Wanita Kedua

Follow IG me @mhemeyyy

⤵

Kim sudah berada di kantor, berkutat dengan laptop dan berkas-berkas lainnya. Wanita itu tak sama sekali mengeluh, seolah pekerjaan adalah dunianya.

Melupakan permasalahan yang tengah terjadi di dalam hidupnya, wanita itu bahkan tak sadar ada yang mengetuk pintu.

"Nyonya!"

Mendengar ada yang memanggil, Kim mengalihkan pandang. Di sana berdiri lelaki yang tak lain adalah Chris.

Kim tetap dengan wajah dingin seperti orang lain tahu.

"Sejak kapan kau tidak sopan? Ketuk pintu sebelum masuk." ucap Kim tegas.

Chris menunduk. "Saya sudah mengetuk pintu beberapa kali, namun tak ada jawaban."

Kim menyatukan alisnya, benarkah? Apakah ia seserius itu hingga tak mendengar suara apapun.

Tak mau memperpanjang Kim langsung bertanya tentang Chris yang mengganggunya. "Ada apa?"

Kim melihat sebuket bunga mawar merah di tangan Chris. "Ada kiriman untuk anda."

"Buang saja, ambil memo yang terselip di sana."

Chris menurut, ia mengambil kertas kecil yang ada dalam buket bunga tersebut. Menyerahkannya pada Kim dan berlalu keluar ruangan.

Kim mengambil kertas tersebut, ia hanya ingin tahu saja siapa yang mengirim bunga tersebut.

'Tak perlu menyesal dengan semua yang tengah terjadi, aku akan selalu mendukungmu, Queen!

Semoga harimu menyenangkan ❤'

Hanya itu, namun Kim bisa menebak siapa orang tersebut. Namun jangan tanya ekspresi Kim saat ini, ia tetap santai dengan wajah angkuhnya.

Kim meremas kertas tersebut dan melemparnya ke tempat sampah.

Jam makan siang, Kim keluar bersama dengan Chris untuk makan siang. Banyak yang menatap Kim kagum dengan kecantikannya, ada juga yang menatapnya dengan pandangan menyedihkan... Namun bukan Kim jika ia perduli, ia bahkan tetap tenang.

Wajah angkuh yang di tampilkan Kim semakin membuat mata lelaki tertarik dengannya, walau sudah bersuami dan memiliki anak namun banyak juga yang menginginkan dirinya.

Tanpa di sangka sebelumnya, di sudut lain mata tajam Kim menangkap sosok wanita yang sangat di kenali.

"Chris!" Kim memberikan isyarat mata yang langsung di pahami oleh lelaki tersebut.

Chris meninggalkan meja tempatnya dan beralih ke meja yang ada di sebelah wanita yang di maksudkan Kim.

Ia memasang telinga dengan tajam, sesekali ia menyeringai.

Tak butuh waktu lama, Chris sudah kembali ke tempat dimana Kim berada.

"Livy berencana menyingkirkan anda, lelaki itu adalah kekasih Livy yang selama ini kita awasi."

"Klan Demon?"

Chris mengangguk sebagai jawaban.

Klan Demon adalah salah satu organisasi gelap yang menjual senjata, narkoba dan juga perdagangan manusia.

"Anda mau saya menyingkirkannya?!"

"Tidak! Biarkan saja dulu."

"Anda bisa celaka!"

"Tidak ada yang bisa menyentuhku. Apalagi tangan kotor seperti mereka."

Bisa saja Kim membumi hanguskan Klan Demon yang di maksud Chris, namun tidak untuk sekarang. Kim masih ingin bermain dengan cara yang santai, ia sedang tidak ingin berurusan dengan yang namanya senjata. Jika ia ingin mengangkat senjata mungkin saat ini ia tak akan berurusan dengan ibu dan anak itu.

Mati hanyalah jalan terakhir.

***

Di sebuah bangunan yang menjulang tinggi, bertuliskan dengan jelas nama sebuah perusahaan, Romanov Inc. Perusahaan yang menduduki urutan ketiga setelah Dimitry Inc dan Greyson Group's.

Di dalam ruangan mewah, berdiri seorang lelaki yang memiliki tubuh tinggi tegap dengan paras yang tampan, bahkan bisa di katakan sangat tampan.

Lelaki itu tak lain adalah Nick El Romanov, pemilik Romanov Inc yang terkenal tak mudah di dekati oleh wanita.

