Bagaikan mimpi buruk yang sangat menakutkan, Cecilia tidak menyangka hidupnya sangat tragis sekali.
Lelaki yang baru tiga bulan di nikahinya, ternyata menyukai adik tirinya.
Lelaki yang baru di nikahinya itu, bersekongkol dengan adik tirinya dan Ibu tirinya, ingin merebut perusahaan Ayahnya, dan menguasai harta keluarga Cecilia.
Cecilia bertekad akan membalas semua apa yang telah dilakukan oleh ke tiga orang itu pada keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Aku akan membalas...
Spontan Layla dan Gina Aquila bangkit dari duduk mereka, kuah sop membasahi rok Layla.
Wanita yang di dorong Cecilia ke hadapan mereka tersungkur ke lantai.
"Ini kerjaan kalian ya, ingin bermain trik lagi denganku, ingin menjatuhkan nama baikku lagi, baiklah! kalau kalian menginginkan aku sesuai dengan rumor yang kalian sebarkan itu, aku akan mengabulkannya!" sahut Cecilia dengan datar.
Tatapan matanya yang dingin, dengan cepat melangkah ke hadapan Layla.
Plak!
Tangan Cecilia menampar pipi Layla dengan kuat.
"Aaaa...!" Layla sontak menjerit dengan kencangnya, dia begitu terkejut mendapat tamparan dari Cecilia.
Tangan Cecilia dengan cepat menarik rambut Layla dengan kuat, sehingga wajah Layla mendongak ke atas dengan kencangnya.
"Aaaa...!" kembali Layla menjerit dengan histerisnya.
"Cecilia!!" teriak Gina Aquila dengan panik, "Apa-apaan kamu, lepaskan putriku, perempuan ja-lang! lepaskan Layla!!"
Gina Aquila berteriak dengan begitu kencangnya, lalu menghambur ke depan Cecilia, menarik tangan Cecilia yang menarik rambut Layla.
"Mama! tolong akuu...kepalaku sakit!" jerit Layla histeris, air matanya mengalir menahan sakit di kepalanya.,
"Siapa yang memulai kekacauan ini, bukankah kalian? ini kan yang kalian inginkan?!" sahut Cecilia dengan kencang, wajah datarnya terlihat begitu sangat dingin.
"Lepaskan putriku!!" jerit Gina Aquila dengan histeris.
Cengkraman tangan Cecilia pada rambut Layla begitu kuat, membuat Layla menangis menahan sakit di kulit kepalanya.
"Ada apa ini?!" terdengar suara Nando berjalan dengan cepat ke arah mereka bertiga.
"Sayangg...tolong aku!" jerit Layla dengan kencang.
"Lepaskan Layla, Cecilia...lepaskan Layla!!" teriak Nando dengan kencang.
"Ck! mengganggu acara saja!" dengan kasar Cecilia melepaskan rambut Layla, dengan mendorong tubuh Layla sehingga tubuh Layla terhuyung ke depan, dan hampir saja tersungkur ke lantai kalau tidak di tangkap Nando.
"Cecilia!!" teriak Nando dengan begitu kencangnya, wajahnya terlihat menggelap karena marah.
Setelah Layla di letakkan Nando duduk di salah satu kursi, pria itu dengan wajah marah berjalan menghampiri Cecilia.
Tangannya dengan cepat terangkat akan menampar Cecilia.
Tapi belum sempat tangan itu mengenai wajah Cecilia, dengan cepat Cecilia menghindar, lalu memukul tangan Nando yang terulur tersebut.
"Jangan coba-coba menyentuh kulitku dengan tanganmu itu, aku tidak suka! aku membencimu sampai ke tulang sum-sumku, cukuplah dua tahun lalu tangan sialanmu itu memukulku, kali ini aku tidak rela kalau tanganmu itu sedikit saja menyentuh kulitku!" sahut Cecilia dengan nada yang dingin, menatap mantan suaminya itu dengan wajah datarnya.
Nando terpaku di tempatnya memandang Cecilia, dia terkejut melihat Cecilia yang sudah berubah.
Dia bukan lagi Cecilia yang dia kenal dua tahun lalu, gadis yang lemah dan begitu gampang di tindas.
Apa yang sudah di alaminya di dalam penjara, kenapa dia jadi sulit di kendalikan? pikiran Nando melayang, memikirkan siapa yang telah membuat Cecilia menjadi seorang wanita yang berani.
Dan pukulan tangan Cecilia tadi, terasa begitu sakit.
Cecilia memiliki tenaga yang kuat.
"Kamu pikir aku tidak bisa melawanmu? aku akan membalaskan apa yang telah kalian lakukan padaku dan keluarga ku, akan ku pastikan kalian merasakan penderitaan yang pernah ku alami!" sahut Cecilia memandang Nando dengan mata tajam.
Mata Nando berkedip menatap mata Cecilia yang begitu tajam menatapnya, mata itu kembali terasa begitu familiar.
Walaupun mata itu terlihat marah, dan menyiratkan rasa benci yang dalam, Nando masih bisa melihat, kalau mata itu sepertinya pernah di lihatnya.
"Sayang...kepalaku sakit!" suara Layla yang terdengar menyedihkan, membuyarkan lamunan Nando.
Nando menghampiri Layla yang menangis sembari memegang kepalanya.
"Sakit sekali sayang, ini sakit sekali!" tangis Layla terdengar begitu menyedihkan, membuat Nando merasa kasihan pada Layla.
Nando mengelus kepala Layla untuk meredakan sakit yang di rasakan Layla.
"Sayang, kamu harus membalasnya, aku tidak terima, dia sudah mempermalukan aku di depan banyak orang!" ujar Layla dengan nada yang menyedihkan.
"Aku akan membalasnya, tenang saja, jangan lagi menangis!" kata Nando menenangkan Layla yang masih saja terus menangis.
Sementara Cecilia tetap berdiri dengan berani, memandang pada Gina Aquila dengan tatapan dinginnya.
Bersambung.....