Vanny wanita yang terkenal barbar disekolahnya. dia yang suka membuat ulah dan membuat emosi semua guru yang ada disekolahnya.
Suatu hari ketika vanny akan dijodohkan dengan Arvan seorang CEO yang terkenal dingin dan kejam. Alasan mereka menikah hanyalah sebatas balas budi sang ayah kepada orang tua Vanny yang berhasil menyelamatkan nya dari kecelakaan maut.
Kevin terselamatkan ketika mobil yang jatuh kejurang dan tepat diperkampungan orang tua Vanny tinggal. Mereka menyelamatkan nya sebelum akhirnya mobil itu meledak terbakar. Ayah Vanny berlari dan memeluk tubuh Kevin untuk diselamatkan dan dibawa pulang untuk dirawat. Karena kebaikan orang tua Vanny yang tulus, Kevin sepakat untuk menjadikan anak perempuan satu-satu mereka menjadi menantu, dan akan dinikahkan dengan Arvan putranya.
Tak disangka perjodohan ini membuat mereka akhirnya menjadi suami istri, namun keduanya sepakat bahwa pernikahan ini adalah bohongan, kerena mereka tidak mencintai satu sama lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elvani Yunita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Hari pertama bekerja di perusahaan
Setelah 15 menit perjalanan menuju ke kantor, dan dalam perjalanan itu arvan dan Vanny tak saling bicara. Sesekali Vanny melihat ke arah Arvan, dia menangkap sinyal ketidak sukaan dan ketidak nyamanan Arvan berada dekat dengannya.
Arvan pun memulai pembicaraan setelah keluar dari mobil.
"Kau, ikuti aku. Jangan membuat masalah disini, aku tidak mentolerir karyawan yang tidak profesional dalam bekerja, jangan mentang-mentang ayah ku yang menyuruhmu bekerja disini, kau bisa berbuat seenaknya."
"Ok tuan. kau tenang saja, selama kau mau mengajariku, aku pastikan aku bisa diandalkan untuk bekerja."
Mereka pun pergi menuju lift khusus CEO perusahaan, tak lepas dari pandangan karyawan lain yang berbisik-bisik seolah mereka heran dengan wanita yang bersama CEO menaiki lift khusus karyawan. Seingat mereka CEO tidak pernah bersama perempuan ke kantor dan menaiki lift khusus CEO, selain 2 tahun lalu ada wanita yang sering terlihat mesra bersama CEO mereka yaitu mantan terindah yang dikenal dengan nama Erika.
Dalam perjalanan menuju ruangannya, karyawan tak hentinya memberi salam seraya menundukkan kepala.
Bram adalah sahabat sekaligus kaki tangan Arvan yang sangat ia percaya.
"Bram, kenalkan ini Vanny. Dia akan menjadi sekretaris ku."
Bram pun menyalam tangan Vanny, sambil memperkenalkan dirinya.
"Saya Bram, saya adalah orang kepercayaan tuan Arvan, senang melihatmu. Semoga harimu bahagia dan pekerjaanmu pun lancar."
Arvan pun langsung mengintruksikan agar Bram segera membawa Vanny keruangannya dan memberitahukan tugas apa saja yang akan dikerjakan oleh Vanny selama menjadi sekretarisnya.
"Bram bawa dia keruangannya, beri tau apa saja yang harus dia kerjakan selama menjadi sekretarisku."
Bram pun membawa Vanny untuk memasuki ruangan khusus sekretaris CEO.
"Ini ruangan mu nona, silahkan masuk."
Vanny pun memasuki ruangan yang lumayan luas dan terdapat komputer dan beberapa kertas di mejanya. Dengan senyuman ramah Vanny berkata.
"Oya, pak Bram. Jangan panggil saya nona, panggil saja nama saya."
"Baik lah Vanny, beoleh kah saya bertanya sesuatu.?"
"Silahkan, pak Bram mau bertanya tentang apa.?"