Lelaki itu mulai gencar mendekati Kim setelah tahu permasalahan rumah tangga wanita yang selalu ada di hatinya.

Bukan ingin merebut, ia hanya ingin memberi dukungan pada wanita yang masih menempati urutan pertama di hatinya.

Lelaki tampan dengan sejuta pesona itu masih setia pada cinta pertamanya yaitu Kimberly Queensa Dimitry.

Kisah cinta keduanya di mulai saat mereka duduk di bangku Senior High School, Namun sayang cinta tanpa kabar membuat keduanya berpisah dan tergantikan dengan sosok lain.

Nick yang saat itu setia tanpa mau berkomunikasi, sedangkan Kim yang realistis tentu saja dia tak mau menunggu sesuatu yang tanpa kepastian. Terlebih jarak dan waktu memisahkan keduanya cukup lama.

Sampai pada akhirnya hati Kim berlabuh pada sosok lelaki yang kini menjadi suaminya.

Menyesal? Tentu saja, namun waktu tak bisa di putar kembali.

Namun rasa yang di miliki Nick pada sosok wanita itu masih sama saat pertama kali mereka bertemu.

***

"Apalagi sekarang?" ucap Kim yang melihat suaminya ingin mendekatinya.

"Aku merindukanmu, Kim."

"Tapi aku tidak, aku bahkan muak setiap hari melihat wajahmu." balas Kim sinis.

"Kau masih istriku!"

"Kau tidak perlu mengingatkan, aku masih sadar itu."

Alex semakin berjalan mendekat, duduk di ranjang mendekati Kim yang  tengah bersandar pada kepala ranjang.

Alex sudah tidak tidur di kamar yang sama dengan Kim, Alex tidur di samping kamar utama.

Biasanya Alex masuk ke kamar utama hanya jika ia sedang mengambil sesuatu yang masih berada di kamar ini.

Saat tangan Alex ingin membelai lembut wajah istrinya, langsung di tepis dengan kasar oleh Kim. Bahkan Kim langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Don't touch me!"

"Tapi aku merindukanmu. Aku hanya ingin memelukmu."

"Ku bilang jangan menyentuhku sialan, apalagi dengan tubuh kotormu yang bekas kau pakai dengan wanita lain yang sama-sama menjijikan."

Plak!

Tanpa sadar Alex mendaratkan tangannya di pipi putih Kim hingga meninggalkan bekas kemerahan.

Kim tersenyum sinis menatap ke arah Alex yang sampai hati memukulnya, baru kali ini ia merasakannya. Api kemarahan langsung menguasai Kim, matanya berkilat penuh amarah.

Dugh!

Kim dengan cepat menghantam perut Alex hingga tersungkur ke lantai. Kim bangkit dan berjalan ke arah Alex yang masih terduduk di lantai.

Alex tertegun melihat Kim yang saat ini berada di hadapannya, tangan yang tadi di gunakan memukul Kim juga menjadi gemetar. Ia bersalah telah melakukan ini, sungguh ia tak bermaksud melukai istrinya.

"Ternyata lelaki yang pernah menikahiku tak lebih dari lelaki pengecut yang berani mengangkat tangannya pada seorang wanita."

Plak!

Kim mendaratkan tangannya ke rahang Alex hingga lelaki itu kembali tersungkur. Pukulan yang di lakukan tangan Kim tidaklah main-main, lelaki itu langsung memuntahkan darah dari mulutnya.

"Kau pikir aku akan diam saja saat kau berani melukai fisikku?! Aku juga akan membalas dengan hal yang sama seperti yang kau lakukan." ucap Kim dingin.

Alex bersimpuh di hadapan Kim. "Maaf, aku tidak sengaja. Maafkan aku!"

"Aku akan membalas setiap rasa sakitku dengan rasa sakit yang sama. Ini hanya luka fisik, namun hatiku? Kau bahkan tak akan tahu apa yang akan terjadi."

Kim berbalik dan berjalan menjauh dari Alex yang masih membeku di tempatnya.

"Jangan bermain-main dengan sebuah perasaan, karena sakit hati itu lebih mengerikan dari sekedar luka fisik yang kau terima."

🌸🌸🌸🌸🌸

JANGAN LUPA LIKE • KOMENT • DAN BERIKAN VOTE! •