Seorang wanita yang suka berganti-ganti pasangan. Dia penggila pria. Dan pria tergila-gila padanya. Takdir baik apa yang akan terjadi padanya. Apakah dia akan berhenti menjadi penggila pria? Atau dia selamanya akan mempermainkan cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hwany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 33
Keesokan harinya
Kicauan burung membangunkan ku
Ruangan yanga cukup familiar bagi ku
Aku menggerak-gerakkan tangan ku. Sepertinya tenagaku sudah pulih kembali
"untung saja ini hari Minggu." gumam ku
"Kau sudah bangun?" suara Vincent menyapa ku.
"iya... " jawab ku sambil menggerakkan badan ku untuk berdiri.
"Apa sedari tadi kamu sudah disini?" tanya ku saat ku lihat dia sedang duduk tak jauh dari tempat tidur ku.
"Semalaman aku Disni?" jawab nya
"apa ? " kaget ku
"jangan salah paham, semalaman kau terus menangis." jelas Vincent
"Apa ? Benarkah?" kata ku
"mana kamu ingat." kesal nya
"Aku ingin menghajarnya, awas saja kalau aku bertemu dengannya aku akan menghajarnya." ucap ku
"hah... Bisa-bisanya kau berkata begitu. Tidak ku sangka reaksi mu akan seperti ini. setelah semalaman kau menangis aku pikir saat kau bangun kau akan ketakutan atau semacamnya. Aku rasa dia tidak akan muncul dihadapan mu. Kalau dia punya rasa malu." ejek Vincent
"Sial sekali, aku lengah kemarin.." umpat ku
"sudahlah.. Kau belum pulih benar."
"Iya juga, aku masih merasa lemas. Dia memberiku obat apa?" bingungku
"ngomong-ngomong kenapa kamu bisa menemukan ku?" tanya ku
"Aku hanya punya firasat buruk karena kamu tidak menjawab telpon ku, jadi aku bergegas ke bar Ceko. Dia ternyata pelanggan disana. Aku cukup kesulitan mencari mu. " cerita Vincent
"terimakasih sudah datang tepat waktu." ucap ku
"Aku ingin memarahi mu, tapi melihat mu menangis semalam jadi tidak tega. Kita sarapan dulu." ajak Vincent dan dia keluar.
"menurutmu kenapa aku bisa menangis ?" tanya ku dan mengikutinya keluar
"mana aku tahu? Kamu yang menangis bukan aku " jawab Vincent
"kenapa aku menangis?" tanya ku pada diri sendiri
"mungkin pengaruh minuman itu." kata Vincent.
"Dia pria paling menjijikan yang pernah ku kenal." ucapku penuh dendam.
"Apa perlu kita mencarinya untuk menghajar dia?" tanya Vincent
"yaah... Untuk saat ini, aku rasa aku tidak ingin dulu melihatnya. Aku merasa jijik pada diriku sendiri entah apa yang telah dia lakukan. Aku tidak ingin mengingatnya" ucapku sedih
"yah.... Kau harus percaya pada dirimu sendiri. Sudahlah jangan bicarakan kejadian itu." kata Vincent
Aku menarik nafas berat.
Ku Lihat Vincent sedang memanggang roti beberapa helai.
setelah itu memberi nya selai coklat.
Aku begitu santai saat berada di rumah Vincent. Apa mungkin aku sudah mulai terbiasa.
"Kenapa kau tidak kaget saat bangun ada di rumah ku?" tanya Vincent
"aku baru saja memikirkannya." jawab ku.
"apa ?" tanya Vincent
"kalau orang lain mungkin akan terkejut. Aku mungkin sudah terbiasa di rumah mu." kataku sambil tersenyum
"yah yah yah, ada apa dengan senyuman mu itu? Jangan berfikir kau bisa seenaknya datang disini." kata Vincent
"jangan salah paham. Kali ini aku harus membayar mu dengan apa?" tanya ku
"Aku akan memikirkannya dulu." jawab Vincent
"Baiklah pikirkan saja sampai berbulan-bulan." ejek ku.
Aku mulai melahap roti yang di berikan oleh Vincent
"apa ibu mu tidak pernah khawatir?"tanya Vincent
"jika dia tau aku tidak pulang, tentu dia akan menanyaiku." jawab ku
"lalu?" tanya Vincent lagi
"Aku tinggal jawab saja, aku sudah besar bisa menjaga diriku." kata ku
"hah... Kau itu benar-benar."
"Aku memang menjawab nya seperti itu. Lagian ibu ku terlalu sibuk. Dia tidak ada waktu untuk mengurusi hal kecil"
Vincent hanya diam saja mendengar jawabanku
Setelah aku melahap habis makanannya
Aku pun pamit pulang
