NovelToon NovelToon
Pengasuh Tuan Muda Genius

Pengasuh Tuan Muda Genius

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:60.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lunoxs

Ajeng harus pergi dari desa untuk menyembuhkan hatinya yang terluka, sebab calon suaminya harus menikahi sang sepupu karena Elis sudah hamil duluan.

Bibiknya memberi pekerjaan untuk menjadi pengasuh seorang bocah 6 tahun dari keluarga kaya raya di Jakarta.

Ajeng iya iya saja, tidak tahu jika dia adalah pengasuh ke 100 dari bocah licik itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 - Terasa Begitu Manis

"Sudah jangan menangis, kami tahu ini semua karena permintaan Sean kan?"

"Kemarin kami hanya terkejut dan cemas, jadi belum bisa berpikir jernih dan hanya tau untuk menyalahkan kamu," timpal Ryan lagi.

Tapi kalimat itu bukannya membuat tangis Ajeng reda, malah semakin menangis deras.

Dimaafkan rasanya lebih pilu dibandingkan meminta maaf.

"Ajeng," panggil Oma Putri, setelah menidurkan Sean dia pun kembali turun dan melihat Ajeng yang menangis.

"Oma, maafkan aku," ucap Ajeng dengan sesenggukan.

Oma Putri tidak langsung menjawabnya, dia lebih dulu memeluk Ajeng dengan erat.

Membuat tangis gadis itu jadi semakin menjadi.

"Sudah, sudah, jangan menangis lagi, Oma bersyukur kalian sekarang sudah pulang,"

"Sekarang lebih baik kamu istirahat, besok kan minggu, biar Oma yang urus Sean pagi-pagi, kamu istirahat saja,"

"Nanti kalau keadaan mu sudah membaik, baru temui papa Reza dan minta maaf padanya, ya?"

Oma Putri bicara panjang lebar dan Ajeng hanya mampu menjawab dengan anggukan kepala.

Malam yang terasa panjang dan melelahkan itu akhirnya berakhir.

Di rumah ini Ajeng tertidur dengan sangat nyenyak, tapi tetap saja ketika waktu sudah jam 5 pagi Ajeng terbangun.

Menyelesaikan semua kewajibannya di waktu itu dan segera keluar.

Dia ingin buru-buru mendatangi kamar Sean, namun kemudian malah berpapasan dengan Ryan di tengah-tengah tangga.

Deg!

Ajeng kaget dan gugup. Masih saja merasa canggung sendiri gara-gara kesalahannya.

"Om Ryan, selamat pagi," ucap Ajeng langsung, Ajeng berada di bawah, 2 anak tangga dari Ryan, membuat pria itu sampai harus menunduk untuk melihat Ajeng.

Ryan lantas turun, mencari anak tangga yang pas agar mereka bisa saling bersitatap.

"Pagi sekali kamu bangun, bukannya Oma memintamu untuk istirahat lebih dulu," kata Ryan.

"Aku sudah banyak istirahatnya, ingin segera menemui Sean."

"Kening mu masih terasa sakit?"

"Tidak kok, nanti siang kata dokternya juga sudah bisa dilepas."

"Baiklah, nanti setelah sarapan aku akan mengajak kamu dan Sean ke taman."

Mendengar itu Ajeng tersenyum lebar.

"Benarkah?" tanya Ajeng, memastikan.

"Iya, kenapa? kamu tidak mau."

"Mau!!" balasnya dengan suara tinggi dan antusias.

Ryan bahkan sampai mengulum senyum saat melihat sikap Ajeng yang menggemaskan seperti itu.

"Tapi sebelumnya kamu harus temui Reza lebih dulu, jangan lupa untuk meminta maaf."

Senyum Ajeng seketika hilang, karena tiba-tiba dia jadi takut dipecat.

"Kenapa? kamu takut?" tanya Ryan, dia bisa melihat dengan jelas kecemasan yang tergambar di raut wajah Ajeng.

Gadis itu menganggukkan kepalanya kecil.

"Papa Reza pasti akan memecat ku."

Ryan tersenyum, pikiran Ajeng terlalu jauh pikirnya.

"Tidak, percayalah, Reza tidak mungkin memecat kamu."

"Apa iya?"

"Iya, ya sudah aku mau pergi dulu."

"Kemana? ini kan masih pagi."

"Ke dapur, ambil minum, mau ikut?" goda Ryan.

"Ti-tidak," jawab Ajeng dengan tersenyum kikuk, dia kira mau pergi kemana.

Ryan lagi-lagi mengulum senyum, pembicaraannya dengan Ajeng entah kenapa terasa begitu manis.

Ryan lantas turun lebih dulu, dan Ajeng pun langsung naik menuju lantai 2.

Sama seperti Ryan, Ajeng pun jadi senyum-senyum sendiri setelah pembicaraan itu.

Namun kemudian, senyum Ajeng langsung hilang saat di ujung tangga dia malah bertemu dengan papa Reza.

Deg! jantung Ajeng seperti mau terlepas saat itu juga.

Kenapa harus bertemu sekarang?

Aku belum siap.

Ajeng membeku dan makin jadi batu saat melihat tatapan papa Reza yang begitu dingin.

1
Sandisalbiah
dilemanya Ajeng.. mesti bahagia atau sedih
Sandisalbiah
hari ini naik jabatan ya Jeng.. mbak PACAR..
Sandisalbiah
Ajeng seketika dilema.. ada rasa gak enak hati pastinya
Sandisalbiah
modus kamu, Za...
Sandisalbiah
membagongkan.. curhatnya sama ank 6th soal sikap dan ekspresi wajah..
Sandisalbiah
hedeh.. bilang aja hati kamu gak rela kalau Ajeng beneran jd mama Sean, Ryan..
Sandisalbiah
langsung potek hati Adek, bang..
Sandisalbiah
akal si Sean.. ada aja
Sandisalbiah
papa Reza bukan bocil yg harus di temani saat cuci tangan Sen...
Sandisalbiah
jadi bapak udah 6 th tp mesti di ingatin dulu buat kasih perhatian ke ank.. wow..
Sandisalbiah
bener² manusia egois
Sandisalbiah
berasa ketemu malaikat maut ya Jeng
Sandisalbiah
setidaknya dgn fakta menyakitkan tentang mama nya Sean akan belajar menerima kondisinya sekarang dgn keluarga papa nya...
Sandisalbiah
wes... alamat.. Ajeng lagi yg bakal kena damprat ini... Nona marah atau bahkan menyakiti Sean trus di kamu ngamok alias Reza bakal ngereog ke Ajeng pastinya..
Sandisalbiah
Sean korban keegoisan org tuanya dan Ajeng jd tempat pelampiasan kemarahanya
Sandisalbiah
org tua yg egois dan ank yg jadi korban
Sandisalbiah
seka dgn sikap Ajeng yg jujur
Sandisalbiah
biasanya kalau situasinya begini tentunya para bawahan yg jd pelampiasan kemarahan dan tempatnya salah.. semoga mereka bisa sedikit empati terhadap Ajeng
Sandisalbiah
kecil² cabe rawit lho papa Reza ...
Sandisalbiah
di samperin mobil mewah takut di culik ya Jeng.. mungil sih kek bocah...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!