan menanyakan perihal cek itu, siap tahu Keyra salah menuliskan nominal pada cek itu.

...

Mendengar pintu kamarnya dibuka, Reina menghentikan kegiatannya dan melihat di mana Jeffir masih berdiri di ambang pintu. Reina menduga Jeffir sengaja datang menemuinya pasti karena ingin melampiaskan kekesalannya karena dirinya telah memakai banyak uang dari kartu milik pria tampan itu, maka Reina menyiapkan mentalnya untuk menerima kemarahan Jeffir.

Perlahan Jeffir berjalan mendekat lalu duduk di tepi ranjang dekat dengan Reina, sedangkan Reina hanya diam menatap pria itu tanpa ekspresi dan menunggu reaksi seperti apa yang akan dikeluarkan oleh pria itu padanya, "Sedang apa?"

Reina mengerjap beberapa kali, aneh pada pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan marah padanya karena telah menghabiskan banyak uangnya, bahkan Jeffir bertanya dengan nada lembut. Reina merasa dirinya sedang bermimpi karena pria itu tidak memperlakukannya dengan buruk sedikitpun.

"Apa kau baik-baik saja?" Reina malah bertanya seperti itu pada Jeffir.

Jeffir mengernyitkan keningnya, dan menempatkan telapak tangannya pada kening Reina, "Apa kau sakit?"