"Saya belum pernah melihat lamaran kerjamu, dan tidak pernah melihatmu sesi wawancara. Kau tau Vanny, untuk masuk ke perusahaan ini sangat lah susah. Butuh tahapan-tahapan untuk bisa lolos seleksi menjadi karyawan diperusahaan ini. Tapi aku tidak pernah melihat mu ada disetiap tahapan itu. Bagai mana kamu bisa langsung jadi sekretaris tuan Arvan.?"
"Oh itu, saya disini di pekerjakan oleh tuan Kevin yang tak lain adalah ayahnya tuan Arvan. Dia yang menyuruhku untuk menjadi sekretaris tuan Arvan."
Vanny pun menjelaskan bagai mana ia bisa mengenal keluarga Arvan. Dia menjelaskan tentang kecelakaan yang pernah menimpa Kevin dan kemudian orang tuanya menyelamatkan Kevin.
"Jadi tuan Kevin bilang, kalau ia akan membantuku untuk menjadi wanita yang sukses yang kemudian bisa membantu kedua orang tuaku. Dia menyuruh tuan Arvan untuk mengajariku agar aku pandai dalam bekerja."
"Wah kau beruntung sekali Vanny, tak semua orang bisa berada dekat dengan tuan Kevin. Berati dia sangat menghormati mu dan kedua orang tuamu. Dia memang terkenal dingin dan kejam, tapi tuan Kevin juga adalah ayah dan suami yang baik. Dia juga akan baik pada setiap orang yang ia anggap pantas untuk mendapatkan kebaikannya."
"Aku rasa juga begitu. Setiap aku melihat kebaikan tuan Kevin, aku tidak ingin mengecewakannya, dan aku akan semangat dalam bekerja. Dan aku berharap pak Bram juga mau membantuku.
"Pasti, aku akan selalu datang jika kau membutuhkan bantuan."
Entah mengapa Bram merasa Vanny adalah sosok yang berbeda, aura positif nya seakan membawa siapapun yang berada dekat dengannya akan langsung merasa nyaman.
"Terimakasih pak Bram."
Bram pun penasaran apakah Vanny sudah tamat kuliah, atau masih kuliah. Karena Vanny terlihat masih sangat muda.
"Kamu sudah tamat kuliah, atau masih kuliah sih Van.?"
"Belum kuliah pak, saya baru saja lulus SMA. Saya ingin melanjutkan kuliah tapi masih bingung akan kuliah dimana. Soalnya tuan Kevin pun mengijin kan saya kuliah, mungkin saya akan ambil kuliah malam saja pak. Saya mau mengambil jurusan management, spertinya jurusan ini sangat cocok untuk menunjang karir saya diperusahaan ini."
"Wah ide bagus tu Van, semoga apapun yang kamu rencanakan berjalan lancar, pantesan saya lihat-lihat kamu sepertinya masih sangat muda, ternyata baru lulus SMA toh hehe. Saya dan Arvan sebenarnya sudah sahabatan sejak SMA. Di saat kuliah kita pisah, saya tetap kuliah di kota ini, sementara Arvan kuliah di Amerika. Tapi setelah dia menjabat sebagai CEO di perusahaan ayah nya, Arvan meminta saya untuk kerja bersama nya, lebih tepatnya menjadi orang kepercayaan Arvan."
"Oo gitu, tapi aku lihat bapak lebih ramah dan enak di ajak ngobrol dari pada tuan Arvan yang selalu ketus kalau bicara sama saya."
"Arvan hanya belum nyaman sama kamu, tapi kalau Arvan nyaman apalagi sayang dia akan rela mempertaruhkan segalanya termasuk nyawa nya sendiri."
"Bapak ngomong apa sih, saya kan sama tuan Arvan ngga ada apa-apa, kenapa pake bilang sayang segala.?"
Bram pun terkekeh, dia sebenarnya tau semuanya termasuk tuan Kevin yang berniat untuk menjodohkan Arvan dan Vanny, dia juga ditugaskan oleh Kevin untuk selalu menjaga Vanny dan mengevaluasi kinerjanya di perusahaan.